Terpaksa

54.1K 1.8K 10
                                    

Putar lagu di mulmed ya^^

Lagu itu mengingatkanku kepada someone:)

***

Seila PoV

Akhirnya aku berada di ruangan bossku dan duduk di sampingnya sambil menyuapinya dengan keterpaksaan. Aku menyuapinya dengan ogah-ogahan.

"Pelan-pelan dong nyuapinya. Sakit mulut saya," ujarnya dengan mata yang menatapku sinis. Tetapi tak ku hiraukan tatapan serta ucapannya itu.

"Dasar kayak bayi besar," gumamku tiba-tiba, tanpa memikirkan risikonya nanti.

"Apa? Kamu mengatai saya seperti bayi besar?" tanya bossku dan ia langsung menghentikan pekerjaannya kemudian, ia menoleh ke arahku.

Huh! Itu telinga mirip telinga gajah (dengar melulu).

"Ngga kok, Pak. Mungkin bapak salah dengar," jawabku sopan. Padahal di dalam hati jengkelnya setengah hidup dan memaki-maki itu boss sialan.

"Oh. Tapi, perasaan telinga saya masih normal," ujarnya sembari mengorek telinga dengan jari telunjuknya.

'Ih jorok banget itu boss,' gumam diriku.

"Terus tadi saya mendengar itu--" Pertanyaannya terputus karena, langsung ku jejali mulutnya dengan makanan ini.

Akhirnya dia melanjutkan pekerjaannya. Untung saja dia tidak protes. Dan cuma beberapa suap makanan kita berdua abis.

Kok cepat? Yaiyalah kan kita makan 1 sendok yang sama. Alias 1 sendok berdua. Biarlah dibilang jorok apa tidak. Yang penting dia tidak mengetahuinya atau dia pura-pura tidak tahu. Aih i don't know.

***

Sore Hari

Sekarang sudah mulai malam, tepatnya jam 5 sore tiba. Semua karyawan sudah pada pulang. Yang masih ada di sini karyawan yang lembur dan satpam yang jaga malam. Xixixi.

"Pak saya pulang dulu, ya. Jam kerja saya sudah habis." Diriku pamit kepada bossku itu.

"Sebentar dulu. Saya mau beresin ini dulu," katanya.

Lah???

Aku bingung ditambah tercengang. Dia berbicara denganku atau dengan setan? Walau diriku tak tahu dia berbicara dengan siapa tetapi, diriku tetap menunggunya di sini.

"Kenapa--" Ketika aku mau berbicara dia langsung menarik tanganku.

'Cepat sekali dia,' batinku. Entah dia terlalu cepat atau aku yang terlalu banyak meruntuki dirinya.

"Eh, bapak--"

"Panggil Leo saja. Lagi pula jam kerja kamu sudah habis kan?" tanyanya. Aku hanya bisa menganggukkan kepala karena, jika sudah malam diriku sudah mulai lemot dengan arti tak mengerti apa yang orang ucapkan. Kemudian, aku dan dia berjalan menuju parkiran.

"Masuk." Aku di dorong olehnya untuk masuk ke mobil.

Wah!!! aku sudah mewanti-wanti takut aku di apa-apakan. Tidak bermaksud untuk su'udzon atau negative thinking tetapi hanya waspada. Kata orang di sekitar kantor boss baruku itu berasal dari negara barat. Kalian tahu kan orang barat seperti apa?

"Pa-- Leo!!!" panggilku.

"Hm." Dia hanya bergumam.

"Kita-- Maksudnya saya mau dibawa ke mana?" tanyaku.

Secretary and Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang