Dan bagiku, bahagia bersamamu itu adalah hal yang paling sederhana.
Untuk pertama kalinya, Clarissa dan Bima jalan berdua. Sepertinya keduanya sudah mulai dekat. Tidak seperti dulu.
Perlahan Clarissa mulai mengetahui sikap Bima. Memahami sikap Bima dan menerima sikap bima. Tanpa pernah Clarissa ketahui, bima sangatlah romantis.
Kini ia berada disebuah pasar malam dekat kota. Pemandangan yang langsung melihat laut kini tengah ia rasakan.
Diatas ketinggian ia merasa bahagia bersama bima. Kini,alasan Clarissa bertahan aadalah ia takut kehilangan Bima dan begitupun sebaliknya.
Perlahan Clarissa tersenyum dengan senang. Ditatap nya wajah Bima dalam-dalam. Ia sungguh bahagia dengan keadaan seperti ini. Rasanya semua masa lalu pahitnya tidak pernah terjadi.
"Abis ini kita pulang ya?"kata Bima dengan menggenggam tangan Clarissa.
"Kenapa? Aku kan mau sama kamu. Lagian jarang kan kita jalan berdua kayak gini."balas Clarissa kecewa.
"Nanti kita jalan-jalan lagi. Oh iya, aku mau nanya satu hal sama kamu. Apa kamu pernah suka sama Digta?"
"Kok nanya nya gitu. "Kata Clarissa dengan mengerucutkan bibirnya.
"Tatapan kamu ke dia beda. Aku takut kalau kamu suka sama dia nantinya dan pergi ninggalin aku"kata Bima dengan tertawa.
"Aku engga suka kok sama dia. Beneran"balas Clarissa dengan jutek
Bima hanya tertawa saja."kalo dia nembak kamu?"
"Ya aku tolak."jawab clarissa tegas.
"Asal kamu tau,aku mencintai kamu lebih dari apapun. Bahkan melebihi diriku sendiri"kata Bima dengan lirih
Clarisaa tersenyum gembira. Apakah ini bru yang dinamakan rasanya cinta? Tidak hanya mencintai Bima, perlahan Clarissa merasakan rasanya dicintai oleh Bima.***
Tibalah ia disini. Bima mengajaknya ke area balapan liar. Kini Bima memacu kendaraannya dengan kecepaatan tinggi. Sengaja. Ia ingin membuat Clarissa semakin mengeratkan pelukannya.
Mereka tertawa bersama seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Namun disisi lain, ada mata yang memperhatikan mereka berdua. Shiren.
Perlahan ia menghampiri semuanya dan berhenti didepan motor Bima. shiren menatap tajam Clarissa dengan kesal. Ia sudah menghancurkan semuanya.
"Heh! Jadi lo yang namanya Cla-ris-sa?"sahut Shiren dengan kesal.
Bima berusah melerai Shiren. "Shiren, lo apaan sih? Kan gue udah jelasin semuanya. Kita itu udah gak ada apa-apa lagi kan?"kata Bima.
"Jadi gitu ya? Siapa yang ada disaat lo jatuh? Siapa yg ada kalo lo jenuh dengan keluarga lo? Gue bim. Bukan dia"kata Shiren dengan sinis.
"Shiren. Lo itu masa lalu gue. Dan jadi jangan ikut campur lagi. Gue salah pernah nerima lo dulu!"bentak Bima drngan kasar.
Shiren menahan airmatanya. Ia sangat membenci Clarissa. Tidak ada lagi kebahagiaannya melihat Bima. Semuanya berubah menjadi rasa benci.
"Cla, lo udah rebut semuanya. Bahkan kebahgiaan gue dan satu-satu nya orang yang gue miliki saat ini. Lo udah ngambil semuanya"jelas Shiren dengan lirih.
Disaat seperti ini apakah pantas Clarissa merasa bersalah?
Mungkin saja, merelakan itu lebih baik dibandingkan merebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTI SENJA [selesai]
Teen FictionMungkin aku ini hanya seperti balon-balon yang melayang diudara. Selalu kau lihat namun aku terasa jauh darimu