Chapter 3

2.4K 137 0
                                    

Pertengkaran Amanda dan Ben, membuat Mellissa pusing. Di satu sisi, Ben curhat tentang kekesalannya pada Amanda. Di sisi lain, Amanda juga bercerita tentang perasaan menyesalnya. Ia bingung harus bagaimana menghadapinya. Hingga pada saat yang bersamaan, Amanda dan Ben menelpon ke handphonenya.

Di sekolah, Ben dan Amanda terus saja berperang dingin. Mereka saling diam, bahkan tak jarang saling membuang muka. Mereka juga memperebutkan Mellissa yang kini tengah bingung memilih salah satu dari mereka.

"Mel, ke kantin sama gue, yuk!" Ajak Ben kepada Mellissa.

"Mel, gimana kalau kita makan di tangga aja? Kalau lo gak mau juga gapapa sih, gue bisa ajak yang lain," kata Amanda sambil berpura-pura tidak melihat Ben.

"Hufffhhtt... Bisa gak sih kalian berdua gak usah gini? Gue pusing tau gak?!" Celetuk Mellissa sambil pergi meninggalkan Ben dan Amanda. Ia malah makan bersama Windy, di dekat taman.

Perasaan Mellissa campur aduk. Ia merasa sedih, karena kedua sahabatnya itu tak bisa bersikap dewasa sedikit. Padahal, biasanya dialah yang bersikap seperti anak kecil.

"Man, Ben, kalian kapan sih baikan? Kapan sih kita bisa main bareng lagi? Gue bete tau gak sih liat kalian gini terus," ucapnya dalam hati sambil berharap-harap Ben dan Manda akan baikan.

Butuh waktu seminggu untuk Ben, sebelum ia benar-benar memaafkan Amanda. Tetapi, memorinya akan pertengkaran itu masih belum dan mungkin tidak akan pernah pudar.

My FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang