Ariana POV
"Ari!"seru seseorang dari belakang gue. Gue menoleh dan tersenyum kecil.
"Hai Sean,"ujar gue memberi pelukan hangat pada Sean a.k.a Big Sean.
"Lo mau ke studio?"
"Iya, tapi gue mau makan dulu. Mau ikut?"tawar gue. Sean pun mengangguk. Kami pun berjalan berdampingan menuju ke sebuah restoran yang tidak terlalu jauh dari studio.
"Tour lo udah mau beres, lo udah ngerencanain album ketiga lo?"tanya Sean.
"60% ready. Mau collab lagi, ngga? Lumayan biar album gue cepet beres,"ujar gue mengangkat alis gue.
"Sure! Tapi lo juga harus collab sama gue di album gue, ok?" Gue mengangguk. Kami pun sampai di depan sebuah restoran kecil. Sean membukakan pintu restoran ini buat gue. Gue hanya tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih. Kami memilih duduk di meja yang terdapat di dekat jendela.
"Lo ngga takut papparazzi bakal ngelihat kita?"tanya Sean ragu.
"Kenapa kalo mereka ngelihat kita?"
"Lo kan- Hmm... lo..."
"Pacaran sama Justin?"
"Bukan, gue udah tau lo baru putus dari dia, tapi lo ngga takut kalo lo dianggap yang ngga-ngga gara-gara makan bareng gue?"ujar Sean mengangkat sebelah alisnya.
"I don't care, lo kan sahabat gue,"ujar gue mengalihkan pandangan ke buku menu. Sean hanya tertawa dan mengacak-acak rambut gue. Sean pun memanggil seorang pelayan.
"One chicken soup and one orange juice, please,"pesan gue dengan sopan.
"One pancake and a coffee."pesan Sean. Pelayan tersebut pun mengangguk dan berjalan menjauh. Kami terhanyut dalam pikiran masing-masing sampai Sean menunjuk ke arah luar jendela.
"Ri, lihat tuh. Itu bukannya Hailey Baldwin, ya?"ujar Sean. Gue pun mengikuti arah pandangan Sean. Ada Hailey, Kendall, dan seorang laki-laki yang gue ngga tahu siapa. Gue tersenyum masam melihat gadis tersebut. Melihat dia seperti membawa flashback yang benar-benar tidak ingin gue ingat.
"Oh... A-Ari, gue benar-benar lupa. Gue seharusnya ngga mengingatkan lo tentang cewe itu,"ujar Sean dengan wajah bersalah.
Gue hanya tersenyum pahit.
***
Seminggu ini udah gue habiskan dengan Sean. Kami benar-benar bekerja keras dalam membuat collab ini maupun dalam menyelesaikan album kami masing-masing.
"I'm pretty tired!"seru gue. Gue benar-benar lelah. Bayangin aja, gue dan Sean mengerjakan beberapa lagu dari tadi pagi hingga sore ini.
"Berarti tinggal finishing. Besok aja ya, Ri? Gue juga udah kehabisan ide,"ujar Sean merenggangkan tangannya.
"Ayo kita buka snapchat!"seru gue heboh. Gue membuka aplikasi snapchat dan memvideokan snippet dari lagu collab gue dan Sean. Sean ikut menari dengan gerakan-gerakan yang bermacam-macam. Gue ngga bisa nahan diri gue buat ngga ketawa.
"Yo! Collaboration with this pretty lady a.k.a Ariana Grande is coming very soon!"seru Sean. Gue hanya tertawa dan kembali menyimpan iPhone gue di tas gue.
"Udah ah, ayo pulang!"ujar gue menarik Sean keluar studio.
"Pelan-pelan dong, Ri,"ujar Sean menahan tangan gue. Gue dan Sean pun berjalan, tapi Sean memberhentikan langkah gue di pintu studio. Gue mengerutkan kening gue dan menoleh Sean. Sean hanya menatap wajah gue.
"Lo kenapa?"tanya gue.
"I've been waiting so long for this,"ujar Sean mendekatkan wajahnya. Gue mulai takut dengan apa yang akan dia lakukan. And... he kissed me. Gue tersentak kaget. Dan setelah gue mengumpulkan kesadaran gue, gue langsung melepaskan ciuman gue dengan Sean. Gue terhenyak.
Sean tertunduk, "I'm so sorry, Ari. I-"
Ucapan Sean terpotong oleh nada dering iPhone gue. Thanks God! Gue pun mengambil iPhone gue dan mengangkat panggilan tersebut.
"Hello?"
"Ari!"
Gue melihat siapa yang menelpon gue, Scooter.
"What's up, Scoot?"
"Gue benar-benar butuh bantuan lo."
"What can I do for you?"
"Lo harus menemui Justin, Ari. Please..."
Gue terdiam.
"Kenapa gue harus lakuin itu?"
"Sejak pulang dari Jepang, dia ngga keluar sama sekali dari rumahnya. Gue pikir setelah beberapa hari, dia bakal balik seperti biasa. Ternyata ngga. Please, Ri,"
"What?!"
"Purpose Tour beberapa bulan lagi dan dia menolak buat rehearsal. Gue mohon, Ri. Cuma lo yang bisa merubah pikiran Justin,"
"G-gue ngga tahu apa gue udah siap buat ketemu dia sekarang, Scoot,"ujar gue menunduk.
"Apa lo ngga sadar? Bukan cuma lo yang tersakiti, dia juga. He lost without you."
Gue menghembuskan nafas perlahan dan memejamkan mata gue.
"I'll do it."
***
Tired of Justin-Ricky problem. Mari kita lupakan comment itu. So...#TeamJariana or #TeamSeanina?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling
FanfictionSemua orang tahu Ariana Grande - gadis manis dengan suara yang begitu indah. Semua orang pun mengetahui Justin Bieber - pria tampan dengan suara yang merdu. Bagaimana jika Ariana terjebak dalam pesona Justin, sedangkan Justin sendiri masih terjebak...