Justin POV
Gue terbangun merasakan gerakan di kasur yang gue tiduri saat ini. Gue menatap Ari yang bangkit dari posisi tidurnya dan berlari terburu-buru ke kamar mandi. Gue menyingkirkan selimut yang gue pakai, dan berjalan menyusul Ari.
Tangan gue perlahan membuka pintu kamar mandi, dan menemukan Ari yang sedang muntah di wastafel. Gue menghembuskan nafas perlahan. Beberapa malam terakhir ini Ari sering muntah dan gue benar-benar sedih melihat keadaan Ari.
Gue pun menautkan rambut Ari ke belakang telinganya dan memijat pelan leher bagian belakangnya.
Ari pun membersihkan mulutnya. Gue memberikan handuk kecil buat dia. Gue menatap wajah Ari yang pucat. Gue pun menggendong tubuh Ari bridal style dan membawa dia kembali ke kasur kita.
"Maaf, Ju."ujar Ari menunduk. Gue pun memposisikan diri gue di sebelah Ari dan menyelimuti kami berdua.
"Kamu kenapa minta maaf?"tanya gue lembut.
"Kamu jadi repot buat bangun setiap malam buat nemenin aku,"ujar Ari memainkan ujung selimut.
"Kamu 'kan lagi hamil anak aku juga, jadi udah tanggung jawab aku buat rawat kalian berdua,"ujar gue memeluk Ari.
"Tapi kan-"
"Ari."ujar gue menatap Ari tegas. Ari pun terdiam dan menenggelamkan wajahnya di dada gue. Gue pun mulai memejamkan mata gue untuk kembali tidur.
"Ju,"
"Apa?"
"Ambilin boneka Stitch aku dibawah dong,"
"Besok aja, ya. Kamu harus tidur sekarang."ujar gue dengan keadaan masih menutup mata.
"Aku ngga bisa tidur kalau ngga ada boneka itu,"rengek Ari.
"Tidur, Ari."
"Yaudah, aku ambil sendiri aja."ketus Ari turun dari kasur. Gue hanya menggelengkan kepala gue menatap Ari. I'm so sleepy. Ari pasti bakal balik bentar lagi, jadi mending gue nunggu aja.
Uh. Gue ngga bisa tidur. Udah hampir 5 menit dan Ari belum balik sama sekali. Gue pun turun dari kasur dan dengan langkah cepat menuruni tangga menuju ruang tamu. Karena seingat gue, boneka Stitch Ari ada disana.
Gue menghembuskan nafas lega melihat Ari yang sedang menonton film Disney sambil memeluk boneka Stitch.
"Ari, udah ada bonekanya, kan? Ayo tidur. Kamu kenapa malah nonton?"omel gue.
"Bawel! Film-nya lagi rame tau!"ujar Ari memeluk boneka Stitch-nya erat. Gue gemas dengan Ari. Apa dia ngga sadar kalau dia perlu banyak istirahat? Gue pun mengambil remote TV dan mematikan TV tersebut.
"Huaaaaaa! Mom! Juju jahaaaat!"rengek Ari. God, sejak kapan Ari jadi lebih manja gini?
"A-Ari, jangan teriak dong,"ujar gue lembut.
"Ngga mau! Ari maunya nonton film! Nyalain lagi TV-nya atau Ari bakal pergi ke rumah Mom Pattie sekarang!"rengek Ari makin kencang.
"Udah, iya, aku nyalain lagi TV-nya,"ujar gue menyerah dan menyalakan lagi TV-nya. Gue pun dengan cepat mengambil selimut dan bantal di kamar tamu dan kembali ke ruang tamu.
Gue pun menyelimuti Ari yang masih sibuk menonton film-nya. Mood Ari memang mudah berubah sekarang. Jadi gue harus sabar menghadapi Ari.
Minggu lalu, gue buat kesalahan besar karena gue marahin Ari. For your information, Ari mulai suka pakai baju gue daripada pakai piyama dia sendiri. I think that's cute. Tapi itu sama sekali ngga lucu waktu dia pakai baju yang seharusnya gue pakai di MTV VMA malam itu. Dia sama sekali ngga mau ganti baju sama baju atau hoodie gue yang lain. Dia nangis histeris dan langsung pergi bawa mobil ke rumah Mom. Dan sejak saat itu gue harus olahraga batin kalau ngomong sama Ari yang lagi moody.
"Ri, bukannya kamu udah nonton Frozen berkali-kali?"ujar gue saat gue menyadari film apa yang Ari tonton.
"Biarin, film-nya bagus,"ujar Ari menyandarkan kepalanya di bahu gue. Gue hanya menggelengkan kepala gue tidak percaya.
"Juju kenapa ngga tidur?"
"Gimana aku mau tidur kalau kamunya aja sibuk nonton film Frozen."gerutu gue.
"Kan ditemenin sama bantal guling,"ujar Ari nyengir.
"Ngapain meluk bantal guling, mending meluk kamu,"ujar gue memeluk Ari. Ari hanya tertawa manis. Gue mulai memejamkan mata gue lagi.
"Ju,"
"Apa?"
"Kamu maunya anak perempuan atau laki-laki?" Gue menatap Ari dan berpikir sejenak.
"Aku maunya anak laki-laki dulu, abis itu perempuan. Biar kakaknya bisa jagain his little sister." Ari hanya mengangguk merespon jawaban gue.
"Juju mau namanya siapa?"
"Hmm... Ari mau namanya siapa?"tanya gue balik.
"Ari belum tahu."kata Ari mengelus perutnya yang mulai membesar.
"Siapapun namanya, mereka pasti bakal jadi anak terbaik di dunia."ujar gue mengecup pelan kening Ari. Ari mengangguk setuju.
"I'll keep you safe, and hold you forever." -Over and Over Again (Nathan Sykes)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling
FanfictionSemua orang tahu Ariana Grande - gadis manis dengan suara yang begitu indah. Semua orang pun mengetahui Justin Bieber - pria tampan dengan suara yang merdu. Bagaimana jika Ariana terjebak dalam pesona Justin, sedangkan Justin sendiri masih terjebak...