Sebelas

2.4K 128 2
                                    

Kenyataan pahit itu ketika kau sudah benar-benar menyukai seseorang. Namun orang tersebut menyukai orang lain.

Salahkah jika Digta suka dengan Clarissa? Mungkin saja tidak. Semua orang berhak bukan?

Perlahan ia harus memendam rasa cintanya. Cintanya kepada Clarissa. Semuanya ia pendam. Karena alasan yang sangat penting.

"Dari mana lo? Ketemu Clarissa?"tanya Bima dengan dinginnya kepada Digta.

Digta hanya menatap tajam mata Bima. Dia sangat kesal dengan saudara tirinya ini.

"Kenapaa? Lo gasuka kalo gue nanya itu? Kesian ya? Cinta lo bertepuk sebelah tangan" ledek Bima dengan senyuman dinginnya.

"Heh! Mau lo apa sih? Kenapa lo bersikap gak sopan sama saudara lo?" Sahut Digta dengan emosi.

"Maunya gue? GUE MAU LO DAN MAMA LO ITU PERGI DARI SINI! GUE MUAK SAMA LO!"sahutnya dengan kesal.

"Apa salah gue dan mama gue? Kenapa? Bahkan sejak awal kehadiran gue disini. Lo sama sekali gaada hormatnya! "Balas digta dengan kesal.

"Jadi lo mau gue hormatin gitu? Gimana caranya? Gue gatau tuh! Jangan lo pikir gue takut? Engga ya!"

"Maaf karena kehadiran gue dan nyokap gue lo jadi kayak gini. Gue sama sekali gak bermaksud-----"

"Lo udah ambil semuanya, dig. Lo ambil perhatian Papa gue. Dan bahkan gue sekarang udah gak di perduliin lagi. Mau lo itu apa sih?"kata Bima yang membanting pintu begitu saja.

Kini, digta hanya menatap sikap angkuh Bima. Hanya saja Bima yang tidak mengerti.

Satu jam kemudian.

Bima keluar dengan pakaian lengkapnya, ia jenuh. Ia bosan jika bertemu dengan Digta apalagi Mama tirinya itu.

Balapan. Ia lebih suka melakukan itu. Ia suka dengan kebut-kebutan. Bahkan ia lebih memilih bertaruh nyawa untuk menghilangkan kejenuhannya.

Dengan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia meluapkan segala emosinya. Ia tidak perduli dengan lampu merah. Ia bersikap semaunya.

Melupakan jika terjadi sesuatu hal yang membahayakan. Ia memacu kecepatan kendaraannya dengan tinggi.

"Wey, Bim. Kemana aja lo? Baru keliatan nih"sambut para temannya yang sudah menunggu di jalan raya.

Tidak hanya satu atau dua orang. Melainkan beberapa orang. Ya, hampir setiap hari diadakan balapan liar.

"Sorry, gue baru ada waktu."katanya dengan singkat dan datar.

"Hey, Bim. Aku kangen sama kamu"kata seorang wanita yang langsung memeluk erat tangan bima.

Shiren. Ia sudah lama menyukai Bima dan begitupun sebaliknya. Sudah hampir beberapa bulan ini mereka sangat dekat. Namun diantara mereka tidak ada status apa-apa.

"Sayang, Bima. Kamu ajak aku jalan2 dong. Kan kamu udah lama gak kesini. Aku kangenn"kata Shiren dengan manja. Sungguh tidak bagus.

"Mau kemana? Yuk naik. Aku lagi bete sama saudara tiri aku yang sok tau itu. Aku ajak keliling ya?"kata Bima dengan lembut.

"Bim, lusa aku sekolah disekolah kamu. Jadi kita bisa setiap hari ketemu kan?"

" iya dong sayang" kata Bima kembali.

Dari kejauhan, Digta menatap tajam Bima. Bisa - bisanya ia memainkan hati Clarissa yang sangat tulus menerimanya. Bahkan Clarissa lebih baik dibandingkan wanita itu.

Cla, andaikan kamu memposisikan aku sebagai Bima. Aku tidak akan menyia-nyiakan ketulusan seorang Clarissa. Batin Digta

Ps: gimana? Kasih komentar yaa hehe

MENANTI SENJA   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang