Setelah seharian istirahat di kamar, hari ini aku merasa lebih baik. Kepalaku sudah tidak sakit lagi dan badanku pun tidak terasa lemas. Aku berencana pergi ke rumah mama. Daripada aku bengong di rumah, lebih baik aku ngobrol dengan mama.
Pak Asep kemarin minta izin pulang kampung karena anaknya sakit. Sedangkan Mang Ujang sedang mengantar Bi Minah ke pasar. Akhirnya aku memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri. Kelamaan kalau nunggu Mang Ujang pulang.
"Ma.." aku menyalami tangan mama lalu memeluknya. Aku sudah mengabari mama kalau akan berkunjung. Jadi mama sudah menunggu di teras ketika aku memasuki pekarangan.
"Mama kangen deh, Kei. Ken mana?"
"Lho Ken gak ngabarin mama ya? Dia keluar kota ma, ada beberapa urusan perusahaan yang mesti diurus"
"Dia gak ada ngabarin mama. Kebiasaan deh si Ken itu. Suka lupa ngasih kabar. Yaudah Kei masuk dulu, mama udah masak nih" mama lalu membawaku masuk ke ruang makan.
"Waaah ada siomay. Kebetulan banget aku lagi kepengen siomay, ma" mataku berbinar ketika melihat siomay terhidang di meja makan.
"Iya tadi mama nyobain resep baru dari teman mama yang punya usaha siomay"
"Aku mau dong diajarin resep nya, ma" pintaku pada mama.
"Iya boleh Kei. Tapi jangan hari ini ya. Mama mau minta temanin kamu ke Mall. Biasa, mama lagi pengen shopping" mama mengedipkan matanya lalu tertawa.
"Hahaha oke, ma. Kei siap sedia diajak kemana aja. Lagian Kei juga ga ada kerjaan kalau di rumah aja"
Setelah menghabiskan makanan, mama pamit ke kamar. Mau ganti baju katanya. Aku menunggu sambil menonton televisi.
"Yuk, Kei. Kita dianterin Pak Somat aja ya. Kasian kamu kalau mesti bawa mobil sendirian"
Aku mengangguk mengiyakan. Selama perjalanan, kami saling bercerita dan bertukar resep makanan. Mama juga membahas koleksi terbaru designer langganan nya. Makanya hari ini mama mau shopping.
****
Seperti biasa kalau shopping sama mama, mama pasti memaksaku untuk mencoba ini itu lalu berakhir dengan mama membelikannya untukku. Aku merasa tidak enak karena mama selalu membelikanku ini itu. Tapi setiap aku protes, mama cuma bilang kalau uang yang di pakai buat shopping kan dari Ken. Jadi gak papa aku sebagai istrinya menikmati uang hasil jerih payah suami. Kalau sudah begitu aku cuma bisa nurut aja.
"Kei, masih kuat kan? Mama masih mau ke toko yang di ujung sana. Mau beli sepatu" mama menunjuk toko yang memang berada di ujung.
"Masih kok, ma" aku tersenyum. Mama lalu membawaku menuju toko incarannya.
Selagi mama sibuk memilih sepatu, aku memutuskan untuk duduk saja. Kepalaku terasa sedikit sakit lagi.
"Kamu kenapa, Kei? Kok pucat gitu? Kamu sakit?" Mama menghampiriku dengan beberapa kantong belanjaan di tangannya.
"Gak papa kok, ma. Cuma sedikit pusing. Mungkin karna aku seharian belum makan nasi" aku tersenyum menenangkan mama yang terlihat khawatir.
"Yaudah kalau gitu kita makan dulu. Nanti kalau masih sakit juga kita ke dokter ya"
"Gak perlu ke dokter kok, ma. Diisi nasi juga nanti aku bakalan baik lagi deh"
Kami masuk ke Asian Restaurant, mama menyuruhku untuk banyak makan agar tidak terlalu pucat. Sesudahnya, aku merasa lebih baikan. Kami tidak jadi ke dokter. Tetapi mama memaksa aku harus menginap di rumahnya.
****
Rencananya pengen bikin part pernikahannya disini juga. Tapi kayanya bakal kepanjangan, jadi nya aku pisah ya ✌
Next part deh bagian pernikahannya. Siapin dulu senjata kalian buat nabok si Ken
Votment nya jangan lupa ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Im not the only one
RomanceYou'll know if you read this story ;) Cover: @wallpaper_here