Yuhuuu~
Ada yang kangen saya?
Nggak ada? Oke. Nggak apa-apaMaurer turun dari mobilnya, berjalan memutar kemudian membuka pintu bangku penumpang. Lynn tampak tersenyum ketika menatap Maurer. Beberapa murid lain yang juga membawa mobil sendiri dan kebetulan berada di area parkir, terpaku pada kedua sosok itu. Termasuk Daryl dan Bryan.
Mereka berdua berjalan beriringan. Maurer melemparkan guyonan yang disambut dengan tawa geli oleh gadis di sampingnya. Daryl dan Bryan saling berpandangan dengan alis terangkat satu. Kedua cowok itu menatap punggung Maurer dan Lynn yang semakin menjauh dan tampak seperti sepasang kekasih.
"Mereka jadian?" tanya Daryl masih memandang punggung kedua sejoli itu.
Bryan mengangkat bahu, "gue harus minta tips penaklukan little monster sama Maurer!"
"Little monster?"
"Rhea."
Daryl tertawa keras, "kalau itu lo nggak perlu nanya Maurer, cukup nanya gue."
"Nanya lo?" Bryan memberi tatapan mengejek pada Daryl, "lo yang udah tinggal serumah aja masih dapat pelototan. Gue lihat nih ya, Kyra selalu mandang lo dengan tatapan membara!"
"Membara? Dia mupeng dapat cinta gue?"
"Najis! Membara buat hajar lo!" ejek Bryan dengan tawa yang membuat Daryl kesal.
Daryl memiting kepala Bryan dengan lengannya, "tunggu sampai Rhea tahu lo nyebut dia 'little monster', Gue pastikan 'anu' lo nggak akan bisa berfungsi besok pagi!"
"Lagipula, gue kemarin main sumo-sumoan sama dia," imbuh Daryl yang membuat wajah Bryan langsung shock.
"Waaah, parah lo! Lo nggak mungkin ngapa-ngapain dia kan?" Bryan menunjuk Daryl dengan tatapan menyelidik.
"Ngapain apa? Gue cuman main sumo-sumoan."
"Lo kasarin dia? Parah lo! Dia cewek baik-baik Ryl! Lo gila apa? Lo berdua baru tunangan! Bukan nikah!" ujar Bryan menggebu. Tidak percaya jika sahabatnya akan melakukan hal yang sejauh itu.
Daryl menggeplak kepala Bryan, "lo tuh yang harusnya cuci bersih otak lo!"
"Loh... bukannya lo berdua main sumo-sumoan?" tanya Bryan bingung, "Sumo beneran? Lo nggak kasarin dia kan?"
"Tenang aja. Gue main halus sama dia. Sangat halus," kata Daryl dengan senyum misterius.
Daryl berjalan meninggalkan Bryan yang masih terpaku di tempatnya. Otaknya sibuk mencerna arti kalimat Daryl yang ambigu. Benarkah ambigu? Atau memang dirinya yang terlalu mesum?
Ketika membuka pintu kelas, Daryl dan Bryan kembali mengeryit saat melihat Maurer yang duduk di bangkunya berhadapan dengan Lynn. Bukan hanya Lynn, ada Kyra dan Rhea yang ikut mengobrol. Mereka berempat tertawa dan tampak akrab.
Keempat orang itu pura-pura tidak mendengar bisik-bisik anak kelas X-3 yang heran karena mendadak Maurer menjadi dekat dengan ketiga gadis cantik itu. Daryl dan Bryan berjalan menghampiri mereka. Percakapan asyik mereka berhenti ketika Rhea menatap Bryan dan Kyra menatap Daryl penuh permusuhan.
Lynn dan Maurer mengikuti arah pandang mereka menggeleng pelan dan tersenyum penuh arti. Kyra segera memutar tubuhnya kembali menghadap papan tulis. Rhea yang tadi duduk di sebelah Maurer yang tidak lain adalah tempat Daryl langsung berdiri dan duduk ke tempat duduknya sendiri.
"Kok bubar sih?" Bryan kesal karena urung berbicara akrab dengan Rhea.
Maurer mengangkat bahunya, Lynn terkikik geli, Rhea dan kyra memilih tidak mengacuhkan mereka dengan pura-pura membuka buku pelajaran dan membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Troublemaker #1
Fiksi UmumTiga cewek cantik, jago berantem berada di satu kelas yang sama dengan geng cowok yang mengganggu hidup mereka. Lynn, Kyra, dan Rhea harus menghadapi kelakuan Maurer, Daryl, dan Bryan yang absurd. Kyra dan Rhea yang moody, mudah emosi, mudah bt tent...