Satu

75.3K 2.6K 54
                                    

Hallo semua, ini cerita pertamaku di wattpad. Dibutuhkan Voment dari kalian semua. Thank kiss, Tiwi.....

Langit Los Angeles yang cerah memberikan kesan hangat ketika musim panas akan segera berakhir digantikan musim gugur yang menghangat. Matahari yang terlihat hampir terbenam dari balik jendela-jendela kaca yang menjadi dinding-dinding kokoh LAX international Aiport, menambah kehangatan orang-orang yang sedang menyibukkan diri di sana.

Arrival Gate terbuka lebar memuntahkan semua orang-orang yang baru saja mendarat di negara bagian Amerika itu, yang memang selalu terlihat sibuk. Namun, sepertinya ada satu titik yang membuat orang-orang lebih tertarik, dibanding melihat layar-layar elektronik besar yang terpampang di sudut-sudut bandara, yang menambah megahnya tempat tersebut atau sinar matahari senja di balik kaca jendela.

Seorang wanita dengan gaya pakaiannya yang unik dengan warna cerah perpaduan merah dan warna senja matahari, berhasil membuat orang-orang berpaling menatapnya. Rambut coklat yang tergerai indah dan lembut, serta polesan make up yang seadanya, membuatnya terlihat seperti guratan memerah langit senja yang memukau. Ia menyeringai sinis, karena ia suka ketika semua orang memperhatikannya, ketika semua orang bertekuk lutut untuknya, bahkan menyembahnya bagai ratu.

Wanita itu kemudian duduk di salah satu sofa tunggu, menunggu seseorang menjemputnya, walaupun ia tahu yang datang pasti bukanlah salah satu dari keluarganya. Melainkan orang bayaran atau salah satu sopir yang menjadi koleksi di rumah besar keluarganya.

"Nona Fay?" Seseorang berjas lengkap datang menghampiri wanita itu. Sepertinya salah satu suruhan untuk menjemputnya.

Fay mendengus, seperti yang ia pikirkan, yang menjemputnya hanya salah satu koleksi sopir kakeknya.

"Itu koperku." Lalu ia beranjak dari sofa menuju pintu keluar bandara mendahului sopir tadi.

Beberapa menit kemudian Fay sudah duduk di belakang kemudi mobil jemputannya. Ia membuka jendela mobil lebar-lebar di kedua sisinya. Angin musim panas membelai wajahnya lembut begitu juga rambut yang masih tergerai indah. Ia menikmatinya, tapi tetap tidak ingin terbuai. Angin L.A itu menipu, ia tak ingin terbuai, tidak akan pernah.

"Welcome to the city of hater," gumam Fay pelan.

Ia menghirup udara itu kembali, lalu senyum sinis merekah di kedua bibirnya. Ia bisa mencium itu, hawa kebencian, betapa ia sangat membenci untuk kembali ke negara ini. Ia membenci semua yang ada di negara ini, bahkan keluarganya sekalipun. Kakek dan saudara laki-lakinya sudah dicapnya sebagai pengkhianat dan keluarga-keluarga lainnya yang munafik. Benar-benar keluarga yang mengerikan, bagaimana mungkin mereka bisa disebut keluarga.

Keluarga adalah rumah untuk kembali. Fay selalu mencemooh kata-kata itu, bahkan ia mengutuk orang yang sudah menciptakan kalimat yang tidak bermanfaat itu. Yang ia tahu, keluarga adalah hal yang paling mengerikan yang ia miliki, apapun yang terjadi ia lebih baik membangun rumahnya sendiri dibanding kembali pada keluarga bodohnya.

Sudah berapa tahun ia pergi meninggalkan kota ini, mungkin 6 atau 7 tahun yang lalu. Kebencian yang semakin menjadi-jadi membuatnya muak dengan arti kata keluarga itu sendiri. Ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi bila kedua orang tuanya masih hidup, mungkin mereka juga akan tersiksa dengan keluaga bodoh itu. Fay sedikit bersyukur orang tuanya tidak merasakan hal yang sama dengannya.

Mengingat tentang kedua orang tuanya, membuat ia teringat tentang sosok utama dari terbentuknya keluarga yang mengerikan itu. Karena ia, keluarganya menjadi seperti boneka-boneka bodoh yang memuja sosok itu sedemikan rupa, tanpa memikirkan perasaannya. Tiba-tiba seluruh keluarganya menjadi boneka-boneka mengerikan, yang dikendalikan oleh sosok sialan itu, bahkan kakak kandungnya sendiri berani mengusirnya hanya karena penghancur yang notabene adalah sahabatnya sejak kecil.

PAIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang