The Forest

1.4K 93 65
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan
saat membaca, usahakan jangan lagi makan atau minum 😅😅😅

Happy reading 😄

Sebelumnya di ?????

Suara teriakan samar tadi hanya didengar oleh Endru seorang, karena ia berada beberapa meter lebih depan di banding yang lain, tak peduli akan luka yang bertambah dengan lihai tangannya menepis rumput-rumput penghalang di depannya ia tak lagi mengikuti jalan yang seharusnya ia ikuti, senter ia arahkan jauh kedepan, tak peduli apapun didepan langkah, kadang tersandung pun tak dihiraukan.

Sementara di tempat berbeda tapi tak jauh dari keberadaan Endru dua anak hawa itu masih berjuang dengan nafsu. Mata masih asik menikmati manis gurih milik Bulan. Sampai saat suara teriakan mengagetkan mereka.

''BULAN!"

"MATA!"

☆★☆★☆

plok

Bunyi suara dari bawah Bulan yang terjadi karena Mata melepaskan hisapannya dengan tiba-tiba, dengan jantung yang berdetak lebih cepat entah karena suara familiar yang mengagetkannya atau karena kegiatannya tadi, ia segera menyingkirkan kain penutup tubuh bagian atasnya itu, dan otomatis menampilkan tubuh Bulan yang polos tanpa sehelai benang terlihat lebih seksi dari sebelumnya mana kala sinar rembulan terpancar jelas membentuk bayangan-bayangan samar tubuh Bulan, dengan kaki yang masih terbuka dan mata sayu antara kecewa kaget pun takut. Mata menggeleng kepalanya keras tatkala pemandangan di bawahnya kembali membuat ia ingin bercumbu.

Bukan sekarang Mata mecum, ini darurat tiga!. Tegus Mata tegas pada dirinya sendiri.

"Bulan, sepertinya mereka menyusul kita, kita harus bergegas, sini aku bantu pakaiin bajunya".

Mata menarik tangan Bulan membantunya duduk, lalu ia merangkak kesudut kanan kain pengalas mereka guna mengambil baju mereka yg mereka tumpuk tadi. Melihat itu membuat Bulan terkekeh ia membayangkan Mata sebagai bayi gede mesum, Bulan lalu menampar pantat Mata yang sedang melintas didepannya.

Plak

Mata yang kaget pun berbalik dengan wajah heran dan kesalnya.

"Mereka udah dekat Bulan, kalau mau jatah jangan sekarang entar aku kasih yang lebih kapan pun dan dimanapun kamu mau, tapi jangan sekarang, sekarang kita ekting dulu, aku ngga mau terciduk dengan tampang mengenaskan seperti ini, apa lagi tubuh seksimu itu, ngga ada yang boleh melihatnya kecuali aku, ngerti".

Omel Mata panjang lebar dengan cepat dan gemes, Bulan yang mendengar kata-kata Mata hanya mengangguk dengan wajah kembali memerah saat ia kembali teringat bahwa ia sekarang memiliki hak unlimited atas Mata, dimana pun, kapan pun ia mau, kenapa kalimat itu terasa kalau Mata telah memberi jiwa dan raganya untuknya.

Dengan tubuh yang masih polos Mata memakaikan pakaian ketubuh Bulan, sungguh tak ada lagi nafsu didirinya, karena suara yang semakin jelas terdengar berteriak-teriak memanggil namanya, terdapat banyak suara yang saling menumpuk, sementara Bulan seolah berada dalam dunianya sendiri, suara-suara yang meneriaki namanya dan Mata terdengar seperti backsound sangat samar dan tak terlalu penting, pandangannya fokus kearah dua bukit kencang dengan dua puting merah muda yang nampak masih tegang milik Mata, ia tersenyum malu saat dilihatnya tanda-tanda merah keunguan itu, ia kembali membayangkan lembut puting Mata didalam mulutnya, ia ingin melahapnya sekarang juga tapi pasti tak akan diizinkan Tatanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULAN & MATAHARI (gxg) {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang