Mel come back!!!
Masih ada yang tungguin epilog cerita ini?
Typo bertebaran!Lynn turun dari mobil hitam yang baru saja ditumpanginya dengan senyum lebar. Setelah menutup pintu dengan rapat, gadis itu sedikit menunduk. Kaca mobil di bangku penumpang terbuka perlahan. Seorang pria tersenyum padanya, Lynn membalas senyuman pria itu. Seseorang yang selalu diharapkannya untuk tidak mengabaikan keberadaannya, kini menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Belajar yang rajin," ucap pria itu dengan nada kebapakan.
Senyum Lynn terlihat makin mengembang. Perlahan ia berjalan mundur ke belakang dengan mata tetap tertuju pada pria paruh baya yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri. Tangan kanannya melambai di udara, mengucakan selamat tinggal. Bertahun-tahun ia membayangkan rasanya diantar ke Sekolah oleh Ayahnya, dan kini... semua itu menjadi kenyataan.
Tak seperti biasanya, Lapangan Sekolah terlihat sangat ramai. Mereka membentuk lingkaran kecil mengerubuti sesuatu. Penasaran, Lynn menyeruak ke dalam kerumunan dan mendapati bunga mawar merah yang berbentuk hati. Di bawahnya banner bertuliskan 'My Lovely Lynn'. Pesan norak itu membuat kening Lynn berkerut. Panah di sebelah tulisan itu mengarah ke selatan. Lynn mendongak mengikuti arah panah.
"Target aman. Ganti!" seru sebuah suara bariton melalui walkie talkie.
"Agen 002, luncurkan!" ganti suara nyaring yang memberi pengarahan.
"Di-copy!" jawab Agen 002 bak seorang profesional.
Petasan warna-warni meluncur dengan indahnya. Suaranya sempat mengagetkan Lynn walau hanya sejenak. Dipikirnya pasti ada orang sinting yang tak tahu waktu menyalakan kembang api pagi-pagi. Lynn berbalik arah, hendak menuju kelas, tak mau ambil pusing dengan hal yang bukan urusannya.
"Agen 002, stop nyalain kembang api!" titah suara nyaring itu lagi.
Tidak ada jawaban dari agen 002, kembang api masih terus menyala.
"Bryan! Budeg ya lo?! Gue bilang berhenti! Rhea, lo ada di sana juga kan?!" teriak Kyra kesal di walkie talkie.
"Agen 003 di sini, udah dibakar semua sama curut itu! Lo mau suruh gue lempar ni kembang api ke bawah?" tanya Rhea kalem.
Kyra berdecak mendengar pertanyaan ngawur sahabatnya itu, ia beralih pada agen 001 yang bertugas di lantai 2.
"Agen 001, jalankan plan ketiga!" perintahnya.
"Siap Bu Komandan!" jawab agen 001.
Kyra memutar bola mataya bosan. Mendadak, suara keras sirine ambulance memekakan telinga seantero sekolah. Seluruh pengeras suara yang ada di Sekolah telah diaktifkan oleh seseorang. Daryl, dia yang kini menduduki ruang siaran dan secara terang-terangan membajak ruangan tersebut.
Ketua klub siaran diusir dan kini menggedor-gedor pintu dari luar. Daryl dengan santai menyandarkan punggungnya di kursi sambil bersiul senang. Tugasnya telah selesai. Omelan guru yang akan diterimanya tak sebanding dengan amukan Kyra jika dia gagal menjalankan tugasnya.
Lynn menutup telinganya dengan kedua tangannya, suara mobil Ambulance yang berlangsung selama 30 detik membuat langkahnya terhenti. Kyra menyuruh Maurer melancarkan aksinya. Gadis itu berkata 'good luck' dengan suara pelan. Maurer membalasnya dengan senyuman.
Maurer berdehem ketika telah berdiri tepat di belakang Lynn. Gadis yang baru saja menoleh itu mengerutkan keningnya ketika melihat sosok Maurer yang membawa lembaran kertas. Cowok itu menaruh beberapa lembar kertas di depan dada. Tampak tulisan 'HI' tertera di kertas paling atas.
"Apa?" tanya Lynn penasaran.
Maurer tak menjawabnya, ia malah membuang kertas pertama itu hingga Lynn dapat melihat isi pada lembar kedua. Terdapat gambar wajah seorang gadis berambut panjang dengan tulisan berhuruf kapital 'KAMU'. Lynn tampak tak mengerti tapi tetap fokus menatap kertas itu karena gambarnya sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Troublemaker #1
General FictionTiga cewek cantik, jago berantem berada di satu kelas yang sama dengan geng cowok yang mengganggu hidup mereka. Lynn, Kyra, dan Rhea harus menghadapi kelakuan Maurer, Daryl, dan Bryan yang absurd. Kyra dan Rhea yang moody, mudah emosi, mudah bt tent...