"Makasih ya Dil buat malam ini. Makasih banget loh. Gue seneng bangetttttt"
"Aduaduhh biasa aja kali mbak kenceng banget peluknya haha"
"Eh hehehe maaf banget ya lupa, abis seneng banget hehe. Maaf yaa"
"Iya gapapa kok! Mau lagi? Sini peluk lagi?"
"Dih gak ah ntar lo baper"
(Baper = Bawa Perasaan)*"Gak kebalik nih? Hahaha sudah lah gak usah kegedean gengsi"
"Sudah ah mau masuk dulu, makasi ya sekali lagi hehe, sudah sana lo pulang sudah malam"
"Yakin nih gak mau peluk lagi?"
"Apasi, yaudah ah gue masuk, lo hati-hati dijalan ya"
"Iya sayang"
"FADILLL!!!"
"HAHAHA byee"
Sumpah tu anak makan apasi kok nyebelin banget, tapi dia baik banget yaampun. Terima kasih Tuhan.
"Heh kak ngapain lo senyum senyum depan rumah malem malem? Sana masuk papah mau ngomong!"
Ya Tuhan ada apa lagi ini.
"A ee iiyaa Fer, kakak masuk"
.
.
.
"Fira sayang anak mama yang paling cantik, maen kok lupa waktu""Anu mah maaf tadi Fira...."
"KAMU TAHU SEKARANG JAM BERAPA?" bentak papa kepada ku
"Jam 10 pah" ucapku sambil menundukkan kepala
"KAU TAHU ANAK GADIS TIDAK PANTAS BERMAIN BERSAMA LELAKI HINGGA LARUT MALAM!!?" Bentak papa semakin marah
"Tau tuh, bahkan main nya dengan Fadil! Kak, kakak tau gak sih? Fadil itu punya aku! Bukan punya kakak!"
"Mau jadi apa kamu main dengan lelaki sampai larut malam? Kau tahu seorang gadis tak pantas melakukan itu!" timpal mama
"Tapi pah, mah, Fira ng......"
"Gak ada tapi-tapian sekarang kamu papa hukum! Gak boleh keluar rumah termasuk sekolah!"
"Tapi pah, Fira sudah kelas 12 , akan menghadapi UN. Kalau Fira gak sekolah seminggu Fira bakal tertinggal pelajaran banyak"
"Papa gak perduli! Pokoknya kamu harus di hukum biar kapok!"
"Hahaha rasain tuh" tawa Fera
"Fera kamu diam! Mau kamu dihukum seperti kakak mu!?
"Gak pa, maaf kan Fera. Fera izin tidur. Selamat malam pah, selamat malam mah, selamat malam kak Fira"
"Malam juga Fera"
"Yasudah sekarang mandi, ganti baju, tidur! Jangan ulangin kesalahan kamu hari ini!"
"Iya mah"
***
Baru saja tadi aku merasakan kebahagiaan walau sebentar, tetapi mengapa ada saja masalah yang terjadi kepadaku Tuhan. Kapan aku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya dari orang tuaku sendiri? Mengapa hanya aku saja yang merasakannya Tuhan? Tuhaan aku sudah cukup Sabar bahkan sangat sabar. Tetapi mengapa kebahagiaan itu tak selalu berpihak kepadaku?Tanpa aku sadari, air mata ini menetas dengan sendirinya. Hey Fir mengapa kau menangis? Bukankah kau sudah terbiasa dalam hal ini? Ayo jangan nangis. LO PASTI KUAT FIR! PASTI!
"Non Fira air hangat nya sudah disiapkan ya"
"Iya bi Ajeng makasih ya"
Aku bergegas mandi saat bi Ajeng sudah menyuruh ku. Rasanya malas sekali untuk mandi. Ingin langsung tidur. Tapi kalau tidak mandi pasti akan lebih dihukum sama papa. Oke buang jauh-jauh rasa malas tersebut.
...Ku teguk susu coklat kesukaanku yang sudah dipersiapkan oleh bi Ajeng. Ku pandang langit yang sangat indah malam itu ditemani beberapa bintang. Ketika itu aku berpikir. Dan lagi kata itu teringat lagi "kapan aku bahagia dengan keluargaku?" sungguh mengingat nya membuat hatiku sangat sakit.
Kapan aku bisa seperti mereka? Yang bisa mendapatkan kebahagiaan dari orang tua nya? Kapan aku bisa seperti Fera adikku sendiri yang selalu mendapatkan kasih sayang setiap waktu bahkan setiap detik? Lagi lagi aku mempertanyakan mengapa kebahagiaan tak selalu berpihak kepadaku? Tuhan, aku tahu ada pelangi setelah hujan dan ada ke bahagiaan setelah penderitaan. Tapi mengapa aku tidak bisa melihat pelangi tersebut? Tidak bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut? Tuhan bantu aku bimbing aku dalam menghadapi penderitaan ini.
Dan aku berharap semoga hari esok tidak seburuk hari yang sudah lalu.
Tanpa sadar akupun terpejam dan tertidur dengan air mata yang terus menerus menetes tanpa henti. Tuhan tau aku kuat!
***
![](https://img.wattpad.com/cover/55625895-288-k66289.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Merindukanmu
General FictionFadil Adam Rizik. Satu lelaki yang bisa membuat seorang Fira jatuh cinta sejak dulu hingga sekarang. Namun dunia berkata lain, bahkan dunia tak berpihak kepadanya. Lelaki itu hanya diperbolehkan untuk adiknya, Fera. Fira dan Fera. Kakak-adik kemba...