Reuni

37.7K 1.2K 13
                                    

All Of Me. Cause All Of You ·> Dering telfon Aunty terdengar.

"Halo.. Ada apa Le?" Tanya Aunty menyebut nama Leo. Aku jadi deg - degkan dan keringat dingin mengucur ke kulitku.

***

Deby PoV.

Ohiya aku sekarang berada di kafe yang sudah dijanjikan. Dan sekarang aku sedang bersama gadis yang sangat digilai oleh keponakanku.

Sampai - sampai hal sepele membuat keponakanku itu sakit hati. Emang aneh ya kelakuan anak zaman sekarang.

Ketika aku sedang menjahili Seila tiba - tiba Leo menelfon.

Lalu ku jawab saja.

"Halo.. Ada apa Le?" Jawabku.

"Aunty ada dimana?" Terdengar suara ditelfon.

Kok dia suaranya seperti itu. Dan... Mengapa seperti ada musik dugem di belakangnya.

"Le, lu sadar atuh.. Kenapa lu malah kesini coba." Ada suara temennya Leo dengan suara sedikit mendesah pasrah.

"Le, kamu kenapa?" Teriakku di telfon.

*Tutt *

Telfon tertutup sendiri karena, tidak ada yang menjawab.

"Ada apa tan?" Tanya Seila mungkin dia heran melihatku gelisah seperti ini.

"Tante juga gak tau sayang." Ucapku.

"Sei, kita ke kantor sekarang!!"

Kemudian kita berjalan menuju kantor dengan mobilku.

***

Seila PoV.

Aku panik melihat tante gelisah seperti itu. Aku malah diajak tante kembali ke kantor.

Ketika sampai di kantor tante langsung berlari masuk ke ruangan pak adrian.

Yang terdengar hanya tangisan tante lalu, suara tawa pak Adrian. Aku yang kebingungan lebih memilih kembali ke ruanganku.

Aku merenung, kenapa bisa seperti ini.?

Dengan awal mula aku masuk ke kantor ini lalu, aku bertemu dengan Leo. Kemudian, kita berteman walau kita sering berantem. Akhirnya, malah seperti ini.

*Kringgg

"Halo... Apa ini dengan Seila.?" Tanya orang di telfon.

"Ya saya sendiri. Ini dengan siapa ya?" Tanyaku.

"Ini saya Alex. Saya temannya Leo. Saya cuma mau ngabarin kalau Leo tadi mabuk. Tolong bilangin ke auntynya Leo ya. Terima kasih--" Telfon diputus begitu saja.

*Tuttt

Yaampun, mengapa semua orang ketika telfonan bersamaku selalu diputus begitu saja. Hufftt.. aaku kezel sama orang yang seperti itu.

"Arghhhh..." Daripada seperti itu aku lebih baik menyampaikan kabar ini ke aunty Deby saja lah.

Lalu ku berjalan menuju ruangan pak Adrian.

Secretary and Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang