Sambil play videonya ya, guys :)
Birdy - Wings***
"Aaaaahhhhhh!!!!!"
Nick berjalan tergopoh-gopoh dari ruang kerja menuju kamar Claude. Rasa kantuk yang menerjangnya beberapa menit yang lalu seketika lenyap karena jeritan itu.
Nick membuka pintu kamar Claude dengan keras dan terpekur melihat tubuh wanita itu bergerak gelisah masih dengan mata terpejam. Nick berjalan menghampiri Claude.
"Claude! Claude!" Nick mengguncang-guncang tubuh wanita itu, berusaha membangunkannya.
"Claude! Sadarlah, Claude!"
"HAH!!" Claude membuka mata dengan napas yang tersengal. Sedetik kemudian, air mata mulai turun membasahi pipinya. Pemandangan yang selalu membuat jiwa Nick terguncang.
"Ssshhhh... Tenanglah, Claude. It's okay. It's okay," Nick mendekap tubuh rapuh itu. Sejenak tubuh itu mulai berhenti bergetar.
"Ssshhhh..." Nick mengelus-elus rambut Claude pelan. Setelah merasa tubuh Claude sedikit lebih tenang, ia melepaskan dekapannya dengan perlahan.
Nick mengusap cairan bening di pipi wanita itu, "Hanya mimpi buruk. Tenanglah.."
Terlihat Claude menghirup napas panjang kemudian menghelanya perlahan.
"Ini, minumlah," Nick menyodorkan segelas air dari nakas. Claude pun memerimanya dan meminumnya perlahan.
"Tidurlah lagi," Nick meletakkan kembali gelas yang telah kosong ke atas nakas. Ia merebahkan tubuh wanita itu, kemudian menaikkan selimutnya hingga dagu.
Nick mengusap puncak kepala Claude pelan. Saat tubuh pria itu berbalik hendak melangkah menjauh, tangan Claude tiba-tiba mencekal lengannya. Membuatnya berhenti dan menoleh.
"Ada apa, Claude?"
"Eh..ka-kau, apa kau akan tidur setelah ini?"
Nick mengangkat satu alisnya bingung.
"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu. Masih tinggal beberapa file lagi. Kenapa?"
Cekalan tangan wanita itu perlahan mulai mengendur, namun ia masih saja diam, terlihat sedang bergelut dengan keragu-raguannya.
"Ada apa, Claude?" tanya Nick sekali lagi.
"Oh-eng, tidak ada apa-apa. Aku akan tidur. Te-terima kasih."
Nick tersenyum dan mengangguk.
•
Setelah kepergian Nick, bukan tidurlah yang Claude lakukan. Alam bawah sadarnya sama sekali tak bisa membawanya menuju dunia yang berbeda. Yang ada, alisnya benar-benar mengerut karena memaksa agar kesadarannya segera menghilang dan berganti menjadi sebuah mimpi. Claude sampai harus berkali-kali merubah posisi tidurnya berusaha mencari posisi tenyaman agar bisa segera terlelap. Namun, tetap saja kantuk itu seakan menguap ke udara. Digantikan rasa segar yang membuatnya sama sekali tak ingin melanjutkan tidur lagi. Padahal, waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi.
Claude menghela napas dan bangun dari tidurnya. Ia menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidur. Sejenak terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Akhirnya, Claude memutuskan berjalan ke luar kamar, hendak mencari apapun di dapur yang bisa mengisi perutnya dan menimbulkan rasa kantuk itu lagi.
PRANG!!
Claude berjengat kaget atas apa yang telah ia lakukan. Baru beberapa langkah keluar dari kamar, maksud hati ingin mencari sesuatu sebagai penunjuk arah, namun tangannya malah membuat sebuah bingkai foto yang tertempel di tembok jatuh dan pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
How It Ends
RomanceNick Ashworth dihantui rasa bersalah semenjak mengetahui bahwa ia telah menghancurkan hidup seorang wanita yang bahkan telah memiliki beban yang begitu berat. Lalu haruskah ia mengungkapkan segalanya disaat wanita itu bahkan telah mempercayainya leb...