PART 4

29.9K 1.8K 71
                                    

Foto di atas adalah Kyra.

Hari ini adalah hari MOS terakhir yang diadakan SMA Acantha. Murid-murid dipersilahkan masuk pukul 5 sore untuk menikmati api unggun dan acara penutupan perpeloncoan. Lapangan sekolah tempat berkumpulnya para panitia dan siswa-siswi baru tadinya lenggang, kini mulai dipenuhi oleh anak-anak manusia yang antusias untuk mengakhiri aksi peloncoan yang nyaris membuat urat malu mereka putus.

Maurer, Daryl dan Bryan sudah berada di tepi lapangan sibuk bercanda ria dengan Jarvis.

Memperlihatkan keakraban mereka. Banyak mata memandang mereka dari jauh memperhatikan wajah-wajah tampan yang akan menghiasi hari mereka di Sekolah ini nantinya.

Rhea baru saja datang dan memarkirkan mobil Ferrari merahnya di parkiran mobil yang telah disediakan sekolah Acantha. Dia memang sudah merencanakan akan membawa mobil sendiri tanpa sopir ketika masuk SMA walau masih tidak memiliki SIM. Gedung parkiran berada di gedung yang terpisah dari bangunan SMA Acantha namun dihubungkan oleh sebuah lorong yang memudahkan siswa-siswinya untuk menuju gedung parkiran.

Kyra yang sudah sampai duluan di sekolah kini sibuk bersenda gurau dan berkenalan dengan teman-teman sekelasnya yang lain, tak sedikit pula anak-anak cowok sibuk menggodanya untuk memperoleh Pin BBM atau ID LINE miliknya. Berhubung yang meminta adalah teman sekelas dengan ikhlas diberikannya Pin dan ID miliknya, juga punya Rhea tentunya. Mata Maurer dan geng-nya selalu tertuju pada Kyra. Gadis itu seperti magnet yang menarik perhatian sekitarnya. Banyak yang berdecak kagum akan kecantikannya tapi tak sedikit pula yang iri.

Rhea yang sudah turun dari mobil dan berjalan menuju lorong dihadang oleh seorang laki-laki berotot dengan tinggi 178 cm yang menggunakan seragam dari SMA lain. Rhea berjalan ke samping kanan mengindari cowok itu tapi cowok berbadan tegap itu mengikuti langkahnya, sengaja menutupi jalannya. Lalu Rhea berbalik berjalan menuju sisi kiri tapi cowok itu mengikuti dan menghadangnya lagi. Rhea yang mudah marah tentu saja langsung menatap wajah cowok itu dengan pandangan yang tidak senang.

"Minggir Lo!" hardiknya tajam.

Cowok itu tak mengacuhkannya, malah melipat tangannya di dada lalu tersenyum mengejek padanya. Rhea yang merasa tidak kenal dengan cowok ini menatap cowok dihadapannya ini dengan wajah bingung.

"Cantik banget Lo! Mau dong jadi cewek Gue setelah Manda? " tanya cowok itu dengan pandangan mesumnya.

"To the point aja deh. Apa mau Lo?!" tanya Rhea tidak sabar.

Cowok itu malah tersenyum lebar lalu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Disentuhnya pipi kanan Rhea dengan lembut tapi Rhea menepisnya.

"Bener, Gue mau Lo jadi cewek Gue kok! Tapi sebelumnya Gue mau kasih Lo pelajaran dulu karena uda buat cewek tersayang Gue malu di depan umum," jawab cowok itu dengan tampang sok.

"Kapan Gue mempermaluin cewek Lo?" tanyanya datar.

"Di depan kelas sayang... hari pertama MOS. Lo sama temen Lo yang satu lagi ngetawain dia tapi malah dia yang ditegur," jelas cowok itu masih dengan tatapan mesum miliknya.

Rhea tampak mengingat-ingat kejadian pada saat MOS hari pertama itu. Sejujurnya dia bahkan sudah lupa dengan wajah Manda. Tetapi melihat wajah sok di depannya yang seolah meremehkan, Dia langsung teringat pada sosok seorang Kakak kelas berwajah jutek.

"Ohh... inget Gue! Kenapa emang?" tanyanya dengan wajah tanpa dosa.

"Gue mau kasih lo pelajaran! Tenang aja habis Lo, Gue akan cari teman Lo yang satu lagi. Enaknya Lo gue apain ya?" tanya cowok itu sambil pura-pura berpikir keras.

Tanpa memperdulikan cowok sinting di depannya Rhea melanjutkan langkah kakinya, tapi baru saja berjalan selangkah, cowok itu sudah memegang dan menarik tangan kiri Rhea kebelakang. Dengan cekatan Rhea membalik badan dan menendang pinggang pacar Manda kuat-kuat hingga dia terjengkang di aspal.

Dengan segera cowok itu berdiri, tidak menyangka akan mendapat serangan dadakan. Setelah mengumpat Rhea sepenuh hati dia berjalan menghampiri Rhea, hendak melayangkan sebuah pukulan di pipi kirinya tapi, dengan sigap Rhea menangkap tangan itu lalu menarik cowok itu hingga berada di jarak yang amat dekat dengannya. Tanpa dikomando, menggunakan lutut kanannya dia menendang dua kali perut cowok itu hingga menunduk. Lalu dengan sikut kanannya dia menghantam bahu cowok itu hingga jatuh di tanah.

"Gitu doang Lo? Gue saranin, nggak perlu Lo sok-sokan jadi super hero Manda! Dan satu lagi Gue kasih tau sama Lo, jangan cari gara-gara lagi sama Gue atau Lo tahu akibatnya!" Ancam Rhea sembari pergi meninggalkan cowok Manda yang tengah meringis kesakitan.

Saat berjalan di tegah-tengah lorong tiba-tiba saja sebuah tendangan keras mendarat di punggungnya. Tentu saja Rhea jatuh terjembab. Rhea menatap penuh amarah pada sosok yang tadi telah dipukulinya kini, tengah tersenyum penuh kemenangan. Dipikirnya cewek tetaplah cewek lebih lemah dari cowok! Tapi rasanya dia telah salah memilih lawan.

Segera Rhea bangkit berdiri, setengah berlari dia menghampiri cowok Manda yang masih meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. Dilayangkannya satu tendangan memutar tepat di pipi kanan cowok itu hingga dia jatuh menatap tembok. Tak puas sampai di situ Rhea mencengkram krah baju cowok itu lalu menghadiahinya pukulan bertubi-tubi di wajahnya.

Setelah puas melihat wajah bengkak dan darah keluar dari sudut bibir laki-laki itu kini ganti ditendanginya perut cowok itu hingga dia lemah tak berdaya. Setelah yakin kalau laki-laki itu sudah tak berdaya diseretnya tubuh cowok labil itu menuju lapangan Sekolah yang kini sudah dipenuhi oleh seluruh siswa-siswi.

Sepuluh menit lagi acara akan dimulai tapi Kyra tak melihat sosok sahabatnya sama sekali. Sesekali dia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah mencari batang hindung Rhea. Bryan yang berdiri di dekatnya langsung menghampiri Kyra dengan senyum mengembangnya seperti biasa.

"Kyra... cari siapa? Kok dari tadi tengak-tengok nggak jelas?" tegurnya sambil menatap wajah Kyra lekat-lekat.

"Rhea," jawabnya cuek sambil masih melihat keadaan sekeliling.

"Kan udah ada Bryan di sini... Kyra nggak usah cari Rhea lagi dong," Godanya.

Semerta-merta Kyra menatap wajah Bryan tepat di manik matanya namun sedetik kemudian dia mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Dingin banget sih? Gini deh, biar lo nggak BT gue kasih lo lawan yang bagus,"

"Maksud lo?" tanya Kyra bingung sambil mengernyitkan dahi.

"Itu tu.. ada cewek yang dari tadi lihat tampang Lo kayak pengen makan Lo sampai nggak bersisa," jawab Bryan sambil menunjuk arah Manda yang duduk tak jauh darinya menggunakan dagunya.

Benar saja, Manda menatap dirinya dengan tatapan penuh benci seolah ingin menerkam Kyra hidup-hidup.

"Dia cuman ngeliatin doang. Nggak ngapa-ngapain Gue kok," sahut Kyra santai.

"Ohh... jadi tunggu diapa-apain dulu nih?"

Kyra tak menggubris omongan Bryan, matanya malah sibuk menatap satu titik tepat dihadapannya dengan terkejut.

"Oh My God!" desisnya pelan tanpa mengalihkan pandangannya terkejutnya sedikitpun dari sosok itu.

◆◇◆◇◆

I'm Not A Troublemaker #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang