Satu

5.8K 206 2
                                    

"Gue suka sama lo. Lo mau jadi pacar gue?" Kata seseorang yang tengah berdiri dihadapannya.

Bima Adiputra, lelaki itu sangat populer disekolahnya. Bahkan ia menjadi idola para wanita.

Tidak hanya itu, banyak yang mengejarnya dan berusaha untuk mendapatkan perhatiannya.

"Kamu ngomong sama aku?" Tanya Clarissa dengan polosnya. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang lelaki ini lalukan dihadapannya.

"Iya, lo mau jadi pacar gue?" Tanya bima kembali.

Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik...

Clarissa hanya diam saja. Ia tidak tahu harus berkata apa. Suasana sudah sangat sepi sekali.

Semua siswa sudah pulang sekolah. Tinggal Clarissa dan Bima yang harus menyelesaikan pekerjaan tambahan karena tidak membawa tugas.

"Kamu apaan sih, Bim. Jangan bercanda deh" kata Clarissa dengan tertawa.

"Gue serius" jawab Bima singkat.

"Kamu ngaco, Bim" kata Clarissa yang langsung pergi meninggalkannya.

Namun, dengan cepat Bima menahan tangan Clarissa. Ia ingin menunggu apa yang akan di katakan oleh Clarissa.

"Cla, tunggu. Gue serius dengan ucapan gue"

"Aku gak percaya. Kamu tidak pernah berbicara denganku sebelumnya. Lalu, kau memintaku untuk jadi pacarmu? Sangat aneh" kata Clarissa dengan melepaskan tangannya.

"Oke. Gue akan buktiin kata-kata gue barusan. "Tekad bima

Sepanjang perjalanan pulang, Clarissa memikirkan semua itu. Jujur saja ia juga menyukai Bima. Bahkan sudah sejak lama.

Bug!

Clarissa membanting sembarang tas warna biru muda itu. Ia menghela nafas sejenak.

Apa ia harus menerima dan mau menjadi kekasih cowok populer di sekolahnya?

Clarissa bukan hanya bingung, namun ia juga merasa takut jika nantinya Bima hanya bercanda. Bima tidak serius.

Suara deras hujan terdengar dari dalam kamar nya. Clarissa melihat keluar jalanan.

Ya, cuaca akhir-akhir ini memang sangatlah buruk. Hujan deras selalu saja membuat Clarissa merasa takut.

Hujan sudah membawa dia menjadi sendirian. Hujan yang menyebabkan kakak tiri lelakinya pergi meninggalkannya.

Dan tak kembali.

Sayup-sayup mata Clarissa mulai berair. Matanya seakan ingin meluapkan semua emosinya.

Ia masih belum terima dengan kejadian dua bulan lalu. Kakaknya pergi untuk selamanya. Semua karena kesalahannya.

Tak terasa pipinya mulai basah. Perlahan ia menelungkupkan wajahnya. Clarissa menangis. Mengingat kejadian yang lalu.

"Seharusnya kakak tidak usah menjemputku dulu. Seharusnya aku bisa pulang sendiri dan tidak manja."katanya dengan menangis.

Clarissa menarik napas sejenak. "Apa kakak marah kepadaku?" Sahutnya menatap langit. "Mungkin iya, karena aku anak yang manja kan? Kakk maafin aku." Kata Clarissa dengan lirih.

"Maafkan karena aku menyukai kakak. "Jelasnya dengan terisak.

***

Keesokan paginya, Clarissa terbangun dari tidurnya. Ia mengambil beberapa buku yang belum sempat ia persiapkan semalam.

Bruk!

"Aww"pekik Clarissa yang terjatuh karena tidak sampai menggapai buku itu.

Ia segera bangun tanpa menghiraukan luka dikeningnya yang tergores terkena ujung meja.

"Mama,Clarissa berangkat dulu yaa. "Kata Clarissa dengan tergesa-gesa.

"Loh? Kamu kan belum sarapan. Sarapan dulu nanti kalo sakit gimana?" Tanya mama dengan khawatir.

Sosok wanita itu bukan mama kandung Clarissa. Ia mama tiri Clarissa. Walau hanya ibu tiri, bagi Clarissa wanita itu sangatlah baik.

"Clarissa udah kesiangan, ma. Nanti kalo telat gimana?"kata Clarissa dengan panik.

"Yaudah, hati-hati yaa" kata mama dengan lembut.

Clarissa berlari tergesa-gesa menyelusuri lorong kelas yang sangat panjang ini.

"Tuhkan udah upacara. Aduh gimana yak" gerutu Clarissa dengan panik

"Pasti gue calon dihukum didepan dah. Ya Tuhan semoga saja tidak"pikirnya didalam hati.

Clarissa segera memakai topi berwarna abu-abu itu. Ia berbaris dengan mengendap-ngendap.

"Cla, lo telat lagi?" Tanya Cindi dengan heran.

"Ya lo liat sendiri kan? Gue kesiangan bangun"kata Clarissa dengan tertawa.

"Lo tau kan kelas kita jadi petugas upacara ini. Dan lo malah telat. Cla---"

"Maaf Cin, namanya juga kesiangan hehe"balas Clarissa dengan tertawa.

"Lo liat tuh, si Bima udah dari tadi diteriakin sama adik kelas. Kakak kelas juga ikut-ikutan lagi" sahut Cindi dengan kesal.

" lo cemburu ya?" Ledek Clarissa

"Bukan gitu, gue kesel aja sama si Bima yang sok kegantengan itu. Sikapnya aneh dan dingin. "

"Yaudahlah biarin aja. Udah mendingan kita upacara aja jangan kebanyakan ngobrol." Kata Clarissa dengan tertawa.

Bima, apakah kamu serius dengan ucapan kamu kemarin? Entahlah, Bim. Yang jelas aku tidak tahu apa yang akan aku katakan. Batin Clarissa didalam hati..

====
Hello.
Ada ide lagi
Mau bikin cerita yg bikin baper tapi gatau jadi apa engga.

Maapkan kalo banyak cerita yg terlantar karena kehabisan ide.

Vote and comment guys!

MENANTI SENJA   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang