15. Tak sempat terucap.

749 44 6
                                    

Seminggu telah terlewati segala suka dan duka telah berlalu, semenjak kepergian Bianca untuk selamanya. Waktu memberikan ruang untuk Anne dan Agil supaya bisa kembali menata perasaannya. Karena sejak kepergian Bianca, kalut dingin dan membisu Anne menjaga sedikit jaraknya kepada Agil.

Atas kepergian seseorang pasti tiap-tiap hati yang ditinggalkan, butuh rehat sejenak dalam dirinya untuk menyadarkan lagi bahwa dia benar-benar telah pergi, dan kau harus mengikhlaskan hal itu yang telah terjadi

    Tepat di hari ulang tahun Pertiwi, acara tahunan yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak siswa. Anne menunggu di depan gerbang sendirian, mencari-cari keberadaan Leni. Tak lama setelah 5 menit menunggu Leni pun datang bersama Aldo.

Leni turun dari mobil Aldo yang baru saja dibukakan pintunya oleh Aldo, berjalan dengan senyuman sumringahnya ke arah Anne.

"Cie, akhirnya kesampean juga bareng sama Aldo," bisik Anne menyenggol pundak Leni, turut senang apabila melihat sahabatnya juga senang.

    Leni nampak malu-malu kucing, ia memakai gaun sebawah lutut, dan heels yang tidak begitu tinggi. Begitu juga dengan Aldo yang nampak begitu maskulin dengan setelan tuxedonya.

"Yaudah yuk!" ajak Leni bersemangat, lalu menggandeng tangan Anne. Aldo mengikutinya di samping.

    Sambil berjalan menuyusuri koridor, nampak hiasan yang cantik menghiasi hari milik Pertiwi ini. Di tengah panggung ada beberapa hiasan pernak-pernik sebagai pendukung kemeriahan acara. Ada juga alat-alat musik untuk band.

    Terlihat sudah banyak siswa yang datang. Namun belum sepenuhnya memadati arena panggung. Semuanya nampak elegant dengan dresscode hari ini.

    Anne belum melihat tanda-tanda kehadiran Agil, Dandy dan kawan-kawan. Tiba-tiba Dandy datang dengan memakai kaos putih santai.

"Eh kalian ngapain di sini?" sapa Dandy, sambil membuka tasnya hendak mengeluarkan sesuatu.

"Kita lagi nyantai aja," balas Leni.

"Lo pakai pakaian ini aja?" tanya Aldo heran.

"Enggaklah, ini gue mau ngambil tuxedonya." kata Dandy, mengeluarkan tuxedo dari dalam tasnya.

"Yang lain mana Dy?" tanya Aldo.

"Lagi pada di bawah." jawab Dandy ringan.

    Lalu mereka juga memutuskan untuk kembali ke bawah bersama-sama. Leni dan Anne duduk di bangku taman, Aldo yang masih setia menemani Leni di sampingnya.

"Le, gue ke koperasi dulu ya?" izin Aldo langsung beranjak pergi ke koperasi.

    Semakin sore acara semakin meriah, mulai dari fashion show, vocal, dance, dan tarian daerah.

"Nih buat lo Le, sama buat Anne." seru Aldo datang kembali dan memberi botol minum softdrink.

"Makasih Aldo." kata Leni manja.

"Thanks ya." ucap Anne.

    Ketika Anne, Leni dan Aldo sedang duduk bersama, saat itu juga gerombolan abas Agil dan kawan-kawan lewat di hadapan Anne.

    Agil mengalihkan pandangannya ketika Anne balik melihatnya, Agil nampak sangat tampan dari biasanya. Tuxedo hitam yang menghiasi tubuh atletisnya, dan sepatu pantopel yang mengkilat semakin menambah kesan tampan-tampan dinginnya.

Putih & Abu-abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang