Honeymoon (Part 2)

5.9K 247 3
                                    

Perjalanan dari Tokyo ke Kyoto sekitar 2 jam 40 menit menggunakan Shinkansen super express. Saat tiba di Kyoto seorang supir sudah menunggu kami. Kata Ken, supir ini orang suruhan obaa-san* yang akan mengantar kami ke rumah obaa-san.

Rumah obaa-san sangat besar dan luas. Rumah ini didominasi warna coklat dan hitam. Pada halamannya terdapat Tsuboniwa* yang berisikan beberapa pohon dan bunga serta sebuah kolam kecil di bagian kiri.

Begitu masuk ke dalam, langsung terdapat genkan*. Aku pun meletakkan sepatu di getabako* dan memakai sendal rumah yang telah disediakan. Rumah ini kebanyakan menggunakan kayu, khas rumah penduduk jepang pada umumnya.

Tiap ruangan dipisahkan oleh sekat. Ditengah rumah terdapat Nakaniwa*. Disetiap sudut rumah juga terdapat pot yang berisi pohon kecil. Pelayan yang ada dirumah tersebut dengan sigap membawa koper kami dan menunjukkan dimana kamar yang akan kami tempati.

Kamar ini lumayan luas. Tidak ada tempat tidur, sebagai gantinya ada futon*. Lemari baju tertata di pinggir kamar. Disudut ruangan ada washiki* dan ada sekat yang di dalamnya berisi kamar mandi yang bisa digunakan untuk berendam.

"Nyonya sudah menunggu di Washitsu." Pelayan tersebut kemudian pamit setelah menunjukkan kamar kami.

Kami segera pergi menemui obaa-san. Washitsu adalah ruangan serba guna beralaskan tatami dalam bangunan tradisional Jepang. Obaa-san tersenyum ketika melihat kami.

"Sobo" Ken memeluk neneknya lalu tersenyum.

"Apakah ini cucu menantu ku?" Obaa-san bertanya pada Ken seraya tersenyum kepadaku.

"Obaa-san" aku menyapa obaa-san lalu menyalami tangan nya.

"Ah cucu menantuku sangat cantik. Kau sangat pandai memilih istri, Ken. Siapa namamu, cantik?"

"Namaku Kei, obaa-san" Aku tersipu ketika obaa-san memujiku.

"Kemarilah, kita minum teh bersama."

Sepanjang hari ini kami habiskan bercerita dengan obaa-san. Aku senang karena obaa-san sangat baik kepadaku. Aku sangat menyayangi nya. Obaa-san tinggal di Kyoto bersama paman dan bibi Ken.

***

Pagi ini setelah sarapan, kami izin pada obaa-san untuk pergi mengunjungi beberapa tempat. Kami pergi diantar oleh supir obaa-san.

Kami menuju pusat kota Kyoto. Tujuan kami adalah untuk melihat Istana Kekaisaran Kyoto, yang dikenal sebagai puncak arsitektur Jepang karena kesederhanaannya. Kami harus bergegas sampai disana karena harus mengajukan permohonan 20 menit sebelum tur agar bisa melihat-lihat Istana ini.

Selesai melihat sekitar Istana, kami melanjutkan ke Benteng Nijo yang berada di dekat Istana. Benteng ini merupakan tempat tinggal shogun Tokugawa saat sesekali mengunjungi kota ini.

Kami mengambil beberapa foto. Ada beberapa foto saat Ken memeluk dan mencium pipiku.

Kami memutuskan untuk melanjutkan ke Gion Corner dekat Shijo-Kawaramachi dan mencari makan disekitar sini. Barisan restoran bergaya lama yang didesain dengan selera tinggi, menambah suasana yang benar-benar berkelas.

Ken membawaku kesalah satu restoran yang berada disana. Kami memilih duduk dekat jendela karna aku ingin menikmati pemandangan sekitar.

Seperti biasa, Ken memesan makanan jepang. Lidahnya sangat tidak bersahabat dengan western food. Kami menghabiskan makanan dalam diam. Bukan diam karena canggung. Tapi diam yang nyaman dan tenang.

Selesai makan kami melanjutkan ke daerah Higashiyama. Disana terdapat Kuil Kiyomizu dikenal dengan beranda kayunya yang luas dan menjorok keluar di atas lembah yang sangat indah, dari sini terlihat panorama kota Kyoto.

Kami saling berpelukan menikmati indahnya panorama Kyoto. Ken mengelus pelan pipiku lalu menangkupnya dengan kedua tangan. Ken mendekat dengan perlahan lalu mencium bibirku. Manis. Ciuman ini sangat manis dan lembut. Walaupun Ken belum mengatakan cinta padaku, tapi ciuman ini cukup mengungkapkan rasa sayangnya padaku.

***

Aku balik lagi lanjutin cerita ini

*Obaa-san: nenek (keluarga orang lain)
*Tsuboniwa: taman kecil di halaman rumah
*Genkan: tempat melepas sepatu
*Getabako: lemari penyimpanan sepatu dan sendal rumah
* Nakaniwa: taman di tengah/dalam rumah
*Futon: matras tidur
*Washiki: toilet jepang

Im not the only oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang