Foto di atas itu Abigail Matahari Chevana Robert
Sama seperti pelangi yang berwarna-warni, perbedaan (warna) dalam hidup itu lah yang membuat hidup ini lebih indah
******
Sebelumnya di The First Meeting
Bulan POV
Lalu dengan gerakan pelan sangat pelan ku usap air mata yang membasahi pipi merah jambunya karena tangisnya itu dengan tangan kanan ku seolah ini adalah tenaga terakhir ku, padahal tadi aku merasa sudah sangat sehat. Kemudian ku bebaskan tangan kiri ku dari genggamannya, hal itu membuatnya sedikit kaget dan semakin kaget ku rasa saat aku merubah posisi baring ku menjadi duduk dan menghadap padanya dengan gerakan cepat ku bentengi wajahnya dengan kedua tangan ku, merekam setiap inci wajahnya, berharap ada sesuatu yang dapat ku ingat.
Tetapi aku tidak sanggup berlama-lama menatap matanya aku takut kepala ku kembali sakit.
Setelah puas memandang wajahnya, ku tenggelamkan wajahnya di atas dada ku lalu ku peluk tubuhnya erat, seolah takut dia akan pergi meninggalkan ku. Ada perasaan seorang guardian yang tiba-tiba keluar dari dalam diri ku, seolah hati ku telah menemukan apa yang ia cari. Rasa sakit ku pun sedikit berkurang, aku bisa bernafas lega sekarang.
"Gadis ini seperti virus berbahaya sekaligus obat mujarap bagiku".
"Maaf , aku sudah sadar sedari tadi dan aku telah mendengar semua cerita mu. Aku tidak tahu siapa Alisa bulan bragina yang kamu maksud, aku juga tidak mengerti dengan kalung dalam ceritamu, kamu dan kak Ethan mu aku tidak mengenal kalian, tapi kamu boleh menganggap ku sebagai Alisa bulan braginamu asalkan kamu tidak menangis lagi, terlebih di hadapan ku. Please ... Jangan pernah lakukan ini lagi. Hati ku sungguh sangat sakit saat melihat air mata mu keluar karena orang yang bernama sama seperti ku, aku berharap orang itu adalah aku agar pencarian mu bisa kau akhiri". Ucap ku lirih dengan beberapa buliran air mata yang telah berhasil keluar dari kelopak mata ku.
Entah apa yang telah merasuki ku, sikap jutek ku yang selalu ku berikan pada orang asing, sama sekali tidak berlaku untuk gadis yang masih dalam pelukan ku ini, gadis yang bahkan belum ku ketahui namanya.
Dari pelukan yang erat ini dengan posisi dagu ku berada di atas kepalanya, sedangkan tangan ku menyilang di belakang kepalanya, tangan kanan ku memeluk kepalanya dan tangan kiri ku memeluk pundaknya, aku bisa mendengar irama jantungnya berdetak sama seperti ku, irama jantung yang berdetak tidak seperti biasanya.
Aku semakin mengeratkan pelukan ku saat ku rasakan isakannya yang semakin menjadi dan tangannya yang telah melingkari pinggang ku entah sejak kapan sedangkan kepalanya sudah tidak lagi berada di atas dada ku karena saat ku eratkan pelukan ku dia pun menegakkan duduknya mencoba mencari posisi nyamannya sehingga kepalanya kini berada di ceruk leher ku.
Aku bisa merasakan hangat nafasnya yang sedikit tidak beraturan karena imbas dari tangis panjangnya, tangisan memilukan yang menyayat hati karena apa yang disangkanya benar tenyata salah dan lembut bibirnya yang menyentuh leher ku, ia bukan hanya menempelkan bibirnya tetapi sedikit menekannya dan mencium ku dengan hidung mancungnya.
Dengan susah payah ku telan saliva ku, berfikir cepat mencari cara untuk bernafas. Aku menggigit bibir bawah ku mencoba menahan erangan yang akan keluar karena kelakuannya.
"Semoga suara detak jantung ku, tidak sampai membuat mu ke dokter THT. Karena aku sendiri tidak tahu apakah jantung ku ini masih utuh dan berdetak pada tempatnya ataukah sudah retak dan sedikit keluar jalur karena detaknya yang terlalu kencang dan tidak beraturan. Siapa sebenarnya kamu mmm? apakah kamu seseorang yang terlupakan dari masa lalu ku?".
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN & MATAHARI (gxg) {Slow Update}
RomanceApa yang akan kamu lakukan kalau ingatan yang menurut kamu istimewa, penting sebagai pijakan awal kehidupan cinta mu "mungkin", hanya bisa kau nikmati dari cerita singkat tanpa pernah mengingatnya? A. Lakukan apa pun untuk mendapatkan kembali ingata...