~Greyson's POV~
Gue mencoba tenang sambil menarik nafas dalam-dalam. Tetapi suara MC yang memanggil nomer peserta secara bergantian bikin gue tambah panik"Jay,Rik, Ham gue takut" ucap gue dengan suara gue yang serak ini
"Tenang Grey, Bagas sama Luna pasti kembali dengan tepat waktu kok" Zayn mencoba menenangkan gue
Tapi gue tetep gabisa tenang ! Gue ga rela kalo keparat itu yang menang nantinya. Gue menutup muka gue dengan kedua tangan gue sambil berdoa didalam hati.
Tiba-tiba Zayn pergi dan balik dengan segelas minuman ditangannya
"apaan tu ?" tanya gue heran
"air jeruk anget, kata Wanabud minum ini kalo suara lo serak"
Gue meraih gelas air yang diberikan Zayn dan mulai meminumnya sedikit demi sedikit.
"buset asem amat -____-"
"ye se asem-asemnya jeruk masih aseman ketek lo Grey" sahut Erik tanpa merasa berdosa
Gue cuma memasang muka datar dan kembali minum sampe habis
"Gimana ?" tanya ilham
"Mendingan, tp blm bisa kembali normal"
"coba Grey lo nyanyi dikit" pinta Zayn
Gue mengangguk pelan dan mulai menarik nafas "ehmm you hmm you got nothing wrong ah masih gaenak"
Tiba-tiba ada seseorang yang bertepuk tangan. Sontak kita semua nengok kesumber suara
"Wow kayaknya udah ketawan siapa pemenangnya" Aldo berdiri 3 meter dari tempat gue duduk. Dia menyeringai puas sambil menatap gue. Gue udah ga bisa mengontrol emosi gue lagi.
Gue bangkit dari kursi dan melangkah mendekati Aldo. Dia memberikan senyum liciknya sedangkan gue cuman natap dia dengan tatapan dingin.
"Greyson Chance you are loser" ucapnya sarkastik
"huh BASTARD !!" tanpa banyak bicara gue langsung nonjok pelipis kananya. Aldo langsung terjungkal kebelakang. Belum sempet gue melayangkan tonjokan kedua gue Zayn sama Erik udah menarik gue mundur.
"Pergi lo dari sini !" Zayn dan Ilham menyeret Aldo yang sedang menahan sakit buat keluar dari area backstage gue.
"Grey, sabar Grey"
"Gimana gue bisa sabar Rik, sekarang udah peserta yang ke9" ucap gue frustasi.
~Luna's POV~
Gue sama Bagas lagi di apotik milik Tante gue. Beliau tau beberapa obat ampuh apalagi masalah tenggorokan. Karena kebetulan Tante gue ini dokter THT.
Gue sama Bagas lagi duduk diruang tunggu sambil kedua tangan melipat di dada dan kaki mengetuk-ngetuk lantai
"Lun lama amat si" oceh Bagas
"sabar Gas bentar lagi"
"Keburu kita di panggil"
Gue mencoba menghiraukan ocehan Bagas. Akhirnya Tante gue keluar dengan sebotol obat ditangannya
"Gimana Tante ??" tanya gue penasaran
"Ini obatnya, diminum satu kapsul aja ya. Reaksinya 10 menit kemudian"
Oke Tante makasih banyak ! Luna pamit"
"Good luck ya sayang"
Gue mengangguk dan dengan terburu-buru naik keatas motor Bagas. Sumpah ni anak bawa motor ngalahin Lorenzo -___-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebellion [Fan Fiction]
Fiksi Penggemar[WARNING] Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika anda mengalami efek samping seperti ; kram pada daerah bibir. ketawa jungkir balik, perut melilit. Itu bukan tanggung jawab kami. Terima kasih Selamat membaca xD