[Prolog]

22.6K 842 18
                                    

Nick memijit pelipisnya yang terasa sangat berat dan pusing. Efek alkohol yang terlalu banyak ia konsumsi sepertinya mulai merasuk. Ia berjalan terseok-seok dengan jas dan tas yang ia seret. Ia berusaha agar tetap fokus pada jalanan sepi di depannya. Supirnya yang sempat ia hubungi untuk menjemputnya tak kunjung menampakkan wujudnya.

Ia memang tidak membawa mobil saat berlari dari rumahnya tadi. Ia sampai tidak sadar kalau ia telah berlari begitu jauh hingga sampai di jalanan yang tidak pernah ia ketahui. Dan saat menemukan sebuah club malam di ujung jalan, ia akhirnya menumpahkan segala kemarahannya di dalam sana. Berbotol-botol alkohol dengan kadar tinggi ia habiskan. Namun perasaannya masih saja tak merasa lega. Hatinya masih saja terasa sakit.

Wanita itu, wanita yang sangat ia sayangi, wanita yang sangat ia percaya, wanita itu telah menghancurkan segala kepercayaannya. Wanita itu telah menumbuhkan kebencian yang mendalam di lubuk hatinya. Bukan hanya kebencian yang tertuju pada wanita itu saja, tapi juga seluruh wanita yang ada di dunia. Nick muak. Benar-benar muak dengan kebusukan seorang wanita.

"Bajingan!" Nick menendang satu kaleng di depannya hingga terpental jauh.

Detik selanjutnya, tiba-tiba satu pikiran busuk terbesit di otaknya. Nick merogoh sakunya, kemudian dengan pandangan yang sedikit kabur ia akhinya berhasil menghubungi nomor salah satu bodyguard-nya.

"Hallo, bos," suara bariton terdengar di seberang telepon.

"Pesankan aku sebuah kamar di Hotel Estrella da Luz. Dan carikan aku seorang wanita. Bawa saja dia ke kamar itu."

"Wanita?" tanya sang bodyguard heran. Nick memang cerminan seorang pria yang baik, tak pernah sekalipun ia terlihat bermain-main dengan seorang wanita.

"Jangan banyak bertanya! Lakukan saja perintahku! Kalau tidak, kau akan ku pecat!!"

"I-iya, bos," jawab sang bodyguard tergeragap.

"30 menit lagi aku akan sampai. Jadi carilah secepatnya!"

"Satu lagi, jangan pernah membawakanku wanita jalang!! Aku lebih suka wanita yang polos. Ya, wanita yang polos." Nick menyeringai kemudian memutus sambungan sepihak.

Mungkin hanya dengan cara ini ia bisa menghilangkan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Tin! Tin!

Nick menyipitkan matanya kala sebuah cahaya masuk, menyilaukan kedua matanya. Nick kemudian berjalan terseok-seok memasuki BMW hitam di depannya.

"Pergilah ke Hotel Estrella da Luz," ucap Nick lirih pada sopir pribadinya.

•••

Nick menutup pintu dengan keras. Ia menarik dengan kasar tangan wanita itu agar mau mengikuti langkahnya memasuki kamar.

"Jangan! Kumohon jangan!" Wanita itu terisak-isak sambil terus berontak dari cekalan tangan Nick. Nick diam tak menjawab namun terus berusaha menarik dan melawan berontakan wanita itu.

"Tolong!!!!!!" Wanita itu berteriak kencang yang seketika membuat kepala Nick pening karena efek alkohol yang juga bereaksi dalam tubuhnya. Nick mengepalkan tangannya erat lalu dengan sekali sentakan ia mendorong tubuh wanita itu hingga menghantam pintu dengan keras. Wanita itu meringis kesakitan. Ia kembali terisak-isak namun hal itu justru membuat Nick semakin naik darah.

"Diam!" Nick membentak keras. Seketika wanita itu terdiam namun masih bisa terdengar isakan tertahan keluar dari mulutnya. Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam berusaha menghindari Nick.

Nick lalu mengunci kedua tangan wanita itu di atas kepala wanita itu menggunakan satu tangan kirinya. Lalu, ia mencekal dagu wanita itu menggunakan tangan kanannya dan mengangkat wajah wanita itu tinggi-tinggi hingga sejajar dengan wajahnya. Wanita itu menutup matanya rapat-rapat dengan air mata yang terus bercucuran.

Nick menyeringai puas melihat ekspresi ketakutan dari wajah wanita itu. Entah kenapa, batinnya terasa lega, puas, dan sangat bahagia saat melihat seorang wanita menderita karenanya. Meskipun ia sama sekali tak tahu siapa sebenarnya wanita itu, dan apakah wanita itu pantas menerima pelampiasan atas rasa sakit hatinya, ia tidak peduli. Setidaknya rasa sakitnya bisa terbalaskan.

"Kalau kau masih mau ku pulangkan dalam keadaan hidup-hidup. Diamlah dan turuti semua mauku!" bentak Nick lagi-lagi sukses membuat wanita itu diam.

"Nah, begini lebih baik. Wanita pintar." Nick menyeringai setan lalu melumat bibir wanita itu dengan kasar. Jujur saja, kecantikan wanita di depannya itu sedari tadi sudah membuat gairahnya naik dan ingin segera dipuaskan.

Lidah Nick terus berusaha masuk ke dalam mulut wanita yang tengah terlihat tak berdaya untuk melawan itu. Gairah Nick benar-benar terbakar bersamaan dengan efek mabuknya. Nick semakin kasar karena ia bahkan tidak bisa menemukan celah di antara bibir tipis wanita itu sedikitpun. Wanita itu benar-benar menutup rapat mulutnya yang malah membuat Nick akhirnya menggigit bibir bawahnya. Saat ia berteriak karena perih, lidah Nick langsung masuk menelusuri dan merasakan manisnya lidah miliknya.

Wanita itu berusaha menolak namun itu sia-sia. Lidah Nick bahkan terus bermain dengan lidahnya. Wanita itu mengerang kesakitan karena merasakan kasarnya permainan Nick. Namun yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dalam diam.

Tangan Nick semakin memperkuat cengkramannya pada rahang wanita itu. Gairah pria ini sudah tidak bisa ditahan lagi. Dijambaknya rambut wanita itu dan ditariknya hingga wanita lemah itu tersungkur di atas ranjang.

Nick melepas dengan kasar kemeja putihnya yang sudah kucel karena gairah. Dilihatnya wanita itu yang sudah tengkurap tak berdaya di atas kasur. Roknya yang sedikit tersingkap dan menampilkan paha putih mulusnya membuat Nick semakin bergairah. Dengan segera, ia melepaskan seluruh pakaiannya tak tersisa.

Saat wanita itu hendak berbalik, dengan segera Nick naik ke atas kasur dan menindih tubuh indah itu di bawahnya. Biarkan saja posisinya seperti itu, karena ia tahu kalau wanita itu berbalik, bisa-bisa ia mulai berontak lagi.

Nick diam sejenak melihat pemandangan indah di depannya. Jeff -bodyguardnya- benar-benar cerdas dalam memilihkannya seorang wanita seperti yang ia inginkan. Polos, cantik, seksi, namun sayangnya wanita itu benar-benar keras kepala.

Tak mau mengulur-ulur waktu, Nick mencoba mencari celah di antara kedua paha mulus wanita itu. Kemudian, dengan sekali sentakan, ia akhirnya berhasil menembus pertahanan wanita itu. Saat itu juga sebuah teriakan memilukan menggema di kamar itu. Namun hal itu sama sekali tak menyurutkan gairah setan milik Nick. Yang ada, Nick malah semakin bergairah untuk memuaskan tubuhnya sekaligus merasakan kenikmatan tubuh wanita polos itu.

Desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut Nick, tak sejalan dengan isakan-isakan tertahan dari mulut wanita itu. Wanita itu sudah tak bisa lagi melakukan pemberontakan. Tubuhnya sudah benar-benar lemas tak berdaya. Rasa nyeri sekaligus sakit di seluruh tubuhnya akibat perlakuan kasar Nick, membuatnya hanya bisa pasrah dan menangis dalam diam. Nick benar-benar memperlakukannya seperti seekor hewan.

Beberapa menit kemudian, lenguhan panjang keluar dari mulut Nick menandakan ia telah mencapai puncaknya. Tubuh Nick kemudian ambruk di sebelah tubuh wanita itu. Nick memejamkan matanya dan tersenyum puas. Satu hal yang tidak Nick ketahui, wanita itu sudah tidak sadarkan diri semenjak beberapa detik yang lalu. Wanita itu pingsan dalam tangisnya.

•••

TBC
01 Januari 2016

Vote dan commentnya ditunggu ya, guys :) thank you.

P.S : part ini gue dedikasikan buat paphatophulus yang udah bantuin nulis part ini mhuehehehe buat SeasonInTheSun juga yang bantuin ngasih saran2, thanks guys :D

P.S.S : part 1 bakalan aku publish 1 hari lagi ya :)

How It EndsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang