Part ● 21

8K 575 27
                                    

Sebelumnya misa ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk para reads yang sudah sudi membaca dan menunggu kelanjutan cerita ini.
Doumo arigatou gozaimasu🙏

Mungkin beberapa dari kalian berpendapat bahwa,
'ceritanya kebanyakan narasi...
'Percakapan yang dibanyakin dong..
'Jangan banyak penjelasan...
'Banyakin saja interaksi tokohnya...
Dan lain sebagainya.

Sebagaimana kita sama-sama tahu, bahwa setiap penulis itu memiliki ciri khas dan skill yang berbeda. Apa yang mereka tuangkan dalam cerita yaa itu merupakan nilai kemampuannya.
Misa tidak bisa merubah atau lebih jelasnya 'tidak akan bisa' merubah gaya penulisan. Karena memang ya begitulah kemampuan yang sejauh ini misa miliki.
Misa tidak akan mengikuti gaya kepenulisan dari Author ini Author itu yang memang memiliki kemampuan merangkai cerita yang terasa lebih menarik.
Mungkin tidak banyak yang suka dengan cara Misa yang seperti ini. Mungkin juga kalian berpendapat bahwa misa terlalu kaku
'Bukankah saran itu membangun untuk lebih baik...'
Misa tahu dan paham itu, tapi memang beginilah cara kerjanya.
Jika menurut kalian hal itu kurang cocok dengan selera kalian. Maka mudah saja.
Abaikan cerita abal-abal ini😊.
Masih banyak cerita lain didunia oranye ini yang mungkin bisa memuaskan selera baca kalian semua.

Baiklahh sebaiknya sekian saja curahan hatinya. Semoga tidak mengecewakan.

Genre #Werewolf#NotHuman#Fantasy

❤Happy reading❤
.

.

.
Damian Pov

Sejak kapan aku harus bertingkah sesopan ini!?
Kalau bukan karena para tetua sialan itu, pasti sudah sedari tadi aku meninggalkan ruangan memuakkan ini dan segera menemui pasanganku yang cantik, alih-alih duduk berjam-jam membahas tentang perang yang sudah pasti bisa kumenangkan bersama kawananku. Hal itu membuatku sangat bosan.

Bukannya menyombongkan diri, tapi aku berada di posisiku sekarang ini bukan hanya karena silsilah darah. Tetapi kekuatan yang ku miliki sebagai pureblood lah yang mengukuhkan kekuasaanku. Dengan malas aku mengiyakan saja setiap apa yang di ucapkan oleh para orang tua itu, Blay serta Sam yang duduk tak jauh dariku pun hanya diam dan mendengarkan. Aku yakin jika mereka sama bosannya denganku.

"Bagaimana pendapatmu Alpha?" Tanya salah seorang pria paruh baya yang masih terlihat ketegasan di wajahnya yang mulai menua.

"Bukankah sudah ku katakan berulang kali, kalian hanya membuang waktu" jawabku dengan nada malas. Saat ini yang ku inginkan hanya bergelung nyaman di tubuh hangat pasanganku.

"Tolong jaga sikap anda Alpha Ian" sergah seorang pria paruh baya lain yang selalu bisa merusak mood baik ku.

Aku adalah pimpinan tertinggi dalam kawanan, sekalipun dia merupakan salah seorang tetua tetapi dia tak memiliki hak meninggikan suara di depanku. Dulu ayahku mungkin saja terlalu baik hati mengabaikan kekurang ajarannya, tapi tentu saja aku berbeda. Aku adalah Alpha dan juga raja dari kawanan terbesar kaum were. Disini kata-kata ku lah yang menjadi hukum. Tidak ada yang boleh mengkritik atau mempertanyakan semua perintahku.
Aku yakin saat ini mataku telah berubah menjadi semakin gelap karena amarah, Black meraung ingin menandai batas yang di bolehkan untuk setiap anggota kawanannya. Termasuk bagi tetua Fresco yang sejak awal memang terlalu suka menghardik kepemimpinan yang ku lakukan.

Aura di ruangan ini semakin menyesakkan di iringi dengan geraman rendah yang sarat akan peringatan yang berasal dariku. Beberapa anggota kawanan tampak bersiaga dengan tubuh kaku. Dari ujung mataku ku lihat Blay dan juga Sam sudah berdiri dari tempat duduknya.
Dan saat itulah terdengar suara bantingan pintu yang di iringi gerutuan-gerutuan samar dari seorang lelaki yang dengan kurang ajarnya menyela suasana menegangkan sejak tadi.

The Alpha PurebloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang