Keputusan Tepat

34.8K 1K 9
                                    

"Em, Seila---" Jawabanku terpotong ketika mendengar bunyi--

*Pranggggg*

***

Aunty PoV.

Aku bertanya tentang apakah dia mau berangkat ke sana bersamaku. Ketika ia ingin menjawab ada suara yang membuatku kaget. Aku pun menoleh ke asal suara tersebut.

"Hehehe-- Maaf saya telah mengganggu kalian." Ucap Aldo si pelayan tengik itu. Emang nyebelin ya tuh anak, lagi serius malah ganggu saja.

Kulihat Seila malah bangkit dari tempat duduknya dan membantu Aldo membersihkan pecahan piring itu.

Aku hanya bisa menunggu dengan memainkan ponselku serta memakan pancake dan menyesap minumanku.

Aku melihat pemandangan diluar jendela. Ternyata orang - orang sibuk berlalu lalang kemudian tiba - tiba hujan deras. Aku hanya menikmati hujan itu.

***

Aldo PoV.

Aku mengambil piring - piring kotor dari meja yang sudah tidak diisi pelanggan. Dan aku membersihkan meja tersebut.

Dengan enaknya waktuku antarkan kartu nama itu ke atasanku dia hanya mengangguk dan mengijinkan Seila untuk mengobrol dengan wanita paruh baya tersebut.

Setelah aku selesai membereskan meja yang satu ke meja yang lain. Aku ingin membawa piring kotornya itu ke dapur tetapi aku mendengar pembicaraan dari meja yang di tempati oleh Seila dan itu membuatku syok sekaligus kaget.

Apa Seila akan pergi ke Jerman?

Aku benar - benar tidak menyangkanya. Secara tidak sadar aku menjatuhkan piring yang berada di tanganku. Sekarang aku menjadi tontonan para pelanggan. Hufftt--

Aku hanya cengar - cengir dan meminta maaf. Kemudian kurasa Seila mendekat ke arahku membantu aku membersihkan pecahan ini. Kudengar yang terakhir kali dibicarakan Seila belum dia jawab.

Alhamdulillah. Ucapku dalam hati.

Mengapa aku mengucapkan seseperti itu? karena aku sebenarnya juga menyukai gadis itu. Ya dia adalah Seila. Tapi aku pikir, aku tidak pantas untuk mendapatkannya jadi, aku hanya memendamnya.

***

Seila PoV.

Aku sedang berjaga di meja kasir. Aku belum mengasih jawaban ke aunty. Ditengahku melamun ada pelanggan yang mau bayar.

Kulihat dia menyerahkan struk pembayaran sekaligus uang yang harus dibayarnya.

"Kelebihan, b--" Aku kaget ternyata yang sedang bayar itu aunty.

"Eh tan, uangnya kelebihan." Kataku sopan.

"Gapapa ambil aja kembaliannya." Ucap aunty. Aku pun menerimanya dan memasukkan ke dalam kasir.

"Terima kasih aunty." Ucapku.

"Masama. Ohiya bagaimana jawabannya?" Tanyanya. Yaampun ini aunty ingetannya tajem banget sih.

"Ehm-- Seila ikut deh tante." Ucapku perlahan.

"Bener? Yaudah makasih banget ya cantik. Kalau gitu tante pergi dulu ya. Jangan lupa 2 minggu lagi." Jelasnya panjang lebar. Aku hanya mengangguk.

Secretary and Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang