Part 22

9.5K 504 3
                                    

"Shilla!"

Kedua mata Shilla melebar melihat siapa yang berdiri di depannya, "Chelsea!" Shilla memeluk tubuh proporsional itu, "Ayo, masuk!"

Namun Chelsea menggeleng dan menyeringai lebar, "Aku mau ajak kamu belanja. Kamu... kosong kan hari ini?"

Shilla tersenyum tapi tidak langsung menjawab, sedikit menimang-nimang sejujurnya. Bisakah? Bagaimana mungkin ia pergi dengan Chelsea tanpa terbayang-bayang wajah kakaknya?

Atau... bagaimana kalau menolak?

"Chelsea..." Shilla menggigit bibirnya. Sanggupkah ia menolak, kira-kira? Sepertinya..., "Oke." Shilla tersenyum

Tidak, ia tidak sanggup menolak kedua mata yang berbinar penuh harap padanya itu. Chelsea memekik girang kemudian melangkah masuk ke dalam rumah Shilla

"Tunggu sebentar ya, aku siap-siap dulu." Shilla beranjak menuju ke kamarnya, menukar pakaiannya dengan pakaian tebal

Hanya butuh beberapa menit untuk Shilla kembali melangkah turun ke ruang tengah, tempat dimana ia meninggalkan Chelsea sendirian

"Shilla..."

Langkah Shilla terhenti di anak tangga terakhir. Chelsea tidak sendirian lagi di sana, ia sedang bersama... Gabriel? Oh, tidak.

"Gabriel?" Shilla melangkah mendekati pemuda itu

"Mau pergi, ya?"

"Apa... apa kita ada janji?" Shilla merutuki, apakah ia melupakan janji dengan Gabriel hari ini?

"Nggak kok. Aku sengaja datang mendadak, mau ajak kamu pergi. Tapi sepertinya kamu... ada acara lain?"

Shilla menatap Gabriel menyesal, "Maaf, Gab. Aku mau pergi sama_"

"Chelsea." Chelsea mengulurkan tangannya pada Gabriel dan tersenyum manis dan tatapan yang lugas, "Adik Kak Cakka."

Gabriel sedikit terhenyak mendengar penuturan terakhir gadis di depannya itu. Sekilas ia menatap Shilla yang memalingkan wajah darinya, kemudian menjabat tangan Chelsea sejenak

"Jadi, kemana kalian akan pergi?"

"Kita mau_"

"Rahasia!" Potong Chelsea cepat

Gabriel hanya tertawa ringan, "Oke. Jaga diri kalian baik-baik, ya. Kalau gitu, aku pergi dulu."

"Hati-hati, ya?" Ujar Shilla tersenyum

"Bye." Pemuda itu meninggalkan kecupan ringan di dahi Shilla

Di depan Chelsea yang mengerutkan kening. Siapa... laki-laki itu hingga bisa semudah itu mengecup dahi Shilla? Apa jangan-jangan...?

"Pacar kamu?" Tanya Chelsea menoleh pada Shilla

Shilla menoleh pada Chelsea dan tersenyum kemudian menggamit lengannya, "Ayo! Keburu siang, nanti sold out!"

+++

Ketika Rio dan beberapa orang dari agensinya melangkah keluar dari gedung Meet and Greet siang itu, bergerombol wartawan sudah berdiri di sana berdesak-desakan.

Rio mengernyit.

Ada apa? Biasanya juga tidak seramai ini?

"Rio, cepat masuk..." Ujar salah seorang dari agensi Rio, menyeret Rio masuk ke dalam mobil untuk menghindarkan pemuda itu dari kerumunan wartawan

"Hey, kamu asisten Rio, kan?"

Seseorang mencekal tangan Ify membuat gadis itu sempat hampir jatuh. Ia bingung, tapi seperti yang sudah disepakati, bahwa Ify yang harus bicara dengan wartawan. Bukan Rio.

SEASON TO REMEMBER (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang