Ariana POV
Gue berulang kali mengganti channel TV di hadapan gue. Ugh, kenapa saat gue lagi ada waktu luang, ngga ada satupun acara TV yang bagus? Grr."Justin Bieber is being arrested this early morning. He..."
Stupid gossip. Justin Bieber arrested? Pfft.
Wait.
Justin Bieber arrested.
Justin Bieber arrested.
JUSTIN BIEBER ARRESTED?!!
Gue buru-buru kembali ke channel yang tadi dan menampilkan foto mugshoot Justin. Justin tertangkap? Gue menutup mulut gue. This isn't he. I know him. No. No. NO.
Gue mengambil handphone gue dan mencari kontak Scooter dengan panik.
"Scooter!"
"What's up, Ariana?"
"Lo tau Justin tertangkap?"tanya gue masih dalam keadaan panik. He must be so scared. Gue mendengar Scooter mendesah pelan.
"Yes."
"Gimana keadaan dia sekarang?!"
"I don't know, Ari. Dia masih di kantor polisi."
"Gue bakal ke kantor polisi sekarang. Justin pasti beneran takut sekarang. Apa lo bisa minta Allison atau Yael buat nemenin Aunty Pattie sekarang?"tanya gue bangkit dari tempat duduk gue dan lari ke kamar buat ganti baju. Gue memang bukan siapa-siapanya Justin. Tapi gue tetap teman Justin. Dan teman harus saling mendukung dalam situasi apapun, bukan?
"Hmm... Alright. I hope he okay."
"Bye Scooter."
Gue buru-buru mengganti baju dan memakai cardigan dan flat shoes gue. Setelah itu gue lari ke mobil dan mulai mengendarai mobil gue ke kantor polisi. Gue ngga tahu harus bersyukur atau kecewa karena gue berada di Miami sekarang. Kecewa? Shut up, Ari! Justin lagi butuh teman untuk mendukungnya. But... gimana kalau ada Selena disana? Ugh, I don't care! I just want to make sure he's fine.
Gue pun akhirnya sampai di kantor polisi. Gue melihat ke sekeliling dan ada cukup banyak Beliebers yang menunggu di depan kantor polisi. They're so sweet. Gue pun menghampiri mereka.
"Hey guys, kalian udah dapat kabar tentang keadaan terbaru Justin?"tanya gue. Mereka kaget melihat gue tapi salah satu dari mereka menjawab gue.
"Polisi ngga mau memberitahu ke kami. Kami udah menunggu disini berjam-jam yang lalu,"katanya terisak.
"Don't cry, sweetheart. Aku akan mencari tahu oke?"kataku tersenyum. Gue langsung lari ke dalam.
"Apa anda memerlukan sesuatu, Miss?"tanya salah satu polisi yang dari nama di bajunya terdapat nama 'Jack Johnson'.
"I'm sorry, Sir. Tapi bisakah saya menemui Justin Bieber?"tanya gue penuh harap.
"Apakah anda keluarganya?"tanya polisi Johnson.
"Saya temannya. Ibu Justin tidak bisa datang karena dia berada di luar negeri. Saya mohon, Sir. Kalian pasti membutuhkan wali dari pihak Justin, bukan?"kata gue dengan nada memohon. Polisi tersebut tampak berpikir.
"Baiklah. Kebetulan ia sedang berada di ruang sidang. Mari saya antarkan." Polisi Johnson ini pun mengantar gue ke ruang sidang. Tampak Justin dan Khalil yang sedang duduk menunggu hakim.
"You can sit in here, Miss. Saya mohon anda tidak berjalan ke depan dan mengganggu sidang ini. Saya permisi."kata polisi itu dan berlalu dari hadapan gue. Gue mengangguk.
"Mr. Bieber." God. Sidangnya sudah dimulai dan Justin dipanggil maju. Gue menatap Justin dengan gugup. Justin belum melihat gue karena dia menunduk dari tadi. Gue ngga terlalu merhatiin perkataan Hakim, gue hanya fokus ke Justin. Justin pun akhirnya mengangkat kepalanya dan terlihat kaget melihat gue disini.
Gue tersenyum kepada Justin. Gue harap dengan senyum ini Justin tahu I'll always be there for him. Dia masih menatap gue dengan kaget.
***
Justin akhirnya dibebaskan! Yap, masalahnya udah beres. Dan gue ngga tertarik buat menceritakannya. Sebelum Justin dikeluarkan, gue bakal masuk ke ruangan Justin sekarang."Hai Justin,"sapa gue halus.
"Ari?!"kata Justin yang tadinya terduduk langsung menghampiri gue di ambang pintu. Dia pun meluk gue dengan erat. Seakan dia ngga akan biarin gue lepas dari pelukannya.
"Hey... It's okay... Everything's gonna be alright, okay?"kata gue mengelus punggung Justin. Karena gue pendek dan kecil (ugh), kepala gue bahkan cuma mencapai pundak Justin.
"I'm so scared..."bisik Justin terisak. Oh no, he's crying? Gue melepas pelukan Justin, tapi Justin mengeratkan pelukannya di tubuh gue.
"No, please, I really want to hug you."kata Justin menenggelamkan wajahnya di leher gue.
"Okay... but please Justin, don't cry."kata gue mengusap rambut belakang Justin.
"Thank you so much, Ari. Thank you so much."kata Justin mencium kening gue lama. Butterflies again.
Dia akhirnya melepaskan pelukannya tapi tangan kanannya masih memeluk pinggang gue. Justin dan gue pun berlari pelan ke mobil gue. Justin menyapa beberapa Beliebers dan say thank you so much ke mereka.
Tapi ada satu hal yang mengganggu pikiran gue.
Where is Selena?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling
FanfictionSemua orang tahu Ariana Grande - gadis manis dengan suara yang begitu indah. Semua orang pun mengetahui Justin Bieber - pria tampan dengan suara yang merdu. Bagaimana jika Ariana terjebak dalam pesona Justin, sedangkan Justin sendiri masih terjebak...