PART 1

53.6K 1K 13
                                    

Drrt..Drrrt..Drrt

Reva calling...

"Hai rev, kau jadi masuk kan hari ini.."

"Hai jodha...ya aku masuk..maaf aku harus mengantar adikku ke dokter..sakitnya kambuh lagi..."

"Ya rev..tak apa..aku mengerti...bilang saja kalau kau ada perlu.."

"Aku tak enak padamu Jodha...aku sudah sering merepotkanmu...baiklah, sebentar lagi aku sampai...tunggu ya jo.."

"Oke rev..."

Namaku Jodha Bai. Aku berumur 22 thn. Reva adalah teman baikku di tempatku bekerja. Adik Reva yang bernama Letti sering kambuh asmanya. Mereka bekerja di sebuah cafe yang yang cukup ramai di pinggir jalan besar. Cafe La Ristha.

Cafe ini milik bibiku Gulbadan. Aku sudah bekerja di cafenya sejak masih kuliah. Aku memang tidak terlahir dari keluarga kaya raya. Beruntunglah aku bisa kuliah dengan beasiswa dan akupun telah lulus dengan hasil memuaskan.

Sekarang Jodha hendak mencari pekerjaan yang lebih baik, yang sesuai dengan ijazahnya.
Dia melihat sebuah lowongan di sebuah perusahaan besar di pusat kota.
Jodhapun mengirimkan surat lamaran kerja ke perusahaan itu. Dan hari ini dia sudah di jadwalkan untuk interview langsung dengan sang CEO.

Reva datang dengan terengah-engah...

"Maafkan aku jo...sekarang kau pergilah.."

"Sudahlah rev..tak usah dipikirkan.."

"Tapi kau kan mau interview jo.."

"Ya...mudah-mudahan masih masih bisa.."

"Jam berapa interviewnya Jo ?"

"Jam 5 sore ini.. "

"Oh..sekarang sudah jam 4 sore...cepat jo pergilah.."

"Baiklah rev...doakan aku ya.."

"Oke..good luck jo.."

"Bibi gulbadan..aku pergi..doakan aku ya.."

"Tentu sayang...good luck ! "

Jodha segera menuju ke pemberhentian bus. Dia melihat ke jam tangannya. Sekarang sudah jam 16.30.
Perjalanan menuju pusat kota memakan waktu minimal 30 menit.

"Oh Tuhan...semoga tidak macet..", doanya dalam hati.

Tuhan sepertinya mendengarkan doa jodha. Perjalanan bus lancar dan akhirnya jodha sampai di tempat tujuan.

#MOHAMMAD OFFICE BUILDING

Sebuah bangunan tinggi pencakar langit yang full glassess. Jodha menghela nafas, lalu dia cepat menuju ke lobby.

Petugas front office mengatakan kalau interview berada di lt.87....geezzz

Jodha segera pergi ke lift menuju lt.87..

'Ting !

Seorang wanita cantik menyambut kedatangan Jodha.

"Miss. Jodha Bai...? "

"Ya..saya.."

"Anda terlambat nona.. Mr. Mohammad sudah menunggu dari tadi.."

"Maaf.. saya ada keperluan mendadak.."

"Silahkan ikut saya.."

Mereka masuk di sebuah ruangan yang luas.
Nuansa putih dan abu-abu mendominasi warna lantai, langit-langit..hingga ke furniturnya.

Sebuah meja mahony besar dengan kursi yang menghadap ke arah pemandangan indah pusat kota menjadi pusat perhatian Jodha.

Tampak seorang lelaki yang duduk membelakanginya sedang asyik memandang keluar.

"Maaf Mr.Mohammad...Miss.Jodha Bai sudah datang..", suara sang sekretaris membuyarkan lamunan sang boss.

Lalu sang CEO berbalik...
DEG !! Ah..dia sangat tampaaan...batin jodha bersorak..
Tubuhnya yang atletis..dadanya yang bidang..rambut rapi dan sedikit basah serta wajah seperti dewa yunani membuatnya terlihat sangat 'hot '.

Dan matanya yang bersinar ke biruan..serta senyum di bibir sexynya membuat semua gadis meleleh di pelukannya.

