Part ● 3

14.3K 1.1K 11
                                    


'Bagiku yang telah menjadi mayat hidup ini...kau adalah api kehidupanku...sinar dihati yang telah memberiku kebahagiaan.
Waktunya telah tiba. Sekaranglah saatnya jantung yang tak bisa berhenti ini dileburkan. Bersama rasa haus akan perjalanan panjang yang tanpa akhir'

__no name_

"Aku ingin memberikan dunia yang pernah kulihat saat aku menjadi manusia...pada dirimu yang kucintai"

Genre #Werewolf#NotHuman#Fantasy

❤Happy reading❤

●●●

Sekeliling terasa senyap, bahkan desauan angin terasa enggan untuk melintas. Keadaan disekelilingnya berubah hening dan hanya ada keduanya yang saling berpandangan menyelami pendar-pendar perasaan hangat yang mengaliri sekujur tubuh keduanya. Evelyn yang mampu merasakan kekuatan yang menguar begitu kuat, hangat namun menyesakkan disekeliling mereka. Dapat ditebak bahwa pria yang saat ini tengah memandang intens pada nona mudanya itu adalah seorang were pureblood_bukan sekedar were biasa melainkan seorang were berdarah alpha.

Bergerak dengan cepat gadis itu telah membawa Elliana berdiri dibelakang badan yang tak lebih besar dari Elliana sendiri. Posisi badannya menegak siaga, seolah lelaki didepannya ini adalah sebuah ancaman. Secara bersamaan terdengar bunyi geraman binatang dari lelaki itu.

"Miniera" desisnya pelan. Secara alami sebagai bentuk pertahanan diri Eve menunjukkan taringnya.

"Kami tidak sedang mencari keributan, sebaiknya kita tidak perlu memperpanjang ini" tukas Evelyn.

Elliana masih terpaku ditempatnya meski begitu pandangan matanya tak lepas dari sepasang mata hitam sepekat malam itu.

"Wah, wah kita lihat siapa yang bicara" ucap lelaki itu dengan nada mengejek.
"Kau harus belajar kosa katamu nona, apalagi saat berada diwilayahku"

Eve masih tak mengendurkan sikap waspadanya ia harus memikirkan setiap konsekuensi yang akan diambilnya terlebih ini menyangkut keselamatan majikan yang juga sahabat baiknya.

"Lalu apa maumu alpha?" tanya Eve dingin.

Lelaki yang berdiri tak jauh dari mereka itu terkekeh sambil melipat kedua lengannya yang tampak kokoh didepan dada. Mengabaikan pandangan penuh tanya dari orang-orang disekitar, yang merasa takjub dengan paras-paras rupawan yang terpahat begitu sempurna dihadqpan mereka.

"Kau pikir apa yang harus aku lakukan saat mendapati penghisap darah memasuki teritoriku?" tanyanya balik dengan seringai yang tercipta diwajah rupawan sekaligus tampak kejam itu.

Sekali lagi Eve menampakkan taringnya_meski tidak terlihat oleh pandangan para manusia, merasa tengah dipermainkan oleh lelaki tersebut.
Jika menilik dari gaung kekuatan yang menyelubungi sekeliling pria itu, Eve tidak yakin akan bisa menang jika harus melawan. Tetapi bukan berarti dia tidak bisa melukainya, mungkin memerlukan usaha keras. Namun setidaknya mereka akan memiliki sedikit waktu untuk melarikan diri.

Seakan baru tersadar Elliana mencoba untuk menengahi perdebatan kedua orang yang seakan hendak mencabik satu sama lainnya ini. Wanita cantik itu berdiri diantara Eve dan sang pria alpha. Dengan segala keanggunan darah bangsawan yang diwarisinya Elle membungkukkan sedikit badan untuk memberikan hormat kepada lelaki itu.

"Maafkan untuk kelancangan kami yang memasuki wilayah anda alpha..." Elle menggantungkan ucapannya.

"Damian, kau boleh memanggilku Ian cara" seolah menyadari kebingungan wanitanya lelaki itu berucap.

Ahh wanitanya, tentu saja. Bahkan jiwa serigalanya tengah meraung-meraung ingin membebaskan diri agar bisa menandai wanita didepannya ini.

"Alpha Ian. Baiklah, aku sekaligus temanku ini sungguh tidak memiliki maksud membuat keributan" lanjutnya.
"Kami hanya ingin menikmati keindahan kota ini"

"Tentu saja cara mia, jadi sekarang aku sudah boleh tahu siapa namamu?"

"Elliana dan ini temanku Evelyn".

Dengan arogan dan penuh percaya diri Damian meraih tangan Elliana dan memberikan kecupan yang cukup lama dipunggung tangannya. Bagaikan terkena sengatan listrik saat ketika kulit mereka bersentuhan, Elle hanya mampu terpaku.

"Dan dari keluarga mana kau berasal Ell..."

"Ehmm, nona sebaiknya kita bergegas" dehem Evelyn memotong apapun yang hendak dikatakan oleh pria yang masih betah menggenggam tangan nonanya tersebut.

Sekali lagi Damian menggeram. Dia merasa terganggu dengan interupsi mendadak dari wanita yang berada dibelakang Elliana.

"Ingatkan aku untuk ketidak sopananmu ini nona" sergah Damian tajam.

Iris matanya berkilat berbahaya, Elliana merasa perlu untuk segera mengambil tindakan sebelum terjadi keributan.

"Maafkan sikap temanku alpha, dan memang sebaiknya kami pergi" ujar Elle.

"TIDAKK!!" Seru Damian dengan nada membentak, sedetik kemudian seakan tersadar lelaki itu memandang Elliana dengan sorot mata lembut. "Maksudku, kenapa terburu-buru. Bukankah kau ingin menikmati keindahan kota ini"

"Kurasa cukup untuk hari ini. Mungkin lain kali saja"

Belum sampai Damian menanggapi, kedua wanita cantik itu telah berlalu. Sedang Damian yang merasa telah menyia-nyiakan kesempatan hanya mampu mengumpat dengan bahasa ibunya.

Baiklah! mungkin kali ini dia akan membiarkan wanitanya bebas, tapi tidak untuk lain kali. Ya ya pasti!!batinnya dengan janji yang cukup meyakinkan.

Malam itu calon pemimpin ras were telah menemukan sesuatu yang akan selalu menjadi obsesinya. Benang-benang takdir mulai menjalin masa depannya. Mengikat setiap jiwa yang akan menjadi bagian dari masa-masa yang akan mendatang. Entah kehancuran ataukah kejayaan yang akan menyambut, seolah alampun tampak menunggu kemana sang takdir akan membimbing.

°°°

Malam beranjak kian larut, suara lolongan saling bersahutan dikejauhan. Mengisyaratkan akan kehendak alam yang menuntun mereka pada cahaya bulan.
Aura magis yang begitu pekat terasa menyelubungi setiap sudut hutan yang seolah menawarkan keheningan. Seolah memberi peringatan bagi para manusia bahwa itu tempat berbahaya untuk saat ini.
Berbeda halnya bagi para kawanan were yang sangat bersemangat bermandikan sinar bulan. Sebab dari sanalah kekuatan mereka berasal.

Sebagai salah satu ras predator yang buas. Kekuatan untuk mereka berada diatas segalanya. Untuk bertahan didunia yang penuh dengan kelicikan serta dominasi iblis lainnya. Ras were memerlukan sang Alpha untuk dapat saling membagi kekuatan dengan anggota kawanannya. Hanya saja sang raja membutuhkan pasangannya untuk dapat memaksimalkan kekuatan yang dimiliki. Bagaimanapun ikatan berpasangan didunia iblis itu merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Namun memiliki efek yang begitu besar terhadap tingkat kekuatan dari masing-masing pasangan. Terlebih jika yang berpasangan itu adalah seorang yang memiliki darah Alpha yang memang terlahir untuk memimpin dan berkuasa.

****

Huwaaaahh...gakk pede alias gakk yakin niih cerita bakalan dibaca hehehe...
Tapi gak apa2 lah salam-salam dikit yang sempet nengokin ini imajinasi liarku...*(dasarnya amatir yaa beginilahhh....
.
.
.
Sukur2 klau ada yg mau kasih vote and coment..*(berharap..
.
.
Aiih...gakk usah panjang2 klau minat baca aja...hehehe

Salam sayang

MisaAmaney😘

The Alpha PurebloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang