Enam

2.6K 127 0
                                    

Clarissa berjalan kedepan. Ia akan mempresentasikan karya ilmiah nya didepan kelas. Terlihat jelas wajahnya sangat gugup sekali.

Clarissa melirik kursi yang berada dibelakang sana. Bima, ia belum juga melihat Bima memasuki kelas sejak tadi pagi.

Apa iya tidak masuk sekolah? Pikir Clarissa

Clarissa mulai menjelaskan tentang karya nya. Ini adalah tugas kelompok nya bersama Bima. Ya,tugas ini diberikan sebelum mereka resmi jadian.

Clarissa yang menyelesaikan tugas ini sendirian. Jangankan meminta bantuan Bima, melihay tingkah Bima saja ia merasa takut. Takut kalau nanti Bima akan marah.

Karena Bima dikenal dengan sikap dinginnya terhadap wanita.

Namun semua itu salah, disisi lain Bima sangatlah baik yang walaupun dia bukan tipe cowok yang romantis. Buktinya banyak wanita yg mengejar cintanya.

Sayangnya hanya Clarissa lah wanita yang beruntung.

Clarissa memulai kata-katanya. "Jadi saya dan ----"

"Maaf bu saya terlambat." Sahut Bima dengan suara datarnya itu. Sontak semua siswa menatap kearah Bima.

"Ya silahkan duduk"jelas Bu Evi, guru yang mengajar.

"Maaf,bu. Saya akan mempresentasikan karya saya bersama Clarissa" kata Bima dengan dingin.

Clarissa hanya terdiam dengan apa yang dilakukan oleh Bima. Ia hanya memperhatikan Bima tanpa berkedip.

Tak heran jika ia menjadi idola. Sikapnya yang sangat dingin menyimpan karisma yang sangat besar.

"Apakah ada pertanyaan?"tanya Bima diakhir pembicaraannya.

Satu hal yang ia lihat berbeda dari Bima adalah ia mudah dalam menyampaikan sesuatu.

***

Jam istirahat
Clarissa mencari-cari dimana keberadaan Bima. Dan ia menemukannya.

Bima tengah berkumpul dengan teman-temannya. Clarissa yang hendak menghampirinya kemudian tidak jadi. Ia memikirkan ucapan Bima kemarin.

Kata-kata itu selalu saja terngiang di pikirannya. Benar dengan dugaannya. Mana mungkin Bima mencintainya.

Sama sekali tidak mungkin.

"Cla? Lo baik-baik aja? Cla. Gue mau minta maaf karena gue lupa kasih tau lo karena latihannya batal."jelas Cindi dengan merasa bersalah.

"Hmm"balas Clarissa dengan singkatnya. Ada rasa kekecewaan didalam benak nya.

"Cla, kakak gue kecelakaan dan gue harus nemenin dia dirumah sakit. Please gue minta maaf ya sama lo."

Clarissa kemudian tersenyum. "Emangnya gue marah ya sama lo? Gue gabisa marah sama lo. Soal kakak lo, dia baik-baik aja kan?"

"Dia gakpapa. Oh iya lo gak temenin Bima?"tanya cindi dengan bingung.

"Gue gak mau ganggu dia, Cin. Itu dunia dia. Beda dengan gue. Jadi gue cukup disini aja. Lagian gue gak harus ada disetiap saat ada didekatnya"jawab Clarissa dengan senyuman.

"Lo aneh, cla. Gue ga ngerti dengan sikap lo."

"Yaudah, mendingan sekarang kita makan aja dikelas, gue bawa bekel hehe"sahut Clarissa yang berjalan menuju kelasnya.

Clarissa terlihat diam saja sedari tadi. Ia fokus dengan pikirannya saja. Entah apa yang ia pikirkan. Ia sendiri juga tidak tau.

Clarissa hendak keluar dan tanpa sengaja bertemu dengan Bima. Sikapnya sangat berbeda. Ia menjadi berubah.

Clarissa hanya menatap pilu Bima. Semuanya tidak ia mengerti. Ada apa dengan Bima?

Apakah ada hal yang clarissa lakukan salah? Apakah ada hal yang tidak bima sukai darinya?

Entahlah, bahkan hingga saat ini Clarissa sama sekali tidak mengerti dengan sikap Bima.

Ia seakan sulit diraih dan untuk digapai.

MENANTI SENJA   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang