Pukul sebelas malam. Tiga jam setelah Bima meninggalkan rumahku dalam keadaan yang benar-benar aneh. Aku merasa Bima seperti terlalu membawa serius setiap pembicaraanku dan lebih parahnya lagi aku merasa Bima menjauh.
Aku masih terduduk di balkon rumahku yang menghadap langsung ke arah kamar Bima. Ini bukan sinetron, Bima tidak memiliki balkon kamar, tapi aku bisa melihat Bima dari sini meski jendela kamarnya yang sangat besar itu tertutupi oleh gordyn.
Aku yakin Bima sedang tidak tidur, karena lampu kamarnya masih menyala terang.
Biasanya kalau aku tidak bisa tidur, Bima akan membuka jendela kamarnya dan menemaniku hingga mengantuk. Entah itu hanya mengobrol atau membicarakan hal tidak penting. Bahkan seringkali kami tak sadar waktu hingga sang rembulan siap menyembunyikan dirinya.
Satu jam sebelum berganti hari, ponselku berbunyi. Dengan semangat aku membukanya, aku tahu siapa yang mengirimiku pesan itu.
Entah kenapa aku merasa semangat dan lega bersamaan ketika melihat nama stranger tertera di layar ponselku.
Stranger : malam Dela :) belum ganti hari kan? Gue gamau nanya sesuatu ke lo, tapi gue mau jawab apapun yang lo tanyain...
Dela : Peraturan tetap peraturan?
Stranger : pertanyaan gue buat lo, lo boleh tanya dua kali hari ini
Dela : wow what a gentleman! :o
Stranger : i'm serious Del, now or never :b
Dela : Iya iya iya, gue mau tanya, apakah kita deket? Maksud gue apakah gue sama lo itu temenan?
Stranger : Bagi id line lo dulu dong, pulsa gue sekarat nih
Dela : hahaha bilang dong pulsa gue juga sekarat gara gara lo. Dellxnia
Stranger : alay amat dah ada x nya segala
Aku mendengus geli. Mengapa stranger ini benar-benar membingungkan. Disaat yang bersamaan aku merasa risih, namun kenyataannya dia mampu membuatku tersenyum bahkan tertawa disaat terpurukku karena Bima.
Aku tidak tahu siapa dia, tapi rasanya seperti aku dekat dengannya. Semenjak kedatangannya aku justru merasa seperti menemukan sesuatu yang hilang, entah apa itu.
Tak lama kemudian ponselku berbunyi tanda chat masuk. Aku membukanya, namanya "Rangga".
"Wow," gumamku. Bukankah dia baru saja memberikan identitasnya? Tapi siapa Rangga? Memangnya ada makhluk bernama Rangga di sekolahku?
Rangga : Del
Dellania : Rangga?
Rangga : Cinta?
Dellania : Bodoamat ini bukan AADC. Jawab pertanyaan gue, Rangga.
Rangga : Iya Cinta
Dellania : Nama gue bukan Cinta!!
Rangga : Nama gue juga bukan Rangga!! Eh tapi kalo kamu mau jadi Cinta, aku bersedia jadi Rangga untuk kamu Del
Dellania : Jawab pertanyaan gue.
Rangga : Serem:( galak...
Rangga : eh eh Del ko cuma di read?
Rangga : Del masih hidup kan?
Rangga : CINTAAAAA
Rangga : -_- iya gue jawab. Lo kenal gue, sangat mengenal gue, gue selalu sama Bima, setiap hari.
Dellania : Apakah lo temen deketnya Bima?
Rangga : Lebih dari temen deket :) Bahkan lebih dari sahabat, dia sama gue udah kaya satu :v
Dellania : wow? Jadi nama lo Rangga atau bukan?
Rangga : dua pertanyaan cukup Dela sayang :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonian [B] ✓
Short Storyeonian (adj.) constant and indefinite; continuing forever Ini semua hanya karena sebuah permainan. Dua puluh satu pertanyaan dua puluh satu langkah lebih dekat. Copyright © 2015 by psychoxls