Jodha merasakan hal yang aneh pada dirinya..
Perasaannya begitu gugup..jantungnya berdebar-debar tak menentu.
Andai dia kekasihnya pasti jo sudah berlari memeluk dan menciuminya..
Gezzz..pikiranku sungguh liar..

"Oke..Charla..terimakasih.." suara sexynya terdengar.

Charla sang sekretarispun pergi..

Sang CEO, Mr.Jalalludin Mohammad ganti menatap Jodha yang yang masih terpesona melihatnya.

"Miss.Jodha Bai...Miss.Jodha..." seru sang CEO tampan sambil menatap lurus ke arah Jodha .

Jodha tersentak, wajahnya merona merah..
Tak di sangkanya dia punya fantasi seliar itu.

"Emm...maaf Mr.Mohammad..ya saya sendiri.."

"Anda terlambat..."

"Maaf..tadi ada keperluan mendadak...teman saya adikknya tiba-tiba mendadak kambuh sakitnya dan ia harus segera membawanya ke Rumah Sakit untuk berobat...jadi saya menggantikan siftnya...maaf "

"Anda tahu Miss.Jodha..saya orang yang sangat sibuk.. dan saya suka

dengan orang-orang yang tepat waktu..."

Jodha menggigit bibir bawahnya...merasa bersalah dan tak berdaya.

"Apa anda tahu pekerjaan apa yang saya tawarkan..? "

"Uum...sebagai Tutor di perusahaan anda Mr.Jalal..? "

"Saya koreksi...bukan tutor untuk perusahaan...tapi untuk anak saya.."
 
Jodha terkejut..dia berpikir kalau CEO tampan ini masih single..tapi ternyata..Ah..dia sudah menikah dan punya anak...jodha menghela nafas.

Semenit yang lalu dia merasakan sebaliknya.

"Saya sudah membaca biodata anda Miss.Jodha..anda telah lulus dengan CUMLAUDE dari sebuah universitas terkenal..dan anda telah membuat tesis yang sangat bagus hingga anda mendapat penghargaan..."

Mr.Jalalludin Mohammad berhenti lalu melanjutkan..

"Saya  ingin tahu, apakah anda orang yang tepat untuk membantu mendidik anak saya. ".

Mr.Jalaludin Mohammad berhenti sejenak, lalu menambahkan..

 "Tapi saya lebih suka orang-orang yang tepat waktu Miss.Jodha...itu membuktikan kalau mereka berdedikasi penuh pada pekerjaannya.."

Jodha tercekat..apakah ini berarti..??

"Lalu bagaimana dengan kesempatan saya Mr.Mohammad ?  Saya yakin bisa memberikan pelajaran yang terbaik buat putra anda..", tanya Jodha penuh harap.

 
Mr.Jallaludin Mohammad terdiam...
Dia hanya memandangi Jodha dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Raut wajahya datar...tak terbaca..

Jodha merasa kikuk..seolah ditelanjangi oleh pria tampan di depannya. Tatapan pria tampan di hadapannya ini benar-benar membuatnya salah tingkah. Jantungnya berdebar-debar.
Tatapan matanya yang tajam..bibirnya yang sexy..
Dadanya yang bidang..membuat tubuhnya meremang..menginginkan sentuhannya..ciumannya..
Geezz...kenapa pikiranku seliar ini..batinnya
Jodha kembali menggigit bibir bawahnya.

Mr.Jalalludin Mohammad tersenyum tipis melihat Jodha yang nervous.
Sebuah senyum yang hampir tak terlihat...
lalu dia menjawab..

"Saya akan memberi anda kabar...Miss.Jodha.."

Jodha merasa lemas.. harapannya untuk bisa bekerja dengan pria tampan ini pupus sudah.

"Emm..baiklah Mr. Mohammad... terimakasih atas waktu anda.."
Jodha menjabat tangan Mr.Mohammad.

Jodha menahan sesak di dadanya..diapun segera berbalik ke pintu, tak berani menatap sang CEO.
Yang pasti akan membuatnya lebih salah tingkah lagi.

Lalu dengan langkah cepat diapun masuk lift.

Di dalam lift dia mengambil nafas dalam-dalam..
Meredakan gemuruh di dadanya..
Tuhan..kenapa dadaku bergemuruh seperti ini..
Aku baru saja mengenalnya..

MILLIONER'S LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang