Dinner Mereka, Tanpa Aku

1.3K 33 0
                                    

Fadil Pov's On

"Dil, kamu udah siap belum? Kita bakal berangkat sekarang" teriak papa dari lantai bawah

"Iya pah, tunggu"

Sebelum gue bener-bener turun, gue mencoba memperhatikan diri gue, kan kalau ada yang ganjil malu-maluin.

Oke gue rasa ini lebih dari ganteng.

Dengan pedenya gue mengangkat kerah gue dengan rasa bangga.

Gue cuma pake baju kemeja lengan pendek yang dibiarkan kancing atas nya membuka.

Kata papa sih acara bakal formal. Padahal kan ya, cuma makan malem doang. Huh.

Oke, Fira! Fadil mu akan datang!

Gue mengedipkan mata sebelah ke cermin. Seolah-olah cermin itu adalah Fira. Ha-ha.

"Ayo pah! Aku siap"

"Oke semua udah siap kan? Mama, tidak ada yang tertinggal?"

"Tidak ada pah"

"Oke, let's go!"

Yap, hari ini papa yang nyetir. Katanya sih kangen, udah lama ga bawa mobil yang didalamnya aku dan mama. Iya lah, orang papa sibuk.

Ah ayolah ga sabar nih.

"Kamu kenapa Dil? Kok senyum-senyum sendiri"

"Hah? Engga kenapanapa ma! Hehe"

"Aduh mama, kayak gak tau aja, anak muda jaman sekarang"

"Oh anak mama yang ganteng ini lagi jatuh cinta? Dengan siapa?"

Fira.

"Fera lah ma, siapa lagi!"

Salah.

"Oh Fera yang cantik itu ya? Putri nya Fauzan?"

"Iya itu loh ma, masih ada kan foto mereka berdua waktu kecil?"

"Oh ada kok, tapi mama lupa simpen!" kata mama sembari menggaruk kepala yang tak gatal

"Yah mama simpen sembarangan sih"

"Hehe maafin mama"

"Gak usah minta maaf ma" celetuk gue yang sedari tadi diam mendengarkan mereka berbicara tentang gadis yang bertolak belakang dengan pikiran gue saat ini.

"Kamu kenapa Dil?" tanya mama dan papa barengan

"Gapapa" singkat. Jelas. Padat. Ya hanya jawaban gapapa yang akhirnya terlontar. Kok kayak cewek banget ya. Haha bodo.

"Ah akhirnya sampai! Fadil, kau akan bertemu gadis cantik. Tersenyumlah!"

Hem kalau Fira sih gapapa.

"Iya pah" lalu gue tersenyum kecut.

Ting nong.

Suara bell rumah Fira berbunyi, dan semoga Fira yang buka!

Namun ekspetasi tak sesuai realita. Kadang hidup sebercanda itu.

"Aduh cantik sekali dirimu, kau pasti Fera kan?"

"Ah iyah om, tante. Aku Fera ayok om masuk. Oh iya Fadil juga masuk ya"

Ya, Jujur untuk saat ini, Fera memang sangat cantik! Tapi jika hati tidak sejalan dengan pikiran jadi untuk apa gue jatuh cinta dengannya.

Dia menggunakan dress selutut berwarna cokelat muda senada dengan kemeja gue.

Hah? Ngapain coba bisa sama.
Males.

Aku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang