Jah wattpad gue bedebu dah udah tiga bulan ditinggal.
~Zayn's POV~
Luka dalam yang dibuat sama Freza perlahan udah mulai sembuh dan tergantikan dengan kenangan baru gue sama Namira.
Hubungan gue sama Namira semakin deket aja setiap harinya. Ga cuma itu, gue juga udah mulai nyaman sama dia.
Kunci sukses dalam suatu hubungan itu lo nyaman sama pasangan lo.
"Pagi, anak bebek," sapa gue pada Namira yang baru aja dateng ke sekolah. Namira membalas sapaan gue dengan senyuman kecil, "Senyum doang nih?"
Gue menatap Namira tapi Namira ga menatap gue. Gue meliriknya dari atas sampe kebawah dan ada yang aneh ketika Namira nutupin rok nya pake tasnya.
"Nam, lo gapapa?" Namira menggeleng, "Coba liat," Namira melerai tangannya yang menutupi rok. Dan ternyata roknya basah ketumpahan minuman, "Ya ampun, kok bisa basah gini?"
"Tadi ga sengaja nabrak Kak Freza di kantin,"
Gue menghela nafas, langsung aja gue lepas jaket gue, "Nih pake jaket gue dulu buat nutupin yang basah,"
"Eh gausah Kak, nanti juga kering."
"Iya tapi gue gamau lu dikatain ngompol sama yang lain. Pake nih," Namira akhirnya menerima pinjaman jaket gue, "Sampe ketemu nanti jam istirahat ya," gue mengacak lembut rambut Namira lalu jalan masuk kekelas.
~Namira's POV~
Gue senyum lebar pake banget setelah Kak Zayn pergi masuk kekelasnya. Hari-hari gue makin rame semenjak ada Kak Zayn.
Dengan suasana hati yang berbunga-bunga gue jalan ke kelas. Pas gue mau masuk kekelas dan kebetulan posisi kelas gue melewati kelas Kak Zayn dulu, gue sengaja memperlambat langkah gue. Melirik sebentar kearah kelasnya, Kak Zayn lagi serius ngobrol sama Kak Greyson.
Makin semangat sekolah !#%@*%!#%^*!
**
Bel istirahat sudah berdering nyaring, gue segera merapikan buku dan alat tulis lalu bersiap kekantin."Cepetan napa, Han." Omel gue yang udah ga sabar nungguin Hani.
"Iya idih sabar napa. Gue tau lo mau ketemu sama Kak Zayn kan?"
Gue diem sambil mengulum senyuman. Kita berdua akhirnya jalan kearah kantin berbarengan. Suasana dikantin udah rame. The Rebellion juga udah nempatin tempat duduk mereka.
"Eh Nam, musuhnya The Rebellion udah ga pernah nyari gara-gara lagi ya?" tanya Hani ke gue yang lagi ngaduk es teh sambil ngeliatin Kak Zayn.
"Siapa dah?"
"Ish itu The Kuproy,"
"Oh. Mereka kan sekarang anak IPA. Anak IPA sibuk semua, mungkin ga ada waktu buat ngebully, bhak."
Gue lagi gigitin sedotan sambil ngeliatin kearah Zayn. Tanpa disangka dia menatap gue juga dan langsung melambai tangan kearah gue sambil senyum.
"AISH MATI GUE," ujar gue kaget sampe ngeremet sedotan yang dari tadi gue pegang.
"Kenapa si?" tanya Hani ga nyantai.
"Kak Zayn jalan kearah kita,"
Hani memutar kepala dan pas banget Kak Zayn udah berdiri didepan gue, "Boleh gabung?"
"B-boleh,"
Zayn menyilangkan kedua tangannya diatas meja. Bisa ga si gausah ganteng sehari aja? :(
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebellion [Fan Fiction]
Fanfic[WARNING] Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika anda mengalami efek samping seperti ; kram pada daerah bibir. ketawa jungkir balik, perut melilit. Itu bukan tanggung jawab kami. Terima kasih Selamat membaca xD