PART 34

6K 214 8
                                    


* MANSION HUMAYUN

Sebuah mansion berarsitektur alexandria abad 20 an berdiri megah di sebidang tanah yang sangat luas. Halaman penuh dengan tanaman teh perdu yang membentuk sebuah pola tertentu yang disebut Labirin.

Jodha terpana di dalam mobil limosin yang membawanya dari kediaman rumah Jalal.

Berbeda dengan mansion Jalal yang berarsitektur modern dan high tech. Masion Humayun sangat memanjakan mata orang-orang yang menyukai segala hal yang berbau  classic.

Saat mata Jodha tengah asyik menjelajahi keindahan artistik mansion Humayun dia dikejutkan dengan sentuhan lembut di telapak tangannya.

"Ayo masuk..", suara khas Jalal lembut di telinga Jodha.

Jodha tergagap...

"Ah, i..iya..", mata indahnya mengerjap.

Jalal tersenyum..

Sambil mengenggam jemari lentik Jodha Jalal mengamitnya sampai di depan pintu utama Mansion. Dimana disana sudah berdiri Sekretaris rumah tangga Humayun., Haikal.

"Selamat malam tuan muda Jalal..", ucapnya sambil setengah membungkukkan badan.

"Selamat malam Paman Haikal..", ucap Jalal tersenyum.

"Tuan Humayun sudah menunggu tuan muda dan nona di ruang makan keluarga.."

"Apa pamanku sudah datang? "

"Tuan Bhairam Khan sudah datang sejak pagi tuan muda.."

"Hmm...", Jalal tersenyum tipis.

Haikal mempersilahkan dan mendampingi kedua sejoli masuk ke dalam.

*Dining Room...

Suasana hening di meja makan. 

Humayun duduk di ujung meja. Disebelahnya tampak seorang cantik setengah baya yang wajahnya tampak tertunduk.

Jalal duduk di depan sang wanita sambil menatapnya tajam. Di sebelahnya Jodha duduk dengan anggun. Meski sedikit kikuk tapi dia berusaha tak memperlihatkannya.
Jemari Jalal tak lepas menggenggam jemari gadis itu. Berusaha memberinya support. Jodha membalasnya dengan senyuman yang teramat manis. Jalal pun mau tak mau tersenyum bahagia.

Semua tingkah laku mereka berdua tampaknya tak luput dari penglihatan tajam sang millioners tua, Humayun.

Sedangkan Bhairam Khan yang duduk di ujung satunya hanya tersenyum simpul melihat adegan manis kedua sejoli tersebut.

"Jadi ini wanitamu itu ? ", Suara Humayun memecah keheningan.

Jalal mengangguk mantap.

"Apa dia sudah tau bagaimana menjadi seorang Khan ?  Aku dengardia hanya seorang wanita kalangan biasa ! ", ucap Humayun sarkastik.

Jalal menatap ayahnya dengan tajam.

"Apa maksudmu..ayah ?"

"Aku tau dia lulusan terbaik di sebuah universitas ternama, dia juga menulis essay yang bagus..."ucap Humayun lagi.

"Tapi bukan hanya itu saja yang harus kau perhatikan Jalal. Kau juga harus melihat asal usulnya, keluarganya, pergaulannya...dan banyak lagi. Dia haruslah wanita terbaik dari yang terbaik. Tidak hanya cantik fisik tapi juga keseluruhannya...", lanjut Humayun.

"Bagaimana denganmu sendiri ayah? Kau memilih wanitamu seperti dia dan MEMBUNUH IBUKU ???.. wanita terbaik dari yang terbaik ????, Suara Jalal meninggi sambil menunjuk ke arah wanita di depannya yang semakin menunduk.

MILLIONER'S LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang