Chapter 1

5.3K 202 5
                                    

Ben baru saja masuk ke dalam kelasnya ketika dirinya mendapati Mellissa tengah berjalan masuk ke dalam ruangan itu.

"Heii, selamat pagi," sapa Ben sambil mengusap-usap kepala Mellissa pelan.

"Ah, hai, Ben," sapa Mellissa balik kepada Ben sambil tersenyum manis kepadanya.

"Pagi Ben!" seru Amanda dari balik pintu kelas.

"Pagi, Amanda!"

Ketiganya, Ben, Mellissa, dan Amanda saling sapa, seperti biasanya. Mereka bertiga adalah sahabat, dimana persahabatan mereka membuat para murid lainnya di kelas mereka merasa iri. Pasalnya, Ben memang termasuk dalam jajaran cogan, sehingga tak jarang para siswi merasa kesal dan iri kepada Mellissa dan Amanda. Selain itu, Amanda dan Mellissa pun juga termasuk gadis most wanted yang cantik dan juga manis sehingga tak sedikit kaum adam yang mencoba untuk mendapatkan hati mereka.

Namun, hal paling menyenangkan dari persahabatan mereka bertiga ialah sikap mereka yang bagaikan kakak beradik.

"Eh, nanti sore ketemuan yuk, di cafe biasa, jam 5 ya!" Ajak Ben kepada kedua sahabat karibnya itu.

"Ayo! Kita seru-seruan bareng di cafe!" Seru Mellissa riang.

"Eh boleh tuh! Kebetulan gue juga lagi gak ada jadwal buat pemotretan sore ini," sahut Amanda sambil tersenyum.

"Ok, di cafe biasa nanti sore jam 5, ya!"

Kriiiiinggggg.........

Bel panjang berbunyi, tanda pelajaran hari ini akan segera dimulai. Ketiga sahabat ini langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing hingga pelajaran dimulai.

***

Kriiiiinggggggggg.....

Tak terasa, pelajaran hari ini telah berakhir. Sekarang, waktunya para murid untuk pulang.

"Eh guys, jam 5 di cafe biasa, ya! Inget, jangan lupa lho, Mel!" Ingat Ben tegas.

"Haha, iya tenang aja, bro!"

Terlintas kembali kejadian berbulan-bulan lalu, kejadian dimana Mellissa begitu ceroboh hingga ia lupa untuk pergi ke cafe. Ben dan Amanda sudah menunggunya berjam-jam, tetapi ia tak kunjung datang. Hahaa..

***

Pukul 5 sore, Rodeo Cafe ...

Ben datang pertama. Ia memilih meja untuk tiga orang, di balkon cafe yang langsung mengarah pada jalan utama. Ia tau, kedua sahabatnya paling menyukai tempat duduk ini, dimulai sejak pertama kali mereka nongkrong bareng, hingga saat ini.

"Eh, Ben! Udah lama?" Seorang gadis muncul dari tangga, menuju meja yang sedang ditempati Ben.

"Belom kok, Mel. Paling baru 10 menit," jawab Ben.

Mellissa duduk di sebelah kanan Ben, kursi favoritnya sejak dulu. Entah kenapa, ia sangat menyukai tempat duduknya itu, hingga terus menerus duduk disana.

Drrrtttt... Drrrrtttt... Drrrrttt....

Ponsel Mellissa bergetar dari dalam kantong celananya.

From: Amanda
Mel, lo dan Ben udah sampe di cafe?

From: Mellissa
Udah, Man. Lo cepet kesini yaa

From: Amanda
Justru itu, Mel. Supir gue tiba-tiba sakit, jadinya gak ada yang anter gue kesana :( Lo tolong minta Ben jemput gue dong!

Apa? Amanda meminta Ben menjemputnya?
Apakah ini hanya alibi belaka, agar ia dan Ben dapat jalan berdua?
Ah, sudahlah, Mellissa, jangan negative thinking begitu.

"Ben, Amanda minta lo jemput dia di rumahnya, katanya supirnya sakit," papar Mellissa pada Ben.

"Oklah, lo tunggu disini Mel?"

"Iyalah, mana mungkin kita mau naik motor bertiga!"

"Yaudah, lo tunggu disini diem-diem ya, Mel!"

Ben tersenyum, lalu segera turun dan menuju ke motornya, hendak menjemput Amanda.

Amanda menyukai Ben. Mereka memang pasangan yang serasi. Amanda begitu cantik dan Ben begitu tampan. Iya, mereka adalah pasangan yang sangat cocok.

Tak seperti diriku, aku hanyalah seorang gadis childish yang tak tau diri mengharapkan cinta Ben.

My FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang