Harus?

591 16 3
                                        

07:06 pm

Masih ada waktu 54 menit lagi. Aku segera mengenakan dress yang diberikan papa tadi pagi.

Indah sekali gumamku.

Aku segera merias muka ku. Ya semacam menggunakan make up tapi tidak terlalu menor.

Menggunakan pelembab lalu di lapisi bedak natural. Sedikit eyeliner di kelopak mata. Menggunakan maskara. Berhubung bulu mataku sudah lentik aku tak perlu menggunakan bulu mata palsu.

Menggunakan sedikit blush on. Dan sedikit lipstick Kylie.

Aku biarkan rambutku terurai dengan curly dibawahnya. Dan poni aku biarkan menyamping. Karena poniku sudah memanjang.

Tak lupa aku menyemprotkan perfume yang beraroma romance wise.

Dan aku menggunakan flatshoes pich. Tak lupa tas kecil yang lagi-lagi berwarna pich bermotif paris.

"Wangi bangettt"

"Eh Fera"

"Kak Fira cantik banget"

Melihat Fera seolah-olah aku melihat diriku.

"Kita kan kembar. Berarti aku juga cantik kan?"

"Iyaa cantik sekali"

Fera menggunakan dress serupa denganku. Hanya saja dia berwarna biru langit.

Rambut dia model poni belah dua, disatukan dibelakang dan dijepit dengan jepitan berbentuk kepala doraemon. Dengan rambut yang dibiarkan terurai lurus. Dan rambut pirang menjadi ciri khas nya.

Berbeda dengan rambutku yang berwarna coklat gelap.

Ya hampir serupa.

"Ayo kak, papa sudah menunggu kita"

"Emm tapi Fer, kita akan kemana?"

"Sudah aku katakan, ini kejutan! Jadi kakak ikut saja ya. ayo!"

"Baiklah..."

***

Apa? Villa?

Untuk apa kita ke villa ini?

Villa ternama yang ada di kota ini, dan pasti membutuhkan biaya yang besar.

Untuk apa papa melakukan ini?
Apa maksud semua ini?

Sungguh, aku sangat tidak mengerti.

Tapi feeling ku berkata bahwa mimpi ku akan menjadi kenyataan di villa ini.

Tidak, semoga dugaan ku salah.

Pikiran ku kacau entah kemana.

"Yeee sudah sampaii" teriak Fera kegirangan

"Tidak butuh waktu lama untuk sampai di villa ini" sambung mama

"Iya lah, kan gak macet tadi" sahut Fera.

"Ayo turun semua"

Fera dan Mama sudah keluar dari mobil.

Tapi aku? Bahkan untuk membuka pintu mobil nya pun, aku tak sanggup.

Aku takut malam ini mimpi buruk ku menjadi kenyataan.

Aku tak bisa menerima kenyataan bahwa akhirnya aku bersama orang yang tak kucinta sama sekali.

Aku tak mau melukai hatinya. Sungguh.

Aku benar-benar takut...

"Fira!"

Aku pun tersadar dari khayalanku yang terlalu tinggi.

"Ayo turun sayang, papa kira kau sudah turun bersama mama dan adikmu"

Aku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang