PART 16

18.8K 1.2K 82
                                    

Yuhuuu~
Gimana Love Me Harder dari Kyra dan Daryl?
Rhea dan Bryan juga ada loh! Judulnya Wrecking Ball.
Baca ya... ^^

Typo bertebaran~

"Lepas! Lepasin! Lo budek ya?!" Yura meronta-ronta ketika Rhea dengan kasar mencengkram pergelangan tangannya.

Saat bel jam istirahat kedua berbunyi, saat itu juga kelima orang itu menuju kelas Yura. Rhea yang memang hanya memiliki seujung sendok rasa sabar, langsung menggeret gadis itu kasar dan mendorongnya hingga tubuhnya terbentur ke pintu. Gilby dan Xia tak bisa berbuat banyak. Tak hanya aura Kyra dan Rhea yang mengintimidasi namun, kehadiran Maurer dan kedua sahabatnya yang sama sekali tak disangka, turut menebar teror.

Maurer, Daryl, dan Bryan berdiri agak jauh. Biar Rhea dan Kyra saja yang mengurusi sesi ancam-mengancam. Tapi lawannya adalah Yura, pasti akan memakan waktu cukup lama. Rhea sekali lagi menyudutkan Yura. Namun Yura adalah petarung yang sebebenarnya. Egonya yang tinggi tak akan membiarkan dirinya bertekuk lutut semudah itu.

"Ke mana Lynn?" tanya Rhea tanpa basa-basi.

"Mana gue tahu?! Lo kira gue emaknya?!" sengit Yura.

BRAK! Rhea menendang pintu yang digunakan oleh Yura untuk bersadar keras-keras. Yura kaget. Lingkaran manusia yang penasaran dan berkumpul di sekitar mereka hanya bisa mengelus dada. Bahkan Kyra juga turut terkejut. Ingat jika emosi sahabatnya ini labil, Kyra memilih untuk diam.

"Lo mau pakai cara kasar atau halus?" tanya Rhea dengan nada berbahaya.

Yura mengangkat dagunya tinggi-tinggi, seolah tak takut sama-sekali dengan nada penuh ancaman dari Rhea. Bibirnya bungkam, membuat Rhea muak.

"Well, kenapa kita nggak bertanya dengan dua cecurut ini kalau induknya nggak mau buka mulut?" Kyra berjalan menghampiri Gilby dan Xia.

Gilby dan Xia yang telah berkeringat dingin saling berpandangan. Mereka berdua tahu jika kedua gadis itu tak ada yang bisa diajak bercanda saat ini. Keduanya melayangkan pandangan memelas pada Yura, Yura menggeleng samar, menandakan bahwa mereka harus bungkam.

Kyra berdiri tepat di depan Gilby. Mengintimidasi gadis itu dengan tatapan tajam. Gilby melirik Xia meminta bantuan tapi, Xia tak bisa berbuat banyak. Sengaja Kyra melayangkan serangannya pada Gilby karena gadis itu sepertinya memiliki banyak ganjalan yang ingin diungkapkan padanya.

"Lo pasti tahu kan ke mana perginya Lynn?" tanya Kyra pelan tapi tajam.

"Gu-gue nggak tahu!" jawab Gilby seketus mungkin.

Gilby berusaha untuk tak tampak gentar tapi, usahanya berakhir menyedihkan ketika Kyra dan Rhea melemparinya tatapan sengit. Xia menunduk, memilih untuk memperhatikan sepatu daripada kedua orang itu.

"Well, kalau dengan cara halus nggak bisa. Mari kita gunakan cara kasar..."
Wajah ketiga gadis itu memucat, terutama Yura. Dia tahu bagaimana gila dan nekatnya Rhea. Ancamannya tak pernah main-main.

"Gue ada ide! Gimana kalau kali ini kita main pakai ember? Celupin paksa muka tiga orang ini ke ember yang penuh air. Yang mau ngaku, baru kita lepas! Yang nggak ya... selamat menahan nafas! Gue nggak keberatan kalau harus nguburin jasad kalian jika kalian tetap pada pendirian kalian yang sekarang!" ancam Rhea.

"Setuju!" sahut Kyra antusias.

Lingkaran manusia di sekitar mereka terlihat semakin tertarik, seolah mereka menginginkan ancaman Rhea benar-benar dilakukan.

"Gila!" emosi Yura tak karuan. Harga dirinya sedang dipertaruhkan saat ini.

"Gue nggak takut dengan ancama lo! Lynn? Kenapa memangnya dia? Baru menghilang sebentar saja kalian berubah menjadi liar! Gue malah ingin dia hilang selama-lamanya! Mati di dasar Neraka!" cecar Yura kasar.

I'm Not A Troublemaker #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang