Unable to choose

972 80 45
                                    

Typo ada di mana-mana 😂 ,,,

Selamat membaca

Author Pov

Mata yang di tatap seperti itu hanya bisa menunduk dan melanjutkan makannya, Ia tau banyak mata yang memperhatikannya, banyak pertanyaan bersarang di kepala sahabat dan kakak seniornya tentang ia tentang Bulannya, tapi ia cuek saja, melanjutkan makannya, perutnya masih butuh diisi.

Sherly dan Rain melangkah duduk di samping Mata, Sherly menatap Mata dan Bulan bergantian dengan tatapan yang entahlah ada rasa tidak suka melihat kedekatan mereka ia berdecak pelan lalu mengikuti Rain mengambil jatah makan siang menjelang sorenya, begitu pula dengan Lala, Lily dan Endru, dengan Endru di samping kiri Bulan, lalu Lala di samping kanan di susul Lily. Mereka makan dalam keheningan hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Mata sadar akan perasaan dua sahabatnya itu, bahkan bukan hanya sahabatnya beberapa kakak senior juga seangkatannya. Tetapi ia tidak mau ambil pusing atau mungkin karena Bulanlah ia menjadi beku untuk yang lain. Berbeda dengan hatinya, pembawaannya justru sebaliknya. Keramahannya, cerianya, sifat mudah menolongnya ditambah otak jenius nan rupawan, lalu siapakah yang tidak jatuh hati padanya.

Menjadi seorang yang bisa membaca pikiran menjadikan ia harus pandai berakting, seolah ia tak tau apa-apa, agar terlihat normal, agar tak menyakiti, agar tak dianggap monster oleh yang lain. Tetapi itu tidak membuat Mata susah menjalani hari, ia menikmati, menganggap kemampuannya sebagai berkah. Walau sering sebuah headphone dijadikan penolong baginya dikala dunia terlalu ramai dirasa.

Endru sesekali melirik kearah Bulan ia ingin menanyakan keberadaan Bulan selama beberapa jam belakangan tadi, ia terlalu penasaran akan kekasihnya. Tetapi ia merasa Bulan dalam mood yang buruk, dilihat dari cara ia menatap makanannya seolah mereka memiliki seribu salah, kunyahannya yang keras, Endru meringis melihat cara makan Bulan, ia khawatir gigi Bulan menjadi remahan sehingga ia hanya melirik Bulan dan makan dengan tenang, menunggu sampai Bulan selesai dengan makanannya.

Drrt drrt!!!

Bulan merasa hpnya bergetar, saat dilihatnya ternyata sebuah pesan WA dari Lala. Bulan melirik Lala sekilas merasa heran dengan sikapnya.

"Ada apa dengannya dekat ini ngapain pake WA segala. Ck" walau ngomel Bulan tetap membuka pesan dari Lala

"Gina, aku perlu bicara sama kamu, setelah makan, susul aku ke kamar".

Setelah merasa Bulan telah membaca pesannya Lala pun pamit. "Ly aku ke kamar duluan ya, mau beresin barang".

"Kok buru-buru sih La, kan masih ada sejam lagi sebelum kegiatan?".

"Aku sekalian siapin keperluan kamu Ly, biar kamu ngga repot nanti". Lala membereskan tempat makannya lalu berjalan menuju kamar tanpa menengok kepada Bulan.

"Aku juga dah selesai nih, aku siap-siap dulu ya" Saat Bulan hendak melangkah Endru menahan lengannya.

"Sayang, kita perlu bicara, kamu belum jelasin ke aku, kamu dari mana, aku khawatir".

Bulan dibuat kaget, dengan pertanyaan yang tidak disangkanya itu. Ia pikir pembahasan itu telah berakhir. Dengan wajah tegangnya ia melirik Mata dan mendapatkan senyum manis serta raut malu-malu mau Mata, hal itu membuat ketegangannya runtuh seketika.

Bulan menggigit bibir bawahnya "Taaa gemesin banget sih kamu, senyum itu. Mood aku jadi bagus gini".

"Gina" panggil Endru sambil menggoyang lengan Bulan.

BULAN & MATAHARI (gxg) {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang