Prolog

10.9K 358 13
                                    

Clarissa Diandra, wanita itu kini tengah menatap aneh pria yang berada didepannya. Ia sudah tidak bisa lagi berkata-kata.

Terlihat jelas Clarissa terdiam saja menghiraukan seseorang dihadapannya. Bahkan Clarissa ingin meninggalkan tempat saat ini ia berdiri.

"Cla, ini udah siapin semua nya! Tiket, barang-barang yang lo butuhin selama disana" teriak seseorang dari jauhan dengan berlari tergesa-gesa.

Clarissa tersenyum kepada lelaki itu lalu pergi tanpa kata. Tidak ada yang ingin ia katakan.

Tidak ada lagi yang ingin dia sampaikan. Ia terlalu lelah dengan semua ini.

Clarissa berhambur kedalam pelukan orang lain. Digta Anggara. Dia adalah satu-satu nya orang yang mampu membuat Clarissa melupakan semua ini.

Kejadian itu sangat tidak bisa ia lupakan. Walau sudah lama berlalu.
***

"Lo yakin mau meninggalkan Indonesia? Cla, Belanda itu jauh loh. Lo yakin?"tanya Digta dengan serius.

"Gue serius dan gue akan baik-baik aja disana. Lagian gue juga menuntut ilmu disana. Lo gak usah khawatir"jelas Clarissa dengan senyuman.

"Cla,gue cuman gamau lo kenapa-kenapa. Itu aja. "

"Lo liat mata gue. Gue akan baik-baik aja. Dan gue bisa jaga diri gue. Satu lagi, Digta. Gue minta maaf karena----"

"Lo lupain aja semua itu. Anggap aja gue gak pernah ngomong apa-apa." Sambung Digta dengan menunduk.

"Gakpapa. Lagian, karena lo gue bisa melupakan semua nya ya meski gak mudah" kata Clarissa dengan tertawa.

"Clarissa, gue----"

"Gue pergi dulu. Jaga diri lo yaa hehe makasih untuk semuanya"sambung Clarissa yang hendak meninggalkan Digta sendiri.

Digta menarik tangan Clarissa lalu memeluknya dengan erat. Sangat erat sekali.

Ia akan berjauhan dengan cinta pertamanya. Digta tidak bisa lagi menjahili Clarissa. Kini wanita pujaannya itu telah jauh.

"Cla, gue akan selalu inget kata- kata lo. Jangan lupain gue, Cla" katanya dengan menangis.

"Gue gak akan melupakan lo. "

MENANTI SENJA   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang