PART 14

16.6K 1.1K 50
                                    

Yuhuuu~

Oh iya, dedikasi kepada @aisrahmatus
karena dia orang pertama yang jawab dengan benar. Makasih buat teman2 yg udah mau ikutan ya...

Typo bertebaran~

Lynn yang hanya memakai kaos kuning lengan panjang dengan hotpants hitam, berjalan sendirian menyusuri Mall dekat Apartemen tempat tinggalnya. Gadis itu memasuki area food court, memilih sushi sebagai makan malamnya.

Meski memakai baju seadanya dengan rambut panjang dikuncir ekor kuda dan sendal jepit warna kuning, Lynn masih tampak cantik seperti biasanya. Wajahnya yang tanpa poles make-up justru menarik perhatian para kaum Adam. Kecantikan yang natural. Berbeda dengan gadis-gadis di sekitarnya yang memakai riasan tebal mirip tante-tante pergi arisan.

Lynn memilih cuek meski sadar dirinya menjadi pusat perhatian pria-pria itu. Banyak dari mereka yang sekedar melirik malu-malu bahkan, terang-terangan meminta berkenalan. Lynn sama sekali tidak menanggapi dan memilih berkutat dengan isi piring dan sumpitnya. Membuat satu per satu dari mereka pergi menelan rasa kecewa.

"Hai," satu suara yang tak asing menyapa Lynn.

Gadis itu menoleh ke kanan, ke asal sumber suara yang sangat dekat di telinganya. Bola matanya memutar ketika melihat wajah orang yang berani duduk di kursi tepat di sebelahnya tanpa permisi.

"Pergi! Gue males lihat tampang Lo!" kata Lynn ketus tanpa mau memandang cowok yang kini memperhatikannya dengan senyum simpul.

"Galak banget! Kita kan udah resmi jadian," sahut cowok itu enteng.

"Prettt! Ngibul lo!" cibir Lynn kejam.

Cowok itu malah tertawa melihat respon kekanakan gadis yang lebih memilih menikmati sepiring sushi ketimbang memandangnya. Ketika Lynn akan menyuapkan sepotong sushi ke mulutnya, buru-buru cowok itu memajukan wajahnya dan membuka mulutnya lebar-lebar untuk menerima suapan.

"MAURER!" teriak Lynn keki.
Manusia-masusia yang berada di sekitar mereka sekilas memperhatikan sejoli muda yang terlihat kasmaran. Padahal... beh! Jauh! si cowok mengunyah makanan dengan mata jahil sedangkan si gadis memandang si cowok dengan kesal dan bibir cemberut. Terlihat sangat kontras.

"Enak," respon Maurer dengan mulut penuh mengunyah makanan.

Tanpa permisi Maurer menegak jus jeruk yang baru diminum sedikit oleh Lynn, menggunakan sedotan yang sama. Mata Lynn membelalak lebar melihat tingkah absurd cowok itu.

"Nyangkut," kata Maurer setelah menegak separuh minuman itu. Oh, lebih! Maurer hanya menyisakan air 1 cm, terhitung dari dasar gelas.

Selera makan Lynn hilang entah ke mana. Sumpit yang tadi dipegangnya dilempar asal, tiga potong sushi yang tersisa dibiarkan begitu saja. Lynn mengambil tas miliknya lalu bangkit berdiri namun, Maurer mencekal tangan kanannya lalu menariknya hingga dia duduk kembali.

"Mau ke mana?" tanya Maurer lembut.

Lynn mengibaskan tangannya hingga cekalan Maurer terlepas. "Kepo," sahutnya asal.

"Ya, jauh-jauh dari lo lah," imbuh Lynn masih dengan jutek.

Sebenarnya Lynn tidak membenci Maurer. Tapi insiden surat itu dan Maurer yang mengaku sebagai pria beruntung yang mendapatkan suratnya bahkan, mengatakan terang-terangan jika dia menerima cintanya, membuat Lynn jengah. Menurutnya, Maurer lebih parah ketimbang Bryan yang suka menggoda gadis-gadis di sekitarnya.

"Kita kan new couple, harus mesra dong... apa lo mau kita foto box berdua?" tawar Maurer dengan kedipan mata genit.

"Lo gaib ya! Tampang aja sok cool tapi kelakuan minus. Lo mau kita pose kayak ABG labil itu? No, thanks!" tolak Lynn mentah-mentah.

I'm Not A Troublemaker #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang