- Beginning -

25.8K 907 22
                                    

Meet the summer ...

Dia adalah musim panas. Musim panas yang hangat dan ceria. Musim panas yang membawa tawa dan bahagia. Musim panas berwarna. Dan musim panas yang tidak berlangsung selamanya.

Ashilla Summers, putri tunggal Flint Sinclair, kepala keluarga terpandang di sejagad Amerika.

Lihatlah, mata Hazel yang ceria itu, tidak selamanya memancarkan sinar. Ia bukan matahari, yang bersinar terus tanpa merasa lelah. Ia manusia.

Meet the winter ...

Pria itu seperti musim dingin. Musim yang paling dibenci Ashilla Summers. Bagaimanapun, sesuai namanya, ia jauh lebih menyukai musim panas. Tapi pria itu bukan musim panas, yang penuh warna, yang ceria, yang hangat.

Seperti katanya tadi, musim dingin. Dingin. Beku. Dan tenang.

Terlalu dingin untuk tersenyum. Terlalu beku untuk tertawa. Terlalu pucat untuk berwarna.

Perkenalkan dia sebagai Cakka Kawekas.

Putra pertama keluarga Kawekas, kakak dari dua adiknya. Pria bermata kelabu yang tidak terbaca.

Like snow, he's beautiful but cold.

+++ Beginning +++

"Ayolah, cepat!" wanita itu mendesak putranya yang tampak sudah rapi dengan tuksedo hitamnya untuk segera keluar dari rumah mereka

"Shilla? Serius?" Ozy berdiri di samping kakak tertuanya dengan pandangan ngeri, "Gue nggak suka dia," lanjutnya dengan suara pelan, takut-takut jika ibunya mendengar

"OZY! Kamu ini...,! Masuk ke mobil dan berhenti ngomong yang bukan-bukan ke kakakmu!" gertak ibunya kesal, menunjuk ke arah limousine hitam yang sudah siap di depan gerbang pintu rumahnya

"Jangan dengarkan Ozy deh, kak. Menurutku, Shilla orangnya baik," senyum manis Chelsea saat menggelayut ke lengan kakaknya membuat ibunya tersenyum

"Nah, dengarin tuh Chelsea. Bukannya adikmu yang satu itu!" dengus Ibunya melirik ke arah Ozy yang hanya bersungut-sungut sembari menghilang masuk ke dalam mobil, disusul kakaknya, Chelsea

Tinggalah Ana Kawekas dengan putra pertamanya di ruang keluarga. Pria itu masih diam, kedua tangannya terselip ke dalam kantong celananya.

Wanita itu mendekati putranya, menyentuh lengan Cakka dengan lembut,

"Papa sudah nunggu di mobil," ujarnya pelan

"Ya," jawab Cakka

"Gini, mama nggak akan paksa kamu," ujar Ibunya dengan suara pelan, kemudian mendesis pelan, "Mungkin sedikit," lanjutnya

"Sangat," ralat Cakka menatap ibunya. Ibunya menyempatkan mendengus kecil dan memutar mata mendengar perkataan putra pertamanya

"Mama tahu kamu, dan mama juga tahu kalau kamu suka sama dia - Ashilla,"

"Mama Cuma nebak," ujar Cakka

"Nggak, serius! Memangnya ada cewek lain yang bisa bikin kamu bertekuk lutut selain Shilla?"

"Aku nggak pernah_"

"Itu hanya kiasan!" potong Ana dengan kesal - mana mungkin Cakka secara harafiah bertekuk lutut di depan Shilla, "Kamu nggak pernah senyum ke teman perempuanmu seperti kamu senyum ke Shilla. Dan kamu nggak pernah memandang cewek lain dengan cara kayak kamu mandang Shilla,"

"Pilihan kata yang menarik, Ma" komentar Cakka memalingkan wajahnya, merasa aneh dengan hal yang diucapkan ibunya. Apakah wanita itu hanya mengarang atau..., Cakka yang tidak menyadari?

SEASON TO REMEMBER (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang