Ardi PoV.
Aku diajak masuk oleh Seila. Dan aku disuruh duduk dulu di ruang tv.
"Di, gue ke belakang dulu bentar ye." kata Seila.
Aku hanya menganggukkan kepala. Aku melihat - lihat ruangan ini.
"Masih sama seperti aku datang pertama kali." Fikirku.
Setelah melihat mengintari ruangan ini. Aku memutuskan untuk menonton tv saja. Setelah 15 menit Seila pun datang lagi.
"Oi-- Di." Dia memangilku seraya menepuk punggungku.
Aku sedikit terlonjak kaget. Karena, aku sedikit merenung.
"Bikin kaget aja lu Sei----" Ucapanku terhenti, aku melihat ada 3 gelas jus dan 3 mangkok bubur.
"Eh itu ada ilernya lu, Di." Kata Seila meledekku.
"Dasar lu, Sei. Gua belom makan waktu berangkat kesini. Ini buat gua kan?" Tanyaku.
"Lu kek belom makan 1 bulan aja. Bukan kok itu punya gue ama Citra." Jelasnya.
"Tapi kok ada tiga?" Aku pun heran.
"Bhahaha-- Iyeiye itu ada buat lu juga." Ucapnya sambil tersenyum.
"Muka lu tadi melas amat." Bisik Seila.
Berhubung telingaku normal aku berkata, "Hah? Lu bilang muka gua melas?."
"Eh? kedengeran ya." Dia gak menyangka.
"Sebagai hukumannya lu harus terima---." Aku mengancam.
"Kyaaaaa--- Aduh-- stop-- Ardii-- Guee-- Gel-- Geliii." Dia memintaku untuk berhenti.
Aku terus mengelitikinya tanpa ampun.
"Please Ardi-- Ardi ganteng deh." Aku langsung berhenti mengkelitinya.
Dan Seila pun langsung berlari menghindariku. Aku tersadar setelah dia teriak, "Citra--- Tolong gueee. Gue diserang sama monster tercinta lu."
***
Citra PoV.
Aku kaget tiba - tiba si curut teriak sambil berlari menghampiriku. Udah bilang si cucunguk apa? "Monster tercinta gue." Aku geplak saja tuh kepalanya dengan sisir yang ku pegang.
Pletakk*
"Adaw--" Dia meringis kesakitan sembari mengelus kepalanya. Dan kulihat Ardi ikut menghampiri kami.
"Sorry ya Sei--" Ucapku dan Ardi bersamaan.
"Cie barengan nih ngomongnya--"
*PletakkKami berdua menjitak kepala Seila.
"Aduh mukul gue bareng juga lagi. Bisa benjol kepala seksi gue. Gue cabut dulu deh. Mau ke resto." Jelas Seila.
Citra yang cantik ini mau memberitau-- (Wlee bahasa lu cit) . Kalau Seila memang memiliki pekerjaan sampingan dihari Sabtu dan Minggu. Aku juga heran apakah dia gak capek kerja nonstop?-_-"
Udah pernah aku tanya tapi dia hanya menjawab, "Cuma sebetar ini jelek, lagian lumayan buat nambahin uang." Udah nanya baik - baik di jawab gitu. Sekarang aku dah gak peduli lagi. Serah dia aja.
"Gue mau minta mangap udah getok pala lu--"
"Gua juga Sei, maap ye udah ngelitikkin lu." Aku dan Ardi berbicara barengan lagi.
"Arrrgghh-- Lu ngikutin gue mulu." Aku yang udah kelewat kesel.
"Udah deh Cit. Mungkin lu jodoh ama dia. Bye Citra, bye Ardi." Seila mengecup pipiku dan pipinya Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary and Perfect CEO
RomanceStarted: 3 Juni 2015 Finish: 26 September 2016 07012018 #927 in Roman 18082018 #1 in Love Kisah seorang perempuan yang lulus dengan cepat di universitas nya yaitu 3,5 tahun. Hingga ia bekerja di suatu perusahaan ternama, dengan boss yang berdarah ba...