Setelah aku mengambil sweater hitam di dalam lemari, aku bergegas turun ke bawah. Tanpa sarapan aku langsung mengambil roti yang sudah disiapkan Mba Tika, pengurus rumah harian kami.
Biasanya setiap sore ia akan pulang, dan itu sangat menyebalkan karena tidak ada yang menemaniku ketika Ayah dan Bunda pergi, ditambah lagi hujan deras sebagai pelengkap komplit, seperti dua hari yang lalu.
Aku memakai sepatu converse hitam milikku yang pastinya tidak buluk seperti yang Bima punya, padahal kami membelinya pada waktu yang sama.
Ketika aku baru saja selesai mengikat tali terakhir, suara deruman motor terdengar jelas di telingaku, dan seseorang berjalan ke arahku. Bima.
Tanpa basa-basi ia mengambil tas ranselku yang tergeletak di atas lantai teras rumah, dan menarik tanganku. Ia tersenyum lima jari membuat jantungku hampir copot. Apakah ini Bima yang sama yang kemarin bersikap cuek padaku dan sekarang ia kembali seperti biasa?
"Apasih Bima ngeselin banget." Aku mengambil helm yang ada di tangannya, ia membantuku memakainya karena ia tahu aku tidak bisa memakainya dengan benar.
"Ngeselin kenapa lagi sih Del? Udah ah nanti telat." Ia mengetukkan tangan kanannya ke helm yang kukenakan. Aku nyaris ingin memeluk Bima saat ini juga tapi aku takut Bima akan kembali dingin lagi padaku, jadi kuurungkan niat itu.
Lalu aku menaiki motor hitam kesayangannya itu dan ia melaju dengan cepat, seperti biasa Bima selalu begitu.
*
"Cle, lo liat Bima ga?"
"Tadi sama Revan, nyebelin banget gue ditinggal sendiri." Cleo yang merupakan teman satu klubku itu tengah menyantap makan siangnya dengan perasaan setengah kesal. Ia mengumpat lalu menyendokkan nasi ke dalam mulutnya, mengunyahnya hingga habis dan mengumpat lagi. Kebiasaan buruk Cleo ketika sedang badmood. Tidak ada yang bisa melawan Cleo ketika perempuan itu sedang dalam tingkat emosi yang tinggi, kecuali Revan.
"Iya Cle, makan dulu gih sampe abis baru ngomel-ngomel lagi. Nah kan Nata udah dateng, gue cari Bima dulu ya." Aku melenggang pergi meninggalkan Cleo dengan Nata berdua di kantin. Mungkin dari segelintir siswa di SMA Pertiwi hanya aku dan Nata yang setia menjadi teman Cleo. Bukannya Cleo menyebalkan atau apa, hanya saja ia memang menakutkan apalagi kalau menyangkut Revan.
Aku akhirnya memutuskan untuk berjalan ke arah ruang OSIS. Tidak salah lagi jika Revan menjadikan ruangan itu sebagai markasnya, si ketos yang menyandang peringkat kedua setelah Echa itu lebih suka menyendiri di sana.
"Eh Del?" Revan bangun dari tidurnya ketika suara langkah kakiku mendekat ke arah sofa yang letaknya di dekat mading osis. Revan tidak tertidur, ia hanya tidur-tiduran.
"Tadi sama Bima kan? Bima kemana ya?" tanyaku.
"Lapangan basket kayanya, tapi dia juga bilang katanya mau ketemu Dimas. Lah kan lo sekelas sama dia malah nanya sama gue yang beda kelas," balas Revan menyebalkan. Benar menyebalkan, jawaban Revan terlalu panjang dan akhirnya pasti hal yang tidak penting.
"Oh oke makasih, ohya siap-siap jadi santapan makan malam Cleo ya Van, dia ngambek ditinggalin sendirian sama lo," balasku, membuat Revan terdiam beberapa saat lalu langsung melesat pergi berlari mendahuluiku di depan. Mencari Cleo sepertinya.
Sejurus kemudian, aku berjalan lagi menuju lapangan. Tiba-tiba ponselku bergetar dan lagi-lagi nama Rangga tertera di layar ponselku.
Rangga : Del, pertanyaan kemaren belum dibales tau :( oh iya gue bales pertanyaan lo ya, gue adalah orang yang sayang sama lo, yang paling mengerti lo... selamat hari senin :)
Dellania : gue mau kue sebagai kado ulang tahun, dan itu harus ada sebelum bel masuk, tapi gue maunya cheesecake sama marshmallow dan cheesecakenya harus bentuknya yang lingkaran plus harus yang besar, marshmallownya harus yang kesukaan gue, yang biasa gue beli tiap bulan. Btw jam istirahat masih ada 30 menit, kalo lo 'katanya' sayang dan perhatian mau ngasih kue nya ke gue, gue ada di lapangan indoor basket :) Selamat mencari!
read
Rangga : buset dah :( WOKEY LAH DITUNGGU AJA KUE NYA, KALO GUE BISA DAPET KUE NYA LO HARUS TRAKTIR GUE. YANG NAMANYA UANG TAHUN YA HARUS NRAKTIR LAH
Dellania : wow. typo tuh.
read
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonian [B] ✓
Contoeonian (adj.) constant and indefinite; continuing forever Ini semua hanya karena sebuah permainan. Dua puluh satu pertanyaan dua puluh satu langkah lebih dekat. Copyright © 2015 by psychoxls