Sebelum kalian membaca, gue mau ngucapin terima kasih dan maaf. Terima kasih untuk pembanca The Rebellion, udah setia mengikuti alur ini meskipun ada part garing dan maaf karena lama update. Sejujurnya ekspetasi gue utk part terakhir ga kaya gini, tapi karna waktu gue ga banyak dan gatau sempetnya kapan untuk nulis jadi ala kadarnya sajalah xD
selamat membaca!
Ekspresi muka gue udah ga karuan setelah mendengar pernyataan Luna. Salah tingkah, malu, pengen ngumpet, semua jadi satu. Disaat kegelisahan gue sedang memuncak, Luna tiba-tiba tertawa, "Gue bercanda kok. Tadi gue ga liat apa-apa,"
Helaan nafas panjang melegakan keluar dari bibir gue, "Thank God," gue melirik Luna dengan tampang bete, "Btw, ada perlu apa Lun?" pertanyaan yang dari tadi mau gue tanyain akhirnya keluar juga.
"Oh iya," Luna menarik tas selempangnya yang sedaritadi ia taro di atas kursi, "Gue mau ngembaliin beberapa buku yang udah gue pinjem. Makasih banget ya, buku-buku lo ngebantu gue belajar," Gue meraih buku-buku itu, "Gue seneng kalo buku ini bermanfaat," cengengesan sendiri, gue berasa sedikit kaku sama Luna, padahal biasanya gue jadi orang yang paling malu-maluin sekelas.
~
~
~
~
SETELAH UJIAN NASIONAL
Gue mengundur jadwal dinner gue sama Luna di karenakan kesibukan pasca UN yang benar-benar menyiksa diri. Hujan deras saat ini sedang mengguyur Jakarta sejak pukul enam pagi. Beberapa jalanan di sekolah gue udah mulai tergenang air. Basah dan becek, itulah dua kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi jalanan saat ini.
"Greysoooooon," Zayn berlari kearah gue lalu mengesotkan sepatunya bak orang lagi main sepatu roda, "Bakil yuk,"
Gue mengangguk dan kita berdua berjalan bersama menuju parkiran motor ditemani rintikan hujan. Cuaca di Jakarta mendadak dingin dan gue suka banget sama cuaca kaya gini, Cuma dinginnya di sini ga sebanding sama dinginnya di OKC.
Memasuki daerah komplek perumahan gue, mata gue melongo melihat sekeliling, "Jay, ada kabut!! Wih berasa dikampung halaman nih gue," ujar gue kegirangan sendiri
Zayn mengeplak kaca helm gue, "Kabut mate lo soak, itu asep tukang sate lagi jualan bego -___-"
"Hah iya apa? -___-" Tengsin, gue pun kembali melajukan motor gue menuju rumah.
Setelah tiba di rumah, gue langsung ganti kaos oblong lalu memakai bomber gue dan segera melesat keluar lagi. Gue mau pergi sama Zayn nyari tempat buat ngedate yang asik. Zayn menyarankan gue beberapa tempat yang dirasanya dia cocok sama keinginan gue, namun nyatanya tempat-tempat itu malah ga srek di hati gue. Terpaksa kita pindah lagi. Gue mau konsep nembak gue nanti ga terlalu mewah tapi juga ga terlalu sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebellion [Fan Fiction]
Fanfic[WARNING] Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika anda mengalami efek samping seperti ; kram pada daerah bibir. ketawa jungkir balik, perut melilit. Itu bukan tanggung jawab kami. Terima kasih Selamat membaca xD