Part ● 14

8.3K 621 2
                                    

Genre #Werewolf#NotHuman#Fantasy

❤Happy reading❤

****

Lagi-lagi dirinya kembali tak berdaya. Lelaki itu mencoba untuk berkuasa atas hidupnya secara utuh. Lihat saja, beberapa waktu lalu sebelum lelaki itu pergi, dia masih sempat menguras darah dan energinya. Elliana masih terdiam mengumpulkan sisa-sisa tenaga_ hanya untuk sekedar menggeser tubuhnya yang letih.
Walaupun fokusnya sedang kacau karena tingkat energinya yang tak stabil, Elliana masih dapat merasakan bahwa ada pertarungan disana. Mungkin masih di luar perbatasan wilayah para were, karenanya hanya samar dapat ia rasakan. Namun bukan itu semua yang saat ini menjadi fokusnya. Melainkan gelombang kekuatan samar yang terasa familiar untuknya.
Tentu saja, karena kekuatan ini hanya di miliki oleh anggota klannya. Elle yakin jika penyerangan ini atas perintah dari kepala klan Eugine yang tak lain adalah ayahnya.

"Keterlaluan..dia pikir dengan membuatku seperti ini akan membuatnya dengan mudah mengurungku"

Meski berkata begitu Elliana tak dapat memungkiri kenyataan bahwa dirinya membutuhkan makan untuk memulihkan tenaganya. Sebelumnya tak pernah terpikir jika apa yang di lakukan Damian akan begitu berpengaruh pada energinya. Harusnya tak seperti ini, karena Elliana adalah seorang immortal yang memiliki darah keturunan istimewa. Mungkinkah sejak penyempurnaan ikatan berpasangan yang di lakukannya itu mengubah beberapa hal.

Dia harus mencari tahu hal itu. Sekarang yang harus di pikirkan adalah bagaimana dia memperoleh makan, jika energinya saja tidak pulih bagaimana bisa ia pergi dari tempat ini.
.
.
.
.
Damian baru saja bergabung dalam kekacauan, di antara pertarungan yang terjadi betanya tengah berkonfrontasi dengan seorang vampire yang dapat di kenalinya sebagai salah seorang master, terbukti dari besarnya gelombang kekuatan yang menyelubunginya. Anggota warriornya pun juga terlibat dalam setiap pertarungan sengit dengan para vampire yang jumlahnya semakin bertambah.
Damian menggeram melihat itu semua, ia biarkan black mengambil alih tubuhnya dan mulai bergabung dalam pertarungan. Taring tajamnya mencabik setiap penyusup yang ada di depannya. Tanpa ampun sosok serigala hitam besar itu mengoyak musuh-musuhnya. Aura gelap yang menguar dari sosoknya mampu membuat siapapun merasa tercekik dan gemetar.

"Alpha..para penghisap darah itu berasal dari keluarga darah murni Eugine "

Blaylock me-mindlink alphanya di tengah pertarungan sengit yang di lakukan.
Black makin menggeram tak terkendali ketika di dengarnya informasi tersebut. Damian dapat menyimpulkan bahwa penyerangan ini berhubungan dengan pasangan jiwanya. Mereka pasti akan mengambil pasangannya itu, sesuatu yang tak bisa di terima. Akan lebih baik jika penyerangan ini hanyalah berasal dari sekumpulan vampire yang berniat mencari keributan dengan kawanannya. Jiwa serigalanya meraung dan menggeram ingin mengoyak segala sesuatu yang akan mengancam keberadaan pasangannya. Dia adalah seorang alpha_sang raja dari ras were pureblood_ yang baru saja berpasangan dengan belahan jiwanya. Ikatan kuno itu telah mencakup jauh dalam dasar jiwanya.
Merenggut keberadaan pasangannya sama saja menantang kematian.
Menggunakan alpha tone miliknya, Damian memerintahkan pada seluruh anggota kawanan.

"Habisi semua lintah itu...jangan sisakan satupun dari mereka"

Setelahnya serigala hitam itu menghabisi beberapa vampire yang berada di dekatnya. Sebelum berbalik menuju gelapnya hutan. Black tak mengurangi kecepatannya, saat ini yang ada dalam benaknya adalah secepatnya sampai di sarang dan bergabung bersama wanitanya di ranjang mereka yang hangat.

Para anggota kawanan akan dapat menyelesaikan kekacauan yang terjadi di luar sana. Damian tak meragukan semua itu. Yang harus di lakukannya saat ini adalah menghabiskan waktu bersama wanitanya.
Membayangkan semua itu membuat black menggeram dengan semangat, padahal baru beberapa saat lalu ia meninggalkan wanita itu. Dan sekarang ia sudah sangat merindukan kehangatan dari tubuh lembut yang mampu membuainya hingga langit ketujuh.

Mengabaikan penampilannya yang hanya bertelanjang dada. Hingga menampilkan tato rumit di sepanjang lengan kiri dan merambati area tengkuk belakangnya. Dengan langkah angkuh dan arogan Damian berjalan menuju kesebuah pintu besar dengan ukiran-ukiran indah di sekelilingnya.
Menggunakan satu tangannya, dia menyentak pintu itu sampai terbuka. Hal pertama yang di lihatnya adalah ranjang besar dengan seprei kusut dan berantakan tidak pada tempatnya_akibat ulahnya semalaman. Mengingat hal itu membuat senyum tipis atau lebih mirip seperti seringai menghiasi wajah tampannya.
Dari arah pintu kecil yang berada di sudut kanan terdengar suara samar air shower, menunjukkan secara tak langsung keberadaan wanitanya. Dengan tanpa suara Ian berjalan menuju kearah kamar mandi. Nampaknya Elliana tak mengunci pintunya karena Damian dapat membukanya dengan mudah.
Di bawah guyuran air shower itu berdiri siluet tubuh yang lagi-lagi mampu membakar darah Damian. Merubah tekanan udara yang sebelumnya terasa menyejukkan menjadi hangat dan meresahkan. Tanpa merasa perlu melepas pakaian tersisa dari tubuhnya. Badan kekar yang di penuhi dengan otot-otot terlatih itu ikut bergabung dalam guyuran air yang seketika membasahinya.
Lengannya terulur meraih badan mungil di depannya yang tanpa memiliki pelapis sehelai benangpun.
.
.
.
Dengan penuh tekat dan sisa-sisa tenaga yang di miliki Elliana dapat membawa badan mungilnya sampai di kamar mandi. Guyuran dingin air dari shower mampu mengurangi sedikit keletihannya.
Dengan seksama ia mulai menuangkan sabun kesekujur badannya berharap mampu menghilangkan sisa percintaan dirinya dan Damian semalam. Sekeras apapun ia menggosok tiap bagian tubuhnya, aroma pekat milik Damian tak juga hilang darinya. Bau itu seolah telah melekat hingga dasar jiwanya. Di saat ia sedang sibuk dengan apa yang dilakukan Elle dapat merasakan tekanan udara yang tiba-tiba berubah bahkan air dingin itu terasa lebih hangat. Tak berapa lama kemudian dia merasakan lengan-lengan kekar merengkuh tubuh telanjangnya dari belakang. Yang disusul dengan kecupan-kecupan kecil disepanjang bahu hingga mencapai area tengkuk belakangnya.

"Hentikan"
Pintanya tegas seraya mencoba menyingkirkan jari-jari panjang itu yang telah dengan kurang ajar menjelajahi tubuhnya.

Tapi lelaki dibelakangnya itu tampak enggan menanggapi penolakan tersebut, kecupan kecil itu telah berubah menjadi kasar dan menuntut. Geraman rendah terdengar dari bibir Damian. Kendali dirinya makin menipis, setiap kali berdekatan dengan Elliana yang ada di dalam kepalanya hanya bagaimana menyentuhnya dan menghabiskan malam-malam panas dengan wanita itu di ranjangnya yang hangat.

"Cukup...hentikan"ucap Elliana tajam.

"Kau sudah menguras hampir seluruh darahku dan sekarang kau masih ingin memaksaku"

Kali ini Elle dapat melepaskan rengkuhan lengan Damian, membalikkan badan kini keduanya saling bertatapan. Damian dengan sorot mata gelap yang masih diliputi oleh gairah sedang wanita di depannya dengan sorot tajam yang menusuk.

"Kau ingin membunuhku ya"ucap Elle sengit.
"Kau bahkan tidak memberiku makan alpha"

Melihat Elliana di liputi kemarahan dengan kondisinya saat ini yang telanjang dan juga basah membuat Damian sedikit geli dan...panas.

"Maafkan aku mia amour, kau mengalihkan semuanya sampai aku melupakan kebutuhanmu"

Wanita cantik itu makin jengkel dengan sikap Damian yang seolah meremehkannya. Dengan kasar ia meraih handuk dan melilitkan pada tubuhnya. Tanpa mengatakan sepatah katapun Elle meninggalkan Damian yang masih berdiri dibawah guyuran shower.

●●●

Vote + Comment please.

The Alpha PurebloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang