I cant believe you let me down

6.2K 311 20
                                    

Aku dibangunkan oleh suara nyaring yang berasal dari handphone ku. Mataku mengerjap untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk. Aku meraih handphone yang terletak di nakas. Nama Stef muncul di layar handphone.

"Ya Stef?" Sapaku begitu menerima panggilannya.

"...."

"Oh iya, jadi kok Stef. Tapi aku lagi gak di rumah. Semalam mama mertuaku minta aku nginap dirumahnya"

"...."

"Kamu mau jemput kesini aja? Oke oke nanti aku sms-in alamatnya ya. Iya oke, Stef. Bye"

Aku langsung mengirimkan alamat rumah mama kepada Stef. Setelahnya aku mencuci muka lalu turun ke bawah. Tidak enak kalau aku bangun siang ketika menginap di rumah mertua.

"Pagi, ma" sapaku pada mama yang sedang meminum teh nya sembari membaca majalah.

"Pagi, Kei. Kamu udah baikan?" Mama menampakkan raut wajah khawatirnya.

"Udah enakan, ma. Udah seger Kei nya" aku tersenyum lebar.

"Mama mau sarapan apa? Spesial deh Kei yang bikinin"

"Hmm... bisa bikin bubur ayam gak, Kei? Enak kayanya makan bubur nih"

"Bisa, ma. Aku bikinin dulu ya, ma"

"Barengan aja, Kei. Kita masak bareng" mama menahanku yang akan ke dapur.

"Mama nyantai aja disini nge-teh dulu. Jangan repot-repot, kan lagi ada Kei" aku tersenyum, berharap mama tidak memaksa.

Sungguh, aku merasa tidak enak. Kemarin ketika aku datang, mama yang masak. Begitu pulang dari Mall pun aku langsung tidur. Tidak mungkin sekarang aku membiarkan mama berkutat di dapur.

"Justru itu, Kei. Mama tuh dari dulu pengen banget bisa masak sama anak perempuan mama. Tapi sayangnya mama cuma punya satu anak. Itupun laki-laki. Nah, mumpung Ken udah punya istri. Berarti kan kamu anak mama juga. Akhirnya mama punya teman buat diajak masak bareng"

Aku akhirnya menuruti permintaan mama. Mungkin mama memang pengen punya anak perempuan, tapi cuma dikasih rezeki satu anak laki-laki. Lagi pula tidak ada salahnya menyenangkan hati mama.

Kami berdua masak bubur ayam diselingi dengan berbagi cerita mengenai apa saja. Beberapa diantaranya mengenai Ken. Apa saja makanan kesukaannya dan makanan yang tidak disukainya.

****

Aku sudah rapi daritadi, tetapi Stef mengabarkan kalau jalanan macet. Mobilnya tidak bisa bergerak sudah sejam lebih. Sepertinya kami tidak akan sempat datang ke acara akad nikah Rein. Ya sudahlah, yang penting resepsinya tetap hadir.

Sebenarnya acara akad nikah itu tertutup hanya untuk keluarga dan kerabat dekat. Tetapi karena Stef dan Rein berteman cukup dekat, jadi Stef diundang untuk acara akad. Dan karena Stef pergi denganku, makanya aku juga datang. Tapi mau bagaimana lagi, sudah jam segini Stef belum juga sampai. Aku yakin, akad nikahnya pasti udah selesai.

"Teman kamu belum datang, Kei?" Mama bertanya karena masih melihatku duduk di depan televisi. Tadi aku sudah bilang ke mama kalau aku mau pergi ke acara nikahan temenku dengan Stef.

"Belum, ma. Kejebak macet katanya. Kami datang pas resepsinya aja deh"

"Ooh iya deh, kamu hati-hati ya Kei. Perasaan mama entah kenapa lagi gak enak banget. Mungkin karena kamu pucat banget semalam" Mama mengelus lenganku.

"Iya, ma. Nanti Kei bilangin sama Stef supaya hati-hati bawa mobilnya. Nanti juga gak bisa lama disananya. Stef ada penerbangan malam ini" Aku tersenyum menenangkan mama.

Im not the only oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang