Part 3

10.4K 529 5
                                    


Shilla tengah duduk menikmati es krim green tea ketika tiba-tiba Ify yang ada di sampingnya menyenggol lengannya pelan membuat cone es krim di tangannya jatuh. Mengotori sedikit seragamnya.

Ia menoleh menatap Ify dengan tatapan protes lantaran es krimnya yang kini sudah mencari tak berbentuk di atas rumput taman sekolah.

"Gabriel ke sini," bisik Ify

"Terus kenapa?" tanya Shilla ketus, masih kesal karena Ify,

"Lo kenapa?" tanya Ify mengernyit mendengar nada ketus Shilla padanya, belum sadar apa yang sudah ia lakukan

"Lihat es krim gue jatuh!"

"Gue minta maaf atas es krimnya,"

"Yah, lo hutang satu es krim pada ke gue!" dengus Shilla

Ify memutar mata, "Oke..., oke..., stop ngambek!" ujarnya melihat Shilla sudah mulai merajuk padanya.

"Hai, ladies,"

Keduanya spontan menghentikkan pembicaraan mereka dan mendongak, mendapati sosok yang sudah berdiri tegap di depan mereka itu. Gabriel Stevent. Anak kampus sebelah yang entah ada angin apa tiba-tiba ada di depan mereka.

"Oh, Gabriel?" Shilla mengangkat alisnya, kemudian tersenyum menyapa, "Hai!" ia melambai kecil. Sedangkan Ify tampaknya tidak ingin repot-repot menyapa. Lagipula ia tahu yang ditemui Gabriel adalah Shilla.

"Boleh gabung?" tanya Gabriel

"Tentu," angguk Shilla membiarkan Gabriel duduk di depannya, "Ada apa ke sini? Ada urusan sama guru?" tanya Shilla

"Nggak, gue ke sini Cuma mau ketemu lo,"

"Gitu? Ada apa?" Tanya Shilla mengernyit

"Kenapa seragam lo?" tanya Gabriel menunjuk noda es krim di seragam Shilla

Shilla mendengus, "Ulah Ify! Dia jatohin es krim gue," mendelik dendam ke arah Ify yang hanya tertawa tanpa dosa padanya.

"Sini, gue bantu," Gabriel tertawa kecil sembari meraih sapu tangan di sakunya kemudian mengusap noda itu dengan hati-hati, tentu saja ia tidak mau dibilang pelecehan pada anak SMA!

"Makasih," ujar Shilla tersenyum, membuat Gabriel turut tersenyum hanya dengan melihatnya.

"Gue ada lomba basket sebentar lagi," ujar Gabriel

"Apa Cakka ikut?" Kedua mata Shilla berbinar semangat begitu menyebutkan nama itu

Gabriel mengangkat alisnya dengan senyum kecil, "Lo masih suka dia, ya? Sejak SMP?" tanya Gabriel takjub

"Iya! Gimana bisa gue berhenti suka sama Cakka?" tanya Shilla

"Tergila-gila," ralat Ify terkekeh, mentertawai ketidak tahuan Gabriel. Yah, karena di antara mereka bertiga ini, hanya Gabriel yang tidak tahu, membuatnya tampak bodoh.

"Apa sih, hebatnya Cakka?" tanya Gabriel mengernyit

Shilla membelalak mendengar itu, "Lo masih tanya? Jelas dia hebat semuanya!" pekik Shilla bersemangat

"Dia bahkan nggak pernah nganggep lo sekalipun lo sapa dia," ujar Gabriel

Shilla mengulum senyumnya kemudian meringis kecil, "Nggak apa-apa. Gue udah terbiasa," ujar Shilla mengutarakan kebohongan kecilnya, meskipun tidak sepenuhnya bohong juga.

"Lo pernah mikir kalau Cakka itu..., gay?" tanya Gabriel pelan, mengangkat alisnya dengan senyum penuh arti. Ify memutar mata mendengar pertanyaan itu. Ketertarikan Gabriel pada Shilla sudah sangat jelas sejak pertama kali pria itu bertemu dengan Shilla. Hanya saja, entah karena terlalu bodoh atau terlalu buta karena cintanya pada Cakka, Shilla tidak pernah menyadari hal itu.

SEASON TO REMEMBER (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang