"Hei, gue denger kemarin Gabriel menang lomba basket lagi?" Viona tiba-tiba datang dan bergabung dengan ketiga temannya. Ashilla, Glam dan Cindai menoleh pada gadis berambut highlight yang baru saja kembali dari Eropa kemarin itu"Iya. Gue denger juga gitu," Angguk Glam
"Menang lagi? Gila! Dia nggak pernah kalah, ya?" Cindai menggelengkan kepalanya dengan tatapan takjub
"Setau gue, nggak pernah. Lo tau lah, dia three point aja nggak pernah gagal,"
"Mana dia juga pinter lagi," gumam Viona
"Nggak kalah sama Cakka sih, kalau menurut gue,"
"Ah! Bener juga. Minggu ini aja, Cakka udah menang dua kali lomba lari nasional,"
Ashilla Summers mendongak mendengar teman-temannya sudah menambah nama sosok yang menjadi bahan pembicaraan mereka – semula Gabriel, kini bertambah Cakka. Acara bergossip itu tiba-tiba menjadi menarik baginya. Yang tadinya ia hanya menjadi penikmat dan pendengar saja, kini ia mulai tergoda untuk angkat bicara
"Yah! Mana mungkin Gabriel lo bandingin sama Cakka?" dengus Shilla, membuat ketiga temannya menoleh padanya
"Tapi menurut gue, mereka emang hampir sebanding," Glam mengusap dagunya dengan ekspresi berpikirnya, kuku-kuku dengan polesan nail art salon itu tampak mengilap terpantul sinar matahari yang tidak terlalu terik.
"Cakka dan Gabriel..., mereka sama-sama dari keluarga kaya, mereka punya prestasi olah raga masing-masing, mana pinter juga dua-duanya, dan tampang – ah! Nggak perlu diraguin. Dua-duanya kelewat sempurna kalau tentang wajah," Cindai menimpali dengan wajah kagumnya
"Kalian lupa satu hal," ujar Shilla tersenyum lebar
"Lupa apa?" teman-temannya mendelik penasaran, Shilla menghela nafas kemudian mengendikkan bahunya
"Cakka dapet posisi pertama ranking paralel di kampusnya kemarin!"
"WOAH!" seru ketiga temannya nyaris bersamaan, membuat suara gaduh yang berlangsung cukup lama
"Cakka jadi peringkat pertama lagi?" Glam bertepuk tangan, meski yang ditepuk-tangai tidak berada di sekitarnya
"Yup! Dan Gabriel ada di posisi keempat," Shilla menaikkan dagunya dengan senyum bangga, meski entah apa yang patut ia banggakan.
"Berarti semester pertamanya di kampus bener-bener sempurna! Nggak cuma di SMA doang dia peringkat pertama, ternyata di kampus juga? Gosh," Cindai menggeleng tidak percaya
"Entah dia makan apa, sampai bisa sepinter itu," Viona, yang tergolong paling diam diantara keempatnya, angkat bicara. Dari tatapannya saja, Shilla sudah tahu gadis di sampingnya itu juga mengagumi sosok yang sama dengan yang Shilla kagumi. Cakka Kawekas.
"Benar-benar beruntung, kalau bisa dapetin Cakka," Cindai menggelengkan kepalanya, bernafas susah payah ketika ia membayangkan jika kelak ia jadi pendamping hidup Cakka.
"Sayang, kita cuma kebagian dua tahun satu sekolah sama mereka. Sekarang kita udah nggak bisa leluasa lihat mereka," Ucapan Glam sesaat berhasil membuat ketiga temannya ikut membayangkan dua wajah seniornya yang merupakan lulusan tahun kemarin itu.
Mereka masih ingat bagaimana wajah Cakka yang datar saat memberikan pidato sebagai lulusan terbaik di sekolahnya, benar-benar tanpa ekspresi. Atau wajah Gabriel saat pria itu menebar senyum ramahnya pada para gadis yang mengaguminya.
Keduanya, mungkin memang sebanding. Tapi mereka sangat bertolak belakang. Sangat amat.
"Dan ngomong-ngomong soal laki-laki sempurna. Jangan lupakan tentang Rio Stevano," Cindai menjentikkan jarinya
KAMU SEDANG MEMBACA
SEASON TO REMEMBER (Book 1)
Hayran Kurgu⚠️ tw // s h *Meet the summer ... Dia adalah musim panas. Musim panas yang hangat dan ceria. Musim panas yang membawa tawa dan bahagia. Musim panas berwarna. Dan musim panas yang tidak berlangsung selamanya. Ashilla Summers, putri tunggal Flint Sinc...