[4]

10.7K 541 10
                                    

"Claude, berhentilah sebentar. Aku ingin bicara."

Claude menghentikan kegiatannya kala mendengar interupsi dari bos sekaligus satu-satunya orang yang sangat ia percayai itu. Claude meletakkan nampan di tangannya ke meja bar cafe. Ia kemudian berjalan mendekati Reynold.

"Ada apa, bos?"

Reynold memutar bola matanya kala mendengar panggilan Claude padanya. Sudah berkali-kali ia meminta Claude untuk memanggilnya hanya dengan sebuah nama saja. Tapi wanita itu selalu saja memanggilnya dengan sebutan bos yang katanya itu adalah 'sebagai tanda hormatnya di tempat kerja'.

Claude yang tau pasti kalau pria di depannya itu pasti sedang menggeram kesal karenanya, hanya bisa tertawa geli.

"Hari ini kau bekerja sampai sini saja," ucap Reynold.

"Maksudnya?"

"Hari ini aku memberimu diskon waktu. Kau hanya boleh bekerja sampai sini. Setelah ini kau harus pergi dari cafe."

"Huh?" tanya Claude semakin tidak mengerti.

"Oke, jadi begini, tadi pagi aku mendapat telepon dari seorang pria yang sangat pemaksa. Dengan segala cara cerdiknya, ia akhirnya berhasil merayuku untuk mengijinkannya membawamu di tengah jam kerja mu. Dan..ya, aku sudah mengancamnya kalau sampai terjadi sesuatu padamu, ia tidak akan selamat di tanganku."

Claude melongo mendengar penjelasan Reynold. Ia masih tidak mengerti kemana sebenarnya arah pembicaraan bosnya itu.

"I still don't get it, Rey."

Reynold menghela napas lelah, "Pokoknya setelah ini kau harus mengganti seragammu. Dan kau akan dijemput oleh seseorang untuk membawamu menuju pangeran berkuda putihmu. Jadi-"

"Permisi.."

Ucapan Reynold terhenti karena interupsi seorang wanita anggun yang tiba-tiba masuk ke dalam cafe itu.

"Ah, kau??"

"Ya. Aku datang kemari untuk menjemput Claude atas perintah Nick," sela wanita itu seolah mengerti arah pertanyaan Reynold.

"Kebetulan sekali. Kalau begitu, Claude, sekarang masuklah ganti seragammu. Kau harus segara mengikuti nona ini."

Claude mengerutkan alisnya berusaha mencerna segala perintah Reynold yang masih tidak ia mengerti.

"Claude to earth!" Reynold menggoyang bahu Claude. Claude tersentak seketika, "Engg..." gumam
Claude ragu harus melakukan apa.

"Sudah jangan banyak berpikir. Sekarang gantilah bajumu. Ini perintah, Claude!"

Perintah tegas Reynold akhirnya berhasil menggiring Claude masuk ke dalam ruang ganti meskipun masih dengan keragu-raguannya.

Setelah ia mengganti seragam cafenya dengan sebuah kaos oblong dipadu cardigan panjang dan rok selutut, Claude akhirnya berjalan ke luar cafe dengan diiringi Reynold di sampingnya dan wanita kiriman Nick di depannya.

"Silakan masuk, Claude," ucap wanita itu setelah sampai di depan Lexus putih yang terparkir di depan cafe Aimér.

"Kau nyetir sendiri?" tanya Reynold saat memastikan kalau tidak ada sopir di dalam mobil itu.

"Iya," jawab wanita itu singkat. Wanita itu kemudian tersenyum dan berjalan memutari mobil menuju kursi kemudi. Reynold kemudian membukakan pintu depan mobil itu dan mempersilakan Claude masuk. Sebelum menutup pintu, Reynold berpesan lirih pada wanita di samping Claude, "Hati-hatilah, jangan ngebut. Dan, jangan sampai membuat wanita ini terluka ya," Reynold menunjuk Claude dengan dagunya. Wanita itu pun tersenyum dan mengangguk mengerti. Setelah itu, Reynold menutup pintu dan melajulah mobil itu meninggalkan area cafe.

How It EndsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang