[13]

6.5K 435 77
                                    

Kalau misalkan part-part awal membosankan dan nggak sesuai ekspektasi kalian, jangan pernah berhenti baca ataupun skip yah, guys. Karena bakalan ada kejutan di bagian2 akhir wkwkwkwkw

Happy reading!

•••

PRANG!!

"Claude..."

Nick berjingkat beranjak dari dapur. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri saat telah sampai di depan dapur, namun ia tak menemukan siapa-siapa.

Guk! Guk!

Nick membelalak saat melihat anjing Pomeranian putih kecil tengah menggonggong semangat padanya, di depan pintu kamarnya.

"Sialan. Cassie! Kau membawa Tryon?!" Teriak Nick sambil berjalan menghampiri anjing kesayangan kakaknya itu.

Bukannya menjawab, Cassie malah tertawa terbahak-bahak.

"Iyah! Aku lupa! Tadi dia tidur di sofamu!" teriak Cassie menjawab.

Nick mencibir sambil mengelus anjing yang diberi nama Tryon oleh kakaknya itu. Nick semakin mencibir saat melihat asbak yang sebelumnya berada di meja kecil di depan kamar Claude telah terjatuh di lantai. Nick kemudian menggendong Tryon lalu dengan perlahan berjalan menuju asbak tersebut.

"Ini kelakuanmu kan?" bisik Nick pada Tryon yang hanya memandang datar padanya.

Nick mendengus dan menyentil pelan dahi anjing di gendongannya itu. Jujur saja, sebenarnya sedari tadi detak jantungnya masih belum bisa bekerja dengan normal. Meskipun otaknya sedari tadi terus menyerukan kemungkinan-kemungkinan
positif bahwa bunyi tadi hanyalah kelakukan Tryon, namun entah mengapa hatinya masih saja merasa tidak yakin. Ia takut kalau ketakutannya akan Claude yang mendengar perbincangannya benar-benar terjadi.

Nick menarik napas dalam, kemudian berjalan menuju pintu kamar Claude. Sambil terus merapalkan harapan-harapan positif, ia membuka pintu itu dengan sangat perlahan.

Nick menghela napas lega saat melihat tubuh wanita yang sedari tadi menghantui batinnya masih terbaring pulas di atas ranjang.

Guk!

"Sstt!!!!" Nick menutup pintu kamar Claude kemudian berjalan cepat menjauhi kamar itu karena Tryon telah kembali menggonggong kencang.

"Diam, Tryon!"

"Kenapa?" tanya Cassie yang telah duduk sambil menonton tv di ruang tengah.

"Anjingmu ini sialan!"

"Heh! Jangan berani-berani mengumpat pada Tryon yah!" Cassie mengambil Tryon dari gendongan Nick kemudian mengelus-elus bulu tebalnya.

Nick berdecak, "Dia membuatku jantungan!"

Cassie menyengir, "Sama. Tadi ku kira itu Claude. Tapi, Claude memang masih di kamar kan?"

Nick mengangguk.

Cassie tertawa, "Kau memang anjing pintar.."

Nick memutar bola matanya malas.

"Yasudah kalau begitu, aku mau pergi dulu."

"Oh? Sudah? Memangnya kau mau kemana setelah ini? Kantor?"

"Tidak. Hari ini aku tidak ke kantor. Setelah ini aku mau mengantar baby handsome-ku ini ke pet shop dulu. Dia sudah buluk, sudah waktunya dipertampan."

Nick terkekeh, "Perawatan Tryon mungkin lebih mahal daripada aku. Kau juga, mentang-mentang kantor punya kekasihmu sendiri jangan pergi sana- sini seenakmu."

How It EndsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang