19 - Someone

3.4K 274 7
                                    

Ariana POV

"We're in Paris, baby!"seru Selena saat kami turun dari pesawat. Gue dan Lexie hanya tertawa mendengar seruan Selena. Girls day out!

"Eh, kita mending buru-buru check in di hotel buat istirahat. Biar nanti malam kita bisa ke Menara Eiffel!"seru Lexie heboh. Gue tertawa. Tapi gue juga ngga sabar buat ke menara terkenal itu lagi.

"Oke, oke, just calm down. Kita punya waktu seminggu, jadi gimana kalo kita makan aja dulu?"kata gue sambil menyengir. Lexie sama Selena melihat gue bersamaan.

"Gila lo udah laper lagi!"

"Lo tadi makan banyak banget di pesawat!"

"Iya tuh, jatah gue bahkan dimakan sama lo,"

"Tapi lo juga ngambil jatah gue, Sel!"

"Manusia itu makhluk sosial. Jadi harus saling berbagi, sayang,"

"Lo curi kalimat darimana tuh?"

"Tadi ada ibu-ibu sebelah gue ngomong gitu,"

"Huu, gue kira lo pinter,"

"Gue emang pinter, kali,"

"GUYS!! Duh kalian tuh cuma berdua tapi ributnya kaya satu kota tau ngga,"kata gue membungkam kedua mulut mereka. Mereka langsung terdiam dan menghempaskan tangan gue dari mulut mereka.

"Udah ah, gue udah laper ini,"kata gue menggeret koper gue sambil memakai beanie gue.

"Jangan-jangan lo laper gara-gara lo lagi hamil ya, Ri?"ujar Lexie. Gue membelakakkan mata gue dan memukul bahunya pelan.

"Ih, apa-apaan deh pikiran lo!"omel gue.

"Itu anak siapa, Ri?"tanya Selena menggelengkan kepalanya pelan.

"Ugh, amit-amit." Lexie dan Selena hanya tertawa terbahak-bahak melihat wajah cemberut gue.

"Ayo, Lexie! Gue juga udah laper lagi,"kata Selena menarik tangan Lexie.

"Katanya ngga laper,"ucap gue dan Lexie bersama.

"Gue ngga bilang gitu, kok,"ujar Selena menjulurkan lidahnya.

***

"It's so beautiful,"ujar Lexie saat kita sudah berada di dekat Menara Eiffel. Gue tersenyum menatap lampu-lampu indah yang menerangi menara tersebut. Gue dari dulu selalu ingin dilamar di depan menara ini suatu hari nanti. Kita akan lihat nanti apakah impian gue itu jadi kenyataan... atau tidak.

"Let's take a selfie!"seru Selena yang tiba-tiba mengangkan iPhonenya untuk berselfie. Gue tersenyum lebar.

"Mending kita minta seseorang buat fotoin kita aja,"usul gue. Selena dan Lexie mengangguk setuju. Gue pun menghampiri seseorang yang sedang memfoto Menara Eiffel, sepertinya dia seorang fotografer.

"Excuse me, do you mind to take a picture of us?"ujar gue mengulurkan iPhone gue. Dia menatap gue dan tersenyum.

"Sure!"katanya mengambil iPhone gue dan mengambil beberapa foto gue, Lexie, dan Selena dengan latar belakang Menara Eiffel.

"Thank you!"kata gue mengambil iPhone gue dan dibalas dengan anggukan.

"OMG! You have to upload this,"ujar Selena heboh. Gue mengangguk setuju dan mengupload foto tersebut di instagram.

arianagrande: with my two cute-mad-super girls! @selenagomez @lexie1225

Gue terdiam sejenak dan menatap sekeliling gue. Kenapa gue merasa ada yang memperhatikan gue. Gue menatap sekeliling untuk mencari 'orang' tersebut, tapi sulit di tengah kerumunan ini.

"Hmm... guys?"

"Apa, Ri?"

"Kalian ngerasa kalo ada yang merhatiin kita ngga dari tadi?"ujar gue masih melayangkan pandangan gue ke sekeliling.

"Paling itu cuma paparazzi,"kata Selena acuh. Sedangkan Lexie hanya mengangkat bahunya.

***
"Place du tertre!"seru Selena semangat. Gue ngga ngerti kenapa dia berminat besar buat jalan ke tempat dimana seniman-seniman jalanan yang berbakat berkumpul.

"Oke, calm down. Kenapa lo beneran pengen kesini?"tanya gue memberhentikan langkah Selena. Sedangkan Lexie masih memakan burger alias makan malamnya yang belum habis karena Selena langsung menarik kami tadi.

"Oh, come on! Apa kalian ngga pengen wajah kalian dilukis langsung?"kata Selena.

"Di instagram aja udah banyak kok yang ngegambar muka lo, Sel,"ujar Lexie yang baru saja menelan gigitan terakhir burgernya.

"Gue pengen langsung, ayo!"seru Selena menarik tangan gue dan Lexie buat mengelilingi jalan ini.

Selena pun menemui seorang pelukis yang dianggapnya cocok, dan menyuruh gue dan Lexie duduk manis dengannya, sementara pelukis itu melukis kami secepat mungkin.

30 menit. Dan pipi gue udah terasa pegal. Akhirnya pelukis tersebut pun mengatakan kalau lukisannya sudah selesai. Dan itu membuat gue dan Lexie menghembuskan nafas lega. Sedangkan Sele semangat melihat hasil lukisannya.

"OMG! Ri, Lex, sini deh,"kata Sele. Gue pun mendekatinya dan melihat lukisan tersebut. Sebenarnya itu masih sketsa kami dengan pensil tapi hasilnya udah beneran bagus. Ini emang pantas buat 30 menit yang melelahkan.

"Lex, temenin gue buat ngelihat bingkainya, yuk. Ri, lo bisa disini jagain lukisannya, kan?"tanya Selena.

"Boleh deh. Jangan lama-lama, ya,"kata gue.

Gue memutuskan buat duduk di bangku dekat pelukis tadi sambil merapikan hoodie gue. Actually... ini hoodie Justin. Remember our date? Gue mencium aroma hoodie ini berharap gue bisa merasakan kedua lengan Justin yang biasanya meluk gue dengan hangat. I miss him. I really do.

"Excuse me, Miss Grande?"ucap pelukis tadi. Gue tersentak dari lamunan gue dan menoleh ke pelukis ini.

"This is for you."ujarnya memberikan sebuah gelas kertas berisi, kopi mungkin?

"For me?"

"Yes." Gue pun menerima kopi dari tangannya dan mengucapkan terima kasih.

"You get message too,"ujarnya mengambil secarik kertas dari sakunya, dan memberikannya langsung ke gue. Saat gue mau bertanya, dia malah mendahului gue.

"Saya akan menjaga lukisannya," Gue mengerutkan kening gue dan membuka kertas tersebut.

Pergi ke halte yang berada di ujung jalan, dan naiki bus ke Pont des Arts. Meet me in the midde of the bridge. Please, you have to trust me now.

from: i think you know who i am.

Gue terdiam dan mengalihkan pandangan gue ke catatan kecil di bawah kertas ini.

note: i'm sorry Ari. kita harus setuju tentang ini. just trust this. xx (Sel&Lex)

Apa yang mereka berdua rencanakan? Atau mungkin dia rencanakan?

***
Fyi, Pont des Arts itu tempat yang dulunya ada Love Lock, tapi sekarang Love Locknya udah disingkirin :)

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang