Last Angel

2.1K 116 8
                                    

Bulan POV

"Di mana orang tua mu?". Tanyanya pada ku. Ku fikir dia tidak mau membantu ku karena aku sudah jutek padanya, ternyata dia baik juga.

Belum sempat ku jawab pertanyaannya, dia sudah meraih tangan kanan ku. Bersamaan dengan itu, jantung ku pun maraton dan nafas ku terasa sedikit sesak. Apa apaan aku ini, mengapa efek sentuhannya berbeda?, bukankah ini sentuhan biasa antara sesama perempuan?. Aah mungkin aku hanya kaget karena sikapnya yang tiba-tiba, entahlah.

Belum sempat ku cerna arti rasa ini. Dia sudah memberi ku satu tanda tanya besar dikepala ku lagi. Apa coba maksudnya menghempaskan tangan ku yang bahkan belum sempurna melingkar di pundaknya.

Aku terdorong kebelakang dan hampir jatuh kerana keseimbangan tubuhku yang tak sanggup ku jaga. Tapi tiba-tiba tangannya sudah mencekram lenganku dan menarik tubuhku ke arahnya. "Hah" aku bernafas lega karena tidak jadi jatuh.

Sedetik kemudian aku merutuki kelegaan ku tadi. Aku lebih memilih jatuh dari pada terkena serangan jantung. Aku tidak mau mati muda, apa lagi mati di dalam toilet dihadapan seorang gadis berparas bidadari ini. Oh God kenapa aku terus memujinya.

Dengan tangan kanannya yang masih menggenggam erat lengan kiri ku dan tangan kirinya yang entah bagaimana dan sejak kapan berada di belakang pinggang ku, dengan posisi berdiri ku yang tidak lurus akibat kaki terkilirku ini. Posisi kami membuat kelegaan ku yang sempat hadir sepersekian detik tadi berganti lagi dengan kembali maratonnya jantung ku.

Ini pertama kalinya aku memandangnya sedekat ini, bahkan hampir tidak ada jarak diantara kami, iris mata birunya yang seperti langit siang cerah setelah turun hujan dan berganti pelangi. Ahhrg jangan gila Bulan. Aku merutuki diriku yang sedari tadi melamunkan orang asing di hadapanku ini.

Jika saja tadi dia menarik ku sedikit lebih kencang lagi, aku yakin kita sudah berciuman sekarang. Kesal ku dalam hati sambil cemberut.

"Apa?!. Ciuman?!. Aku?!. dengannya?!. Sesama wanita?!., apa boleeh?. Aku rasa tidak mengapa, bukannya hanya ciuman?". Ucapku dalam hati.

Tanpa sadar akupun tersenyum padanya dengan mata yang berbinar-binar. Tapi lihat apa yang dilakukannya, maksudku aku akan menjelaskannya untuk kalian.

Dia melepaskan sentuhannya dari tubuhku. Aahh, Rasanya seperti ada yang hilang, entah apa?, aku hanya merasa sesuatu yang berharga telah diambil dari ku.

"Maaf maaf, aku tidak bermaksud kasar padamu, aku hanya, aku hanya merasa tangan mu terlalu berat".

"What? Tangan ku berat?".

"Jadi kamu tidak mau membantu ku?". Ku pasang tampang sesedih yang ku bisa. Aku juga bingung kenapa tiba-tiba bisa semanja ini padanya, semoga dia tidak menyadari perubahan sikap ku ini.

"B,,bukan begitu". Jawabnya gugup.

"Lalu?". Masih dengan tampang sedih ku.

"Apa aku boleh meminta satu hal?".

Aku berpikir sebentar, apa yang akan dimintanya, lalu ,,, "Apa?". Hanya itu yang berhasil lolos dari mulut ku.

"2 menit".

"Mm.. 2 menit?", aku hanya membeo sambil mengangkat dua alis ku.

"2 menit waktumu untuk diam jangan tanya apapun, hanya tetap menatap ku saja, boleh?".

Sebenarnya aku ingin menanyakan alasannya, tetapi tadi dia memintaku untuk jangan bertanya.

"Baiklah". Jawabku pasrah.

Tik tok tik tok..

1 menit

Hening, ini terlalu hening, entah mengapa tidak ada orang yang masuk apa lagi keluar sedari tadi dari toilet ini. Seolah memberikan restu pada kami untuk saling mendekatkan diri. Aku hanya dapat mendengar suara detik dari jam tangan berwarna hijau toska yang melingkar indah di tangan kanan ku. 

BULAN & MATAHARI (gxg) {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